Fimela.com, Jakarta Sekitar satu tahun proses produksi, film Boboiboy 2 menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Hal itu diungkapkan sutradara film Boboiboy 2, Nizam Abd. Razak belum lama ini. Ia menambahkan, bahwa proses pembuatan juga cukup singkat untuk film animasi. Meski demikian, ia memastikan kualitasnya tidak akan mengecewakan penggemar khususnya di Indonesia.
Selain dikenal sukses membuat Upin & Ipin yang kemudian berlanjut di buat versi layar lebar, film kartun Boboiboy juga dibuat versi layar lebar. Setelah yang pertama resmi dirilis pada tahun 2016 silam, sekuel film kartun asal Malaysia itu juga telah merilis skuelnya tahun ini.
Sutradara film Boboiboy 2, Nizam Abd Razak berbagi cerita kepada wartawan Liputan6.com terkait proses animasi terbarunya yang dibuat secara cepat yang hanya membutuhkan waktu satu tahun. Menurutnya, proses produksi film Boboiboy 2 lebih cepat dari yang lain. Pembuatan film animasi bisa memakan waktu dua hingga empat tahun.
Advertisement
BACA JUGA
“Peluncuran di Indonesia dulu ada soundtrack yang diisi oleh D’Masiv. Sekarang tidak ada. Bukannya kami tidak mau tapi waktu produksi kami sangat pendek. Kami mulai menggarap Boboiboy 2 sejak Juni tahun lalu dan baru tuntas Juni 2019 kemarin,” kata Nizam Abd. Razak kepada Showbiz Liputan6.com, di Jakarta, baru-baru ini.
Seperti diketahui, dalam film Boboiboy pertama yang dirilis tahun 2016 silam, melibatkan musisi Indonesia untuk mengisi soundtracknya. Lagu Di Bawah Langit Yang Sama milik band D'Masiv mengisi soundtrack film Boboiboy. Sedangkan sekuelnya tidak lagi menggunakan Rian dan kawan-kawan.
Advertisement
Waktu Singkat
Mengingat proses Boboiboy 2 yang singkat dan biaya produksi yang tinggi, Boboiboy 2 tidak lagi mengandeng musisi Indonesia untuk mengisi soundtrack.
“Kami tidak sempat bikin kolaborasi dengan musikus Indonesia. Biaya produksi film ini sendiri mencapai 24 miliar rupiah,” ujar sutradara kelahiran 14 Agustus 1983 ini.
Dalam film sekuelnya ini, Nizam Abd. Razak berharap bisa melampui yang pertama. Terlebih, kalau melihat biaya produksi yang tinggi. Tapi, ia menyerahkan target penontonnya kepada produser. Ia juga optimis melihat tambahnya layar bioskop yang mencapai 5 kali lipat dari yang pertama.
“Sebab kami tahu biaya produksinya besar. Tapi jelas saya berharap pendapatan film ini lebih baik dari jilid pertama. Saya optimistis mengingat jumlah bioskop yang menayangkan film Boboiboy meningkat. Jilid pertama hanya 30 layar, sekarang ada sekitar 150 layar. Mestinya melampaui pencapaian yang pertama,” pungkas Nizam Abd. Razak.