Fimela.com, Jakarta Novel Yorick karya Kirana Kejora diadaptasi menjadi Yorick the Movie. Kisah film ini diharapkan dapat memberikan hiburan sekaligus inspirasi yang membangun. Dibintangi Andryan Bima, Ratna Riantiarno, Epi Kusnandar, Megantara, Nina Kozok, film ini bakat dibesut oleh sutradara Pepi Chappy dengan penata musik Tya Subyakto.
Dari Buku setebal 336 halaman, ini oleh Dexandra Bayu sebagai produser, dan Kin Fathuddin selaku produser eksekutif dialihmediakan dalam format layar lebar. Film yang diangkat berdasarkan kisah nyata, bernarasi ihwal perjuangan seorang anak laki-laki bernama Yorick, dari desa kecil di Kecamatan Panjalu, Ciamis ini, menurut Dexandra Bayu, "Akan memenuhi ekspektasi penontonnya," katanya di Jakarta, Selasa (11/12) sore.
Bukan semata unsur hiburannya yang akan disajikan, tapi juga inspirasinya. Tentang Yorick kecil, yang hanya dibesarkan oleh Mak Encum, neneknya yang buta huruf. Dalam kondisi serba kekurangan.
Advertisement
Kemiskinan yang mengakrabi Yorick kecil, tak membuat asanya menjadi manusia hebat sirna. Berkat didikan Mak Encum, Yorick kelak menemukan makna petuah, "Apa yang tidak membunuhmu, membuatmu menjadi kuat," katanya.
"Buktinya, meski sejak kecil hidup Yorick tidak menentu, menggelandang di jalan tanpa tujuan. Kemandirian, dan nilainilai budi pekerti dari Mak Encum diapegang dengan teguh," kata Ratna Riantiarno.
BACA JUGA
Berani hidup jujur, rajin, konsisten, dan pantang menyerah, berhasil membuat Yorick mengubah rasa kelaparan, hinaan, dan keterpurukan menjadi sesuatu yang positif, hingga dia berhasil melewati seleksi alam: yang terkuat yang menang.
Ditambahkan Ratna, Yorick terlatih berjuang mengandalkan seluruh kemampuan yang dimilikinya, bukan hanya untuk bertahan hidup, namun juga untuk terus bisa maju. Dengan bekerja serabutan, dari mencuci piring, mencuci sepeda motor, kuli angkut, servis komputer, sampai akhirnya menjadi programer IT.
Sampai akhirnya, hasil akhir tidak akan mengkianati proses yang harus dilaluinya. Buktinya, sebagaimana yang didapatkan sekarang. Bocah malang yang hanya diasuh neneknya itu, bisa membangun usahanya sendiri. "Rumusnya sederhana, beberapa kali terjatuh, tak membuatnya patah, apalagi menyerah, justru sebaliknya, semakin menjadikan semangatnya membesar," imbuh Ratna Riantiarno.
Tak pernah patah arang, itulah prinsipnya. Hingga kini, bisnisnya berkembang menjadi jaringan bisnis besar di berbagai negara.
Dari sini saja, menurut Epi Kusnandar, nilai-nilai perjuangan hidup yang harus dilalui dan dirayakan Yorick, dapat menjadi kaca benggala bagi pembaca novel Yorick, penonton film Yorick the Movie, sekaligus aplikasi Yorick.
Karena membaca novel Yorick, menurut Kirana Kejora, juga menonton film Yorick the Movie, yang bernarasi tentang orang-orang yang tak pernah mau menyerah, dan kalah oleh badai kehidupan. Adalah membaca dan menonton panggung perjuangan.
Sebagaimana dikatakan Pepi Chappy, kisah Yorick adalah kisah kita sebagai manusia. Jadi, "Menonton Yorick adalah menonton diri kita sendiri, " katanya.
Hal senada dikatakan Meghantara, yang dilibatkan sebagai pemain kunci, atau berlakon sebagai Yorick. Dia mengaku sangat tersanjung dilibatkan dalam film yang inspiratif ini.
"Yorick menurut gue, yang telah berbicara langsung dengan orangnya. Adalah sosok yang luar biasa. Karena dia mampu bertarung dengan kehidupan, dengan segala keterbatasannya. Kalau ada orang yang mampu bersahabat dengan badai, ya Yorick," kata Meghantara.
Dia melanjutkan, banyak kehidupan yang pilu dan penuh sembilu yang harus dilewati sosok Yorick, dari kecil. Sampai akhirnya sekarang Yorick benar-benar menjadi orang yang sangat sukses. "Meski kita ngga akan ngeh kalau dia sangat kaya raya sekali, berkat perjuangan hidupnya," katanya.
Yorick the Movie, menurut Meghantara, adalah kisah menginspirasi dari manusia bermental baja. Yang akan menjadi pembelajaran pembaca novel dan penonton filmnya.
Yorick the Movie yang menurut rencana akan edar dalam waktu dekat ini, dipastikan banyak memberikan pesan. Bahwa semua orang, tanpa terkecuali, layak untuk sukses. Meski memiliki keterbatasan finansial juga fisik sekali pun. Oleh karenanya, karya inspiratif putra Jawa Barat, yang mengusung motto, "keberanian yang akan mengantarkan pada kesuksesan” ini, bersiap tayang di 5 Negara. Dari Indonesia, Singapore, Hongkong, Brunei, dan Malaysia.