Fimela.com, Jakarta Ussy Sulistiawaty sudah memiliki segalanya sebagai seorang perempuan. Di samping kariernya yang moncer di industri hiburan Tanah Air, kehidupan pribadinya pun terbilang bahagia lantaran memiliki keluarga harmonis bersama Andhika Pratama, dengan empat anak perempuan yang mereka rawat bersama.
Di luar sisi keartisannya, sosok Ussy Sulistiawaty sebagai seorang ibu memang menarik untuk diulas. Perempuan 37 tahun itu mengaku bahagia atas apa yang ia miliki sekarang, empat orang anak dimana dua di antaranya sudah memasuki usia remaja.
Memang, dari empat anaknya, Nur Amalia Putri (Amel) dan Syafa Al Zahra (Ara) sudah berusia 14 tahun dan 13 tahun. Memiliki banyak anak memang merupakan impiannya sejak lama, terlebih keseluruhannya berjenis kelamin perempuan yang seolah menjadi pengobat sepi masa kecilnya di keluarga.
Advertisement
"(Punya empat anak perempuan) Luar biasa, karena memang aku suka sama anak perempuan. Aku dulu perempuan satu-satunya di rumah, empat orang cowok kakak-adikku," ujar Ussy Sulistiawaty saat berbincang dengan Fimela, beberapa waktu lalu.
Ussy menyatakan bahwa saat kecilnya tak memiliki teman main sekaligus teman mencurahkan rasa. Dan ketika sekarang ini dirinya memiliki anak-anak perempuan, seolah ada satu rasa yang bisa tersalurkan.
BACA JUGA
"(Saat kecil) Aku nggak pernah punya temen main, temen ngobrol, dan sekarang punya anak perempuan yang bisa aku dandanin, bisa aku ajak curhat, dan lain-lain. Jadi ya ini memang keinginan aku dari dulu punya anak banyak dan Alhamdulillah dikasih banyak dan perempuan," tambahnya.
Sebagai seorang ibu yang menjaga empat orang anak tak ayal menuntut Ussy Sulistiawaty harus bisa 'multi tasking'. Terlebih, keempat anaknya memiliki kepribadian yang berbeda-beda, yang mengharuskan dirinya bisa melakukan penyesuaian terhadap masing-masing anak.
Masih menurut Ussy Sulistiawaty, Amel, Ara, Elea, dan Sheva memiliki sifat yang berbeda-beda. Ia pun menjelaskan satu persatu bagaimana tipikal anak-anaknya tersebut.
"Amel itu lebih tertutup, istilahnya mendem. Kalau Ara lebih extrovert, terbuka. Jadi pendekatan aku ke Amel dan Ara itu pasti beda. Kalau ke Amel itu aku harus pelan-pelan masuknya, harus ngoreknya pelan, kalau Ara tuh bisa langsung, jebrat-jebret, karena Ara lebih bisa nerima," terangnya.
"Kalau Elea anak yang sangat sensitif, kita ngomong kenceng dikit aja dia bisa nangis, sedih. Kalau Sheva itu tomboy, lebih cuek, lebih berani. Nah mungkin nanti pendekatannya beda lagi pasti," tutur Ussy melanjutkan.
Membesarkan empat orang anak dengan pendekatan yang berbeda bagi perempuan yang juga sempat menjadi solois itu tidak lah sulit. Bisa dibilang, ia memang memiliki sifat yang tegas terhadap anak-anaknya.
Ussy pun sadar betul, perkembangan tekhnologi saat ini bisa memberikan dampak buruk bagi anak-anak. Bahkan, untuk dua anaknya yang remaja, Amel dan Ara, Ussy Sulistiawaty belum sepenuhnya memberi kebebasan perihal gadget yang digunakan.
Advertisement
Sosok Ibu Protektif
Ussy mengakui, sebagai seorang ibu, sikap protektif terhadap anak sangat dibutuhkan. Ia merasa, selama belum menjadi perempuan dewasa, mereka masih berstatus sebagai anak-anak, dan itu berarti masih menjadi tanggung jawab penuh dirinya sebagai orangtua.
"Semua anak-anakku nggak ada yang boleh pegang Instagram, tidak ada yang boleh dan mereka nurut. Jarang-jarang kan anak umur 14 tahun (Amel) dan 13 tahun (Ara) yang nurut gitu," kata Ussy Sulistiawaty.
Hal yang demikian pun berlaku pada gawai yang dimiliki. Untuk Amel dan Ara yang sudah diberikan gadget pribadi, Ussy selalu memastikan jika ia dan Andhika Pratama bisa mengakses semua perangkat pribadi sang anak.
Ussy tak peduli jika anak usia remaja seperti Amel dan Ara sudah sepatutnya memiliki privasi. Ia menganggap, sebelum memasuki usia dewasa, Amel dan Ara masih di bawah kuasanya penuh sebagai ibu, yang berarti ia lah orang yang harus bertanggung jawab atas kedua anaknya tersebut.
