Fimela.com, Jakarta Tanggal 30 Maret diperingati sebagai Hari Film Nasional (HFN). Alasan tanggal 30 maret menjadi Hari Film Nasional karena pada tanggal tersebut merupakan hari pertama syuting film Darah dan Doa (rilis internasional dengan judul The Long March) pada 30 Maret 1950.
Film Darah dan Doa merupakan film pertama Indonesia yang disutradari dan diproduseri oleh orang pribumi. Tahun ini, HFN diperingati dengan meriah. Salah satunya dengan penandatanganan prasasti lokasi pertama pembuatan film Darah dan Doa karya Sutradara Usmar Ismail.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) akan memperingati Hari Film Nasional (HFN) ke-69, menggelar angkaian acara yang digelar pada HFN tahun ini adalah Kampanye Film, Pameran Sejarah Perfilman, Pemutaran Film Indonesia, Bincang Film, dan Apresiasi Kesetiaan. Puncaknya akan dilaksanakan pada Kamis (28/3) - Sabtu (30/3) Maret bertempat di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Kemendikbud, Jakarta.
Advertisement
BACA JUGA
Kepala Pusbangfilm Maman Wijaya mengatakan tema besar HFN tahun ini adalah Film Indonesia Keren. Pameran perfilman akan menampilkan film Indonesia dari masa ke masa, diisi oleh beberapa pemangku kepentingan perfilman, seperti Sinematek Indonesia yang akan menampilkan arsip, peralatan perfilman, dan data perfilman.
Pejuang stunt menampilakan atraksi pemeran pengganti (stunt), slowmobooth menampilkan demo kamera slowmo, asosiasi casting Indonesia, demo make-up, dan visual effect. AINAKI menampilkan animasi Indonesia, pertunjukan Unyil legendaris dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, animasi virtual, dan sebagainya.
Â
Puncak Perayaan HFN yang berupa seremonial dilaksanakan pada Jumat (29/3) mulai pukul 13.00- 15.00, yang ditandai dengan rangkaian acara sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, serta dihadiri Presiden RI Joko Widodo.
"Yang akan sekaligus memberikan Apresiasi kesetiaan kepada 10 sineas Indonesia yang telah bekerja lebih dari 30 tahun di bidangnya masing-masing, dan menyerahkan sertifikat kompetensi secara simbolis kepada insan film yang telah bersertifikat pada Hari Film Nasional," kata Maman Wijaya, Rabu (27/3).
Â
Advertisement
Perayaan di Berbagai Daerah
Perayaan HFN ini juga diperingati di berbagai daerah, antara lain di Bandung Jawa Barat, Sulawesi Barat, Sumatera Barat, dan beberapa wilayah lainnya dengan menggunakan berbagai fasilitas milik Kemdikbud di daerah.
Fasilitas itu antara lain mobil bioskop keliling 127 unit, peralatan pemutaran film 40 unit, Laboratorium Seni Budaya dan Film (LSBF) 73 unit di 73 sekolah di Indonesia serta di 24 SMK yang telah membuka program studi film di sekolahnya masing-masing. Dlam sambutan yang dibacakan oleh Maman Wijaya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa tanggal 30 Maret merupakan hari bersejarah bagi perkembangan perfilman Indonesia.
"Di mana tepatnya 69 tahun lalu sutradara Indonesia, yaitu Usmar Ismail memproduksi film pertamanya berjudul Darah dan Doa. Jadi layak jika 30 Maret disebut sebagai hari bersejarah bagi para insan perfilman Indonesia," katanya.
Â
Perayaan di Berbagai Daerah
Mendikbud menambahkan bahwa almarhum Usmar Ismail telah mendapatkan gelar sebagai Bapak Film dan saat ini sedang diusulkan sebagai Pahlawan Nasional bidang perfilman. Darah dan Doa menjadi film pertama Indonesia, karena sutradara dan para kru adalah putra dan putri Indonesia.
Peringatan HFN diharapkan menjadi momentum berharga dan bermakna bagi masyarakat Indonesia. Karena film Indonesia bukan hanya sebagai cermin budaya bagi bangsa, melainkan juga sebagai refleksi bagi insan perfilman serta perwujudan kecintaan masyarakat terhadap perfilman Indonesia yang semakin berkembang.
Lebih lanjut, Mendikbud mengharapkan agar film Indonesia di samping sebagai tontonan juga dapat menjadi tuntutan yang dapat mendukung peningkatan karakter bangsa. Mendikbud menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus mendukung dan mengapresiasi karya film anak bangsa.
Advertisement
Gelar Pahlawan
Mendikbud menambahkan bahwa almarhum Usmar Ismail telah mendapatkan gelar sebagai Bapak Film dan saat ini sedang diusulkan sebagai Pahlawan Nasional bidang perfilman. Darah dan Doa menjadi film pertama Indonesia, karena sutradara dan para kru adalah putra dan putri Indonesia.
Peringatan HFN diharapkan menjadi momentum berharga dan bermakna bagi masyarakat Indonesia. Karena film Indonesia bukan hanya sebagai cermin budaya bagi bangsa, melainkan juga sebagai refleksi bagi insan perfilman serta perwujudan kecintaan masyarakat terhadap perfilman Indonesia yang semakin berkembang.
Lebih lanjut, Mendikbud mengharapkan agar film Indonesia di samping sebagai tontonan juga dapat menjadi tuntutan yang dapat mendukung peningkatan karakter bangsa. Mendikbud menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus mendukung dan mengapresiasi karya film anak bangsa.