Fimela.com, Jakarta Lady Gaga, penyanyi yang bernama asli Stefani Germanotta membuat rekor lewat debut aktingnya di film A Star is Born. Meskipun tak menang, Lady Gaga masuk sebagai nominator Piala Oscar 2019 untuk kategori Aktris Utama Terbaik.
Namun, untuk kategori lain Lady Gaga berhasil membawa pulang piala Oscar 2019 untuk kategori Original Song Oscar terbaik dengan lagunya Shallow. Tentu ini adalah pencapaian luar biasa, karena hanya dalam satu film saja Lady Gaga bisa menembus Academy Awards.
Sebagai seorang wanita, perjalanan Lady Gaga layak dijadikan inspirasi. Karena untuk mencapai titik karir akting saat ini, Gaga menemui banyak penolakan karena diragukan kemampuan aktingnya.
Advertisement
BACA JUGA
Sukses sebagai penyanyi yang penuh kontrovesial mungkin membuat jalan hidupnya terjal dan berliku. Dibalik sosoknya yang tangguh, sebenarnya Gaga sering merasa rapuh. Tiga kali cintanya kandas.
Saat pertunangannya dibatalkan, Gaga menderita fibrimyalgia yang membuatnya harus dirawat di rumah sakit dan membatalkan konser. Dia harus bergrlut dengan imsonia, depresi, dan serangan panik.
Saat hidupnya mulai kembali normal, dia selalu bermimpi untuk akting dalam film. Tapi, tak ada orang yang percaya dia bisa akting. Apalagi karir musiknya disebut sebagai sensasi pop dunia. Berbagai kontroversi menutupi bakat akting Lady Gaga.
Advertisement
Casting Ketat
Ketika remake A Star Is Born mau dibuat, audisi digelar ketat. Sebelumnya, nama-nama besar dalam dunia perfilman digadang-gadang memerankan tokoh Ally dan Jackson Maine.
Beberapa nama tersebut di antaranya Jennifer Lopez dan Will Smith, Tom Cruise, Beyonce hingga Leonardo Dicaprio, dilansir dari Useless Daily.
Nama-nama seperti Clint Eastwood juga disebut pernah nyaris menyutradarai film ini. Hingga akhirnya Bradley Cooper menyutradarai sekaligus berperan sebagai Jackson Maine di film ini dan Lady Gaga memerankan tokoh Ally.
Tanpa Make Up
Ally adalah pelayan keturunan Italia-Amerika dan seorang penyanyi bar yang bertemu dengan bintang musik country di sebuah bar. Keduanya tertarik satu sama lain dan membuat sejumlah karya musik bersama-sama. Jalinan cinta pun terjalin di antara keduanya.
Ally menyerah dengan mimpinya untuk jadi penyanyi karena merasa penampilannya kurang mendukung. Ingatan Gaga dipanggil sebagai gigi kelinci membuatnya langsung bisa masuk dalam karakter Ally. Ditambah dengan banyaknya cibiran atas penampilannya sebagai superstar, Ally seperti menjadi gambaran dirinya sendiri.
Sejatinya, penampilan glamor dan make up dramatis adalah caranya menghindari cibiran. Dia merasa tak nyaman dengan segala kritikan yang diterimanya. Tapi Ally menuntutnya tampil tanpa make up.
Awalnya, Gaga ikut audisi dengan riasan ala no-makeup makeup. Ia juga mewarnai kembali rambutnya menjadi cokelat sesuai warna aslinya.
Advertisement
Totalitas
Melihat wajah Gaga yang masih dipenuhi riasan, sang sutradara sekaligus aktor utama Bradley Cooper (43) keberatan. Ia segera membersihkan riasan di wajah Gaga dengan tisu wajah. Bradley ingin Gaga tampil apa adanya sesuai karakter Ally yang diperankan.
Sikap Bradley sempat menuai kritik. Namun Gaga membela. Menurut aktris bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta ini, wajah polos tanpa riasan membantunya mendalami karakter.
"Hal (tanpa riasan) itu menempatkan saya pada tempat seharusnya, karena ketika karakter saya berbicara tentang betapa dia merasa buruk rupa, hal itu nyata. Meski saya sangat tidak nyaman (tanpa riasan)," beber dia.
Ternyata, rasa tidak nyaman itulah yang membuat aktingnya maksimal. Menaklukkan ketakutan dan menjadi diri sendiri adalah kunci keberhasilan akting Lady Gaga dalam A Star is Born.