"Di rumah aku memang tidak membolehkan anak-anak aku itu punya rahasia. Jadi handphone mereka PIN-nya berapa aku harus tahu, kamar nggak boleh dikunci. Kalau mereka mau punya privasi sendiri, nanti kalau mereka udah bisa cari duit sendiri, baru boleh begitu. 'Selama kalian masih hidup dari mamah papah, selama kalian masih makan dari rejeki mamah papah, kalian itu masih under kita, masih tanggung jawab kita'. Kalau kalian udah dewasa, baru silakan punya privasi sendiri," tegasnya.
Beruntung bagi Ussy, anak-anaknya, khususnya yang sudah memasuki usia remaja mengerti akan tanggung jawab besar yang ia emban. Sampai saat ini, perempuan kelahiran 13 Juli 1981 itu menuturkan jika Amel dan Ara masih menuruti apa yang ia tekankan.
"Mereka harus tahu kalau papah mamahnya itu bukan untuk ditakutin, tapi disegani, jadi mereka nggak boleh takut cerita apapun ke kita. Aku juga bilang kalau kakak (Amel dan Ara) punya perasaan apa-apa, bilang, mereka setuju dan nyaman, dan mereka belum bilang apa-apa sampai sekarang," papar Ussy Sulistiawaty.
Tak ayal, sikap manut yang ditunjukkan anak-anaknya atas apa yang ia terapkan dalam keluarga membuat Ussy bangga menjadi seorang ibu. Ia menganggap dengan sikap penurut dari anak-anaknya ini, apa yang diajarkannya sebagai orangtua telah dikecap dengan baik. Ya, Ussy bangga karena berhasil memberikan nilai baik untuk anak.
"Aku bangga ketika anak-anak aku itu tetap menjadi anak penurut, jadi ajaran aku berhasil dan sejauh ini aku bangga karena mereka masih jadi anak penurut," papar Ussy Sulistiawaty.
Lebih Senang Disebut Pebisnis
Sikap multi tasking dalam membesarkan anak-anaknya yang memiliki perbedaan sikap ternyata juga dipergunakan Ussy Sulistiawaty dalam mengelola bisnisnya. Terhitung, sampai saat ini, Ussy dan Andhika Pratama sukses mengelola berbagai cabang bisnis, mulai dari properti, alat kecantikan, sampai produk kuliner.
Terhitung sudah mapan di berbagai lini bisnis tak membuat Ussy Sulistiawaty kendor melakukan pengawasan. Bahkan, dengan sedikit berkelakar, ia mengaku bisa mengontrol keseluruhan usahanya sambil mengerjakan hal lain dalam waktu yang bersamaan.
"Ya pasti bisa dibagi waktunya lah (mengelola banyak bisnis), karena kan aku juga punya tim, punya karyawan. Pasti bisa lah dibagi-bagi karena mereka kan udah punya pegangan masing-masing. Lagi gini aja nih (sambil interview) aku masih bisa ngurusin kerjaan, jadi multi tasking, jadi pasti tetep mengontrol," ungkapnya sambil tertawa.
Sama seperti mengurus anak, sikap demikian yang diambil Ussy tak terlepas dari rasa tanggung jawab. Ia sadar betul, nama besarnya sebagai publik figur sudah menjadi modal awal dalam setiap lini usahanya.
Namun tak bisa berhenti di titik tersebut, yang kemudian harus dilakukan adalah terus mengontrol agar nama besarnya yang menjadi brand bisnis bisa berbanding lurus dengan kualitas setiap usaha yang ia jalani.
"Berbisnis lebih mudah karena menjual nama besar aku setuju, tapi balik lagi, kalau misalnya kita hanya menjual keartisan tanpa kita menjaga kualitasnya, menjaga pelayanannya, itu pasti akan amburadul juga. Memudahkan paling gini, misalkan pertama kali nih kita bikin Pisang Goreng Ussy, tinggal upload, orang pasti mau nyoba, 'ah gua mau nyoba ah pisang gorengnya Ussy'. Tapi kalau ternyata nggak enak, orang juga nggak akan balik lagi beli. Tapi kalau enak orang pasti beli lagi. Makanya kualitas itu pasti tetep penting," jabarnya.
Hal itu pun pada akhirnya dijadikan Ussy sebagai 'senjata andalan' ketika lini bisnisnya dianggap hanya menjual popularitas semata.
Terakhir, Ussy juga menegaskan jika harus memilih, ia lebih ingin menjadi bisnis women dan rela menanggalkan statusnya sebagai selebritas. Selain menjadi media pembelajaran, berbisnis, menurutnya juga bisa menjadi ladang pahala ketika ia bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.
"Kalau bisnis itu kan sebenernya media kita buat belajar juga ya. Kalau artis kan yang dijual kitanya, kalau bisnis kita harus pakai strategi, putar otak, kita juga bisa menjadi wirausahawan yang punya karyawan, buka lapangan kerja gitu," pungkas Ussy Sulistiawaty.