Fimela.com, Jakarta Bagi Shahnaz Haque, menjadi seorang perempuan adalah takdir, sementara menjadi isteri adalah pilihan, dan menjadi ibu adalah keputusan penuh komitmen tinggi. Karenanya, ia mengatakan bahwa menikah hanya untuk yang berani.
"Setelah memenuhi takdir, menentukan pilihan, saya menjadi seorang ibu. Penuh komitmen tinggi yang luar biasa. Karena harus menyampingkan keinginan pribadi selamanya," tulis Shahnaz di laman Instagramnya, shahnaz.haque baru-baru ini.
Menjalani pernikahan hampir 18 tahun, Shahnaz mengaku sudah terbiasa dengan kepentingannya yang tertunda. Pasalnya, Shahnaz selalu menempatkan diri pada baris akhir di antara suami dan anak-anaknya.
BACA JUGA
"Akan genap 18 tahun, saya lupa mau apa dalam hidup. Karena terbiasa kemauan saya selalu ada di urutan terakhir sesudah melahirkan 3 puteri yang bermasa depan penuh tantangan, juga suami yang memilih impian di luar kebiasaan umumnya," lanjutnya.
Namun, Shahnaz merasa selalu mendapatkan kepuasan pribadi. "Saya tetap menemukan kepuasan pribadi, ketika anak-anak jauh lebih hebat dari saya di umur mereka. Juga ketika suami menjadi terbaik di dunia yang digeluti," tutur Shahnaz Haque.
Advertisement
Impian yang Direvisi
Ketika ia mendapati bahwa rumah tangga, suami dan anak-anaknya memiliki kepentingan yang lebih besar, maka Shahnaz pun terus melakukan revisi atas impian-impian yang pernah ada dalam hidupnya.
"Apa impian saya? sudah tidak penting.Karena hidup itu berjalan di luar rencana yang pernah dibuat. Tetapi semua perempuan tetap harus memiliki impian. Walaupun pada akhirnya, banyak yang harus direvisi," tandas Shahnaz Haque.