Fimela.com, Jakarta Perundungan atau yang lebih populer disebut sebagai bullying kerap terjadi dalam kehidupan sosial di Indonesia maupun di luar negeri. Bullying bisa terjadi pada siapapun, entah orang biasa maupun entertainer. Penyanyi Sheryl Sheinafia pun pernah mengalami hal tersebut.
Wajar saja jika dirinya sempat membuat lagu bersama Vidi Aldiano dan Jevin Julian mengenai bullying yang berjudul I Don't Mind. Karena hal tersebut sempat dialaminya, ia pun mengaku mudah dalam pembuatan liriknya.
Sheryl sendiri sudah sering dibully teman-teman dekatnya saat dirinya masih anak-anak. Saat itu postur tubuh pelantun Sweet Talk itu memang bisa dibilang sangat kurus, sehingga banyak yang mengatakan dirinya 'Skeleton'.
Advertisement
BACA JUGA
Tak terima dengan Bully yang sering kali didengarnya, Sheryl pun akhirnya memilih untuk melakukan olahraga demi membentuk tubuhnya menjadi lebih kekar dan berisi. Tentu dengan tujuan supaya ejekan tersebut lenyap dengan sendirinya.
"Iya mungkin banyak yang ngatain Skeleton karena aku kurus banget kan, tapi sekarang aku sih jadi olahraga ya karena nggak suka dikatain gitu," ujar Sheryl Sheinafia saat wawancara eksklusif dengan Fimela.com di kantor KLY, Gondangdia, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Tak sampai disitu, sampai besar dan sudah menjadi penyanyi terkenal pun Sheryl kerap kali menjadi korban bully. Ada yang melakukan bullying itu lewat komentar di akun Instagramnya saat dirinya usai mengunggah sesuatu. Namun kini wanita kelahiran Jakarta, 4 Desember 1996 tersebut lebih memilih untuk diam, atau kadang menegur dengan tak menyakiti hati para perundung.
"Ya aku sekarang lebih memilih diam, jadi kayak kadang diam, kadang aku kasih teguran sih tapi logis aja gitu bahasanya. Contohnya aku pakaian terlalu tomboi dan dikomentari orang gitu, terus orang itu salah dalam mengatakan feminin. Jadi ya udah aku balasnya ya pakai kata ada dibintangin aja," ujarnya.
Secara tidak langsung Sheryl ingin memberitahukan kepada orang lain agar membenahi diri sendiri sebelum mengomentari kehidupan orang lain. "Lagian kalau nggak tahu yaudah jangan sok tahu gitu'. Boleh sih sebenernya berpendapat kayak gitu tapi aku cari untungnya dari yang lain sajalah," tutur Sheryl Sheinafia.
Kepada Fimela.com, Sheryl pun mengungkap bagaimana cerita bullying yang terjadi kepadanya. Penasaran? Berikut petikan wawancara secara khusus dengan Sheryl Sheinafia.
Advertisement
Cerita Sheryl Sheinafia Jadi Korban Bully
Bullying tak hanya menjadi cerita masyarakat biasa. Namun ternyata para publik figur pun pernah memiliki kisah buruk mengenai aksi perundungan ini. Sheryl Sheinafia pernah menjadi korban. Namun ia pun mencoba untuk melawan dengan aksi yang lebih simpatik.
***
Kamu kan pernah buat lagu tentang bullying dan merasakan hal tersebut di sekitar, menurut kamu sendiri bullying tuh seperti apa sih?
Bullying memang epidemik gitu deh. Kayak penyakit semua orang yah, kita sebaik apapun pasti ada cara untuk menyakiti seseorang, menyinggung gitu. Ini salah satu kata yang kayaknya aku pun pernah jadi pelaku, dan korban bullying kok. Intinya sih, dari situ kita juga mempunyai pelajaran yang lebih baik lagi ya kedepannya.
Nggak banyak orang sadar pernah dilakukan mereka, jadi caranya buat aku angkat topik yang dibahas. Kayak orang lagi mau ngejar impian kita, ada orang yang nggak percaya cita-cita itu, kita merasa tertindas. Jadi memang aku buat lagu waktu itu lebih ke aspek intinya orang bisa berani untuk melawan bullying.
Kalau kamu sendiri pernah membully orang nggak sih? Kalau iya ke siapa?
