Fimela.com, Jakarta Untuk keempat kalinya, Festival Sinema Australia Indonesia kembali digelar. Film-film terbaik dari Indonesia dan Australia nantinya akan tayang berkeliling ke beberapa kota seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, Bandung, dan Mataram. Berbagai jenis film dari dua negara tersebut pun diputae secara gratis.
Festival ini akan dibuka dengan pemutaran perdana Ladies in Black di Indonesia. Film yang berlatarbelakang tahun 1959 ini menunjukkan awal transformasi Australia menjadi negara multikultural. Disamping itu, film dokumenter tentang tentang salah satu seniman penduduk asli Australia berjudul Gurrumul juga akan ditayangkan tahun ini.
Tak ayal, hal tersebut pun membuat bangga salah satu sineas tanah air, Mira Lesmana. Menurutnya, festival Sinema Australia Indonesia sangat penting untuk menjalin hubungan harmonis dua belah pihak dalam industri perfilman.
Advertisement
"Saya sangat bangga di sini. Ini adalah sangat penting mengadakan festival seperti ini, terutama untuk Indonesia dan Australia. Aku sangat percaya ini sangat penting," ucap Mira Lesmana saat konferensi pers, Jumat (8/3/2019).
BACA JUGA
Kehadiran Mira Lesmana tak terlepas dengan ikut sertanya dilm Ada Apa Dengan Cinta 2 di Festival Sinema Australia Indonesia tahun ini. Disamping itu, film Indonesia lain yang juga akan tayang adalah film karya Kamila Andini, The Seen and Unseen.
"Bahwa film-film yang dipilih dalam festival ini sangat menarik seperti yang sudah tadi disebutkan. Terus ada juga family drama, science fiction, dokumenter. Ini juga menandakan bahwa genre yang banyak bisa menyatukan penonton," tutur Mira Lesmana.
Â
Advertisement
Bentuk Cinta
Sementara itu, Duta Besar Australia, H.E. Mr Gary Quinlan mengatakan penyelenggaraan FSAI ini adalah bentuk kecintaan warga Australia dan Indonesia terhadap karya visual, terutama film. Film-film yang ditayangkan pun dianggap sudah memenuhi indikator film-film yang menarik untuk ditonton.
"Tentu saja indikator pertama kita memilih film yang menarik banyak penonton," pungkasnya.