Cerita Andien koleksi batik hingga satu lemari

[Fimela] Andien — Andien tak menyangka kalau koleksi batiknya sudah sampai satu lemari. (instagram/andienaisyah)

Fimela.com, Jakarta Andien merupakan salah satu selebriti yang sangat menyukai budaya Indonesia. Terlebih lagi dengan kain batik. Wajar saja jika kini di rumahnya, koleksi batiknya. sudah sampai satu lemari.

"Banyak lah (batiknya) cuma aku ga pernah ngitung berapa. Kemarin pas mau masukin kain batik dari Maumere ke lemari itu udah banyak banget. Bahkan udah satu lemari," ujar Andien saat ditemui di Vidio Fair 2.0, Gandaria City, Jakarta Selatan, Sabtu (3/11/2018).

View this post on Instagram

A post shared by Andien Aisyah (@andienaisyah) on Oct 30, 2018 at 4:09am PDT

Batik sendiri memang sangat beragam, beda lokasi maka akan berbeda juga motif yang disediakan. Sehingga, Andien mengoleksi dari berbagai daerah, namun yang menurutnya lucu sehingga dibeli.

"Banyak daerah sih tapi cuma daerah yang kita liat seksi gitu kainnya. Kaya Turki, terus dari Padang dari kaya kain dari ulos gitu songket segala macem ada di rumah selain kain dari timur," paparnya.

View this post on Instagram

A post shared by Andien Aisyah (@andienaisyah) on Oct 30, 2018 at 7:48am PDT

Untuk harga sendiri, Andien membeli batik dengan harga yang cukup murah hingga cukup mahal. "Ada yang kaya harga 20-30 gitu. Tergantung perwarnanya, kalau alami semakin mahal cuma sebenernya kadang kita nggak mikir harganya. Tapi aku belum beli sampai puluhan juta," jelasnya.

TERKAIT: 6 Gaya Seleb Tanah Air Dibalut Busana India saat Rayakan Diwali 2024, dari Chelsea Islan, Andien Aisyah, hingga Sarwendah

TERKAIT: 6 Pesona Andien Aisyah Rayakan Diwali 2024, Tampil Anggun saat Perdana Pakai Lehenga India

Andien ceritakan rebutan beli kain

View this post on Instagram

A post shared by Andien Aisyah (@andienaisyah) on Oct 30, 2018 at 2:28am PDT

Saat Andien pergi ke Sumba, dirinya ingin sekali membeli kain yang limited. Sehingga, dirinya harus rebutan dengan turis luar negeri untuk mendapatkannya.

"Kaya aku ke Sumba. Saingan kita yang beli itu orang-orang bule kaya kemarin aku ke Maumere, cuma ada (kain) dua tapi satu dibeli orang jepang. Maumere tuh nggak mulus jalannya tapi orang Jepang mau turun gitu. Ya maksudnya kalo bukan kita yang beli orang luar yang beli, dalam berpuluh-puluh tahun lagi ternyata yang punya orang luar negeri kan ya miris banget. Itu kaya aku ke Jepang di toko secondhand ada kain Sumba asli, "tutupnya.