Kalau aku dulu lebih ke sahabat saja sih (ngebullynya). Jatuhnya kan kita memang sudah dekat ya, kayak kakak dan adik gitu ya kasar ya.
Contohnya seperti apa sih?
Iya mungkin banyak yang ngatain Skeleton karena aku kurus banget kan, tapi sekarang aku sih jadi olahraga ya karena nggak suka dikatain gitu. Nah aku kadang suka balas kayak kek orang yang lebih curvy, dan aku bilang 'dasar chubby'. Sebenarnya konotasinya ya bagaimana orang mengartikannya ya. Waktu itu ada masa aku kelewatan batas, aku sampai ngatain aku yang kurang tinggi dan akhirnya dia baper. Dan aku sampai dibilang 'Can you stop that!". Dari situ 'iya sih aku ngerasain saat dibully tuh seperti apa'.
Berarti menurut kamu, adanya bullying itu karena mau balas dendam pernah jadi korban?
Nah iya ada tuh balas dendam atau mungkin ada juga untuk humor karena memang orang kan memiliki humor yang berbeda-beda ya. Sebenernya bercanda-canda sih menurut aku ya biasa-biasa aja ya. Tapi lama kelamaan sudah kelewatan batas jadi aku nggak bisa meredam emosi itu ya.
Kalau kamu sendiri sekarang balas dendam pada pelaku bullying seperti apa?
Ya aku sekarang lebih memilih diam, jadi kayak kadang diam kadang aku kasih teguran sih tapi logis aja gitu bahasanya. Contohnya aku pakaian terlalu tomboi dan dikomentari orang gitu, terus orang itu salah dalam mengatakan feminin. Jadi yaudah aku balasnya ya pakai kata ada dibintangin aja. Aku secara nggak langsung tuh mau bilang 'aduh sebelum ngatain orang benerin dulu gih spelling-nya, lagian kalau nggak tahu yaudah jangan sok tahu gitu'. Boleh sih sebenernya berpendapat kayak gitu tapi aku cari untungnya dari yang lain sajalah.
Jika pernah mengalami bullying secara non verbal, lantas apa kamu pernah mengalami secara verbal?
Nggak sih, Sheryl juga nggak pernah bully secara verbal atau fisik ya.
Tapi menurut kamu lebih parah bullying karena fisik atau nggak sih?
Untuk bullying sama buruknya. Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa luka luar bisa diatasi tapi kalau luka dalam membela dan sulit aja gitu ya bisa dari kecil sampai besar, bisa insecure gitu ya. Intinya kalau menurut aku sama bahayanya sih ya. Intinya punya dampak masing-masing ya.
Menurut kamu, bagaiamana sih caranya biar bullying tuh berkurang?
Kayaknya kita harus lebih open minded ya, mungkin hal tersebut terjadi karena adanya kesenjangan sosial atau prinsip yang berbenturan, jadi orang tuh gak bisa berteman dan baik. Aku harap bisa open minded dalam berteman apapun kepercayaannya, dan harus terima perbedaan itu.
Terus menurut kamu, hukuman yang tepat untuk pembully apa sih?
Kayaknya bukan kita yang tentukan itu deh. Menurutku alam akan bekerja dengan sendirinya ya. Aku sangat melihat timpal balik, saat aku membully orang rezekiku kedepannya juga nggak akan lancar gitu. Jadi itu biar jadi urusan Yang Di Atas aja deh. Terpenting buat aku sih, aku sudah memberikan teguran ya, buat aku cukup dan nggak mau lebih porsi yang sudah ditugaskan kita.
Peran orangtua penting nggak sih biar gak membully orang?
Penting sih, karena aku pernah dengar qoutes yang bagaimana kamu ditread di rumah, misalnya orangtua suka berteriak, pasti kalau di luar kamu juga akan melakukan hal tersebut ketika marah. Kalau smart, ya akan lebih smart. Intinya orangtua sangat penting karena selalu jadi rumah untuk kita.
Pilih Olahraga, Cara Sheryl Sheinafia Hindari Bullying
Bullying memang ada kalanya menjadi positif untuk seseorang. Meskipun banyak sekali aspek negatif yang didapatkan korban. Untuk Sheryl sendiri, dengan seringnya dibully, dirinya menjadi terlatih hidup lebih sehat. Ya, Sheryl mencoba mengambil sisi positif dari aksi bullying terhadapnya.
