Tasya Kamila ingin remaja lebih peduli tentang kesehatan reproduksi

[Fimela] Tasya Kamila — Tasya Kamila. (Bambang E. Ros/Fimela.com)

Fimela.com, Jakarta Mantan penyanyi cilik, Tasya Kamila bisa dibilang sudah mulai menjauhi dunia hiburan. Kini wanita 25 tahun itu lebih banyak bertindak sebagai influencer dengan berbagi pengalaman serta pengetahuan ke anak-anak muda, salah satunya tentang kesehatan reproduksi wanita.

Menurut Tasya, di era keterbukaan informasi seperti saat ini, berbicara tentang kesehatan reproduksi sepatutnya bukan lagi menjadi hal yang tabu. Terlebih, berbagai informasi terkait hal tersebut sudah bisa banyak didapatkan melalui kecanggihan internet.

[Bintang] Tasya Kamila — (Bambang E.Ros/Bintang.com)

"Sudah saatnya kita menghapuskan stigma tabu dari pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual untuk para remaja. Remaja berhak mendapatkan pendidikan tersebut dengan mudah," ujar Tasya Kamila saat peluncuran website Dokter Gen Z yang merupakan portal khusus yang memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja, belum lama ini.

Yang disayangkan, menurut istri dari Randy Bachtiar itu, masih banyak orang yang beranggapan jika berbicara soal seks dan alat reproduksi merupakan hal yang tabu.

"Jadi jangan difikir yang berhubungan dengan seks atau alat reproduksi itu jorok atau tabu, nggak. Kita semua punya kok. Kita juga tahu situasi kita sendiri yang mana kalau kita nggak tau atau kita nggak paham, bisa salah untuk masa depan kita," terang Tasya Kamila.

Bersyukur dengan kemajuan teknologi

Maka dari itu, sebagai perwakilan generasi muda, ia pun menyambut baik adanya website Dokter Gen Z yang didukung oleh John Hopkins University Centre for Communication Program. Menurut Tasya, di era serba digital seperti sekarang, jaringan internet bisa digunakan untuk menggali banyak informasi, termasuk tentang kesehatan reproduksi.

"Kita harus jadi smart use menggunakan internet. Kalau mau cari informasi di internet harus pastikan sumbernya dari mana. Kita harus tau sumber indormasi yang ditulis dan orang yang mem-publish itu terpercaya atau nggak," pungkas Tasya Kamila.