Rumah Merah Putih Jadi Pembuka Trilogi Film dari Perbatasan Indonesia

Pevita Pearce berkulit hitam dan berambut pirang di film terbaru, Rumah Merah Putih

Fimela.com, Jakarta Duet pasangan Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen kembali menunjukan kecintaannya terhadap Indonesia lewat media film. Film kesembilan Alenia Pictures, rumah produksi yang mereka kelola berjudul Rumah Merah Putih akan mulai tayang di bioskop tanah air mulai tanggal 20 Juni 2019.

Film yang dibintangi oleh Pevita Pearce dan Yama Carlos itu mengangkat tema kisah persahabatan dan kecintaan terhadap tanah air anak-anak di perbatasan Nusa Tenggara Timur.

[Fimela] Ari Sihasale - Nia Zulkarnaen — Preskon film Rumah Merah Putih (Adrian Putra/Fimela.com)

Menurut Nia Zulkarnaen, film Rumah Merah Putih merupakan awal dari trilogi film yang mengangkat tema perbatasan yang akan diproduksi oleh Alenia Pictures.

"Rumah Merah Putih adalah film kesembilan Alenia Pictures, ini Insya Allah awal dari trilogi perbatasan yang akan kami buat. Dari NTT, nanti Papua, terus Kalimantan," ungkap Nia Zulkarnaen saat press screening di kawasan Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (17/6/2019).

Rumah Merah Putih bercerita tentang persahabatan Farel Amaral dan Oscar Lopez yang tinggal di perbatasan NTT dan Timor Leste. Cerita berawal dari satu minggu menjelang perayaan 17 Agustus, dimana Farel dan Oscar beserta dua sahabatnya yang akan mengikuti lomba panjat pinang. Berbagai masalah pun menimpa mereka setelah itu.

Jiwa Nasionalis

[Fimela] Preskon film Rumah Merah Putih — Preskon film Rumah Merah Putih (Adrian Putra/Fimela.com)

Meski mengedepankan cerita dengan anak-anak sebagai tokoh utamanya, nyatanya ada muatan penting yang ingin disampaikan dari film Rumah Merah Putih. Menurut sang sutradara, Ari Sihasale, filmnya tersebut merupakan gambaran original bagaimana masyarakat diperbatasan memiliki jiwa nasionalis yang tinggi.

"Yang kami ingin sampaikan adalah bahwa rasa cinta pada indonesia, pada tanah air jangan sampai hilang, saya melihat itu dari anak-anak diperbatasan NTT-Timor Leste. Mereka dalam keadaan apapun tetap mencintai Indonesia, itu yang saya mau bawa ke sini," pungkas Ari Sihasale.