***
Jadi benar kamu suka olahraga karena nggak mau dibully?
Iya mungkin banyak yang ngatain Skeleton karena aku kurus banget kan, tapi sekarang aku sih jadi olahraga ya karena nggak suka dikatain gitu.
Tadi sempat bilang sekarang olahraga karena nggak mau dibully. Emangnya olahraga apa yang kamu lakukan?
Sekarang aku lebih kebanyakan nge-gym ya, kalau nggak ya aku lebih lari, paling di kamar aja self aja sih.
Dilihat di Instagram kamu, sepertinya suka olahraga yang lebih strong ya?
Jadi itu memang strong fit ya. Itu memang kumpulan teman dan komunitas ya. Dan itu memang yang buat bapaknya teman aku gitu. Jadi aku nggak ada disitu awalnya, terus kayak membangun ban traktor 100 kg, besi 80 kg jadi kaya motivasi gitu. Jad verbal motivasi baik untuk kita. Aku push up sendiri di rumah tuh nggak bisa banyak. Tapi kalau bareng sama teman dan ada di sebelah jadi bisa gitu. 'Kok dia bisa segitu ya'.
Tapi apa sih alasan kamu memilih olahraga yang lebih strong dibandingkan yoga dan semisalnya?
Nah kalau buat aku, kepikiran beda ya setiap orang, ada beberapa orang yang takut olahraga strong karena takut kapalan, lecet, dan lainnya. Aku memang pengen cari yang kuat dan intens. Dulu aku basket ya, kalau sekarang mau main lagi kan susah orangnya. Mau gabung klub ga ada waktunya. Yoga itu pernah dan nggak cocok di aku. Maksudnya gini olahraga yoga malah bikin aku riweh gitu aku malah makin stres jadi pikiran jernih dan malah jadi banyak, aku pernah dipress abis yoga. Nggak enak deh, pokoknya sampai bilang 'kapan selesainya sih ini. Dan kalau yoga gak boleh main hp kan, sedangkan aku gak bisa jauh dari smartphone. Terus kalau yoga panas dan aku nggak kuat.
Perasaan kamu olahraga strong itu apa sih?
Jadi banyak orang yang penasaran gitu, yang aku pikir gak suka olahraga jadi pengen ikutan ya. Jadi ngetes batas kekuatan kita seperti apa. Dan aku penasaran hal itu ya.
Sempat luka nggak abis olahraga itu?
Sempat, kayak pundakku tergores gitu, karena itu penopangnya. Yah pokoknya kalau belum benar posisinya, jadi punggung yang sakit ya.
Butuh berapa lama kamu bisa angkat barang-barang berat itu sih?
Dua sesi kayaknya, aku aja kaget ternyata kuat ya. Banyak hal yang aneh, aku nggak nyangka bisa 'chin up'.
Sejak kapan sih kamu tertarik olahraga strong seperti itu?
Kayaknya dari dulu, semenjak berhenti olahraga basket. Aku coba untuk menyisihkan waktu untuk basket, lari, half marathon, akhirnya ikut ini ya.
Dalam seminggu berapa kali sih?
Pengennya sih lima kali, tapi makan saja aku suka lupa. Paling aku usahakan kalau nggak latihan ya aku latihan sendiri di kamar.
Orangtua sendiri nggak marah kamu ikut olahraga tersebut?
Marah, setiap kali aku sakit selalu saja disalahkan abis olahraga itu. Tapi karena sebenarnya aku nggak bisa tidur, kadang kayak cape dan nggak bisa tidur karena banyak deadline. Itu lebih stres dan bisa bikin sakit atau perubahan cuaca. Tapi mereka menyalahkan itu. Katanya badan itu bisa kuat dalam waktu seminggu setelah melakukan pekerjaan berat tapi pas dapat break satu hari tuh kayak tumbang gitu. Makanya olahraga aku percaya itu.
***
Setiap bullying memang harus dilawan dan jangan dibiarkan. Bagi para korban bullying, apa yang dilakukan Sheryl Sheinafia untuk mengambil sisi positif, hikmah dan menjadi pribadi lebih baik bisa menjadi contoh. Tak perlu malu, namun aksi bullying harus dihadapi dengan tetap tersenyum, berpandangan positif, dan senantiasa mengaktualisasi diri sebaik mungkin.