Fimela.com, Jakarta Setiap fase kehidupan selalu menghadirkan beragam pilihan, begitu pula dalam urusan bermusik. Seperti ketika Inna Kamarie yang memilih untuk bergabung dengan grup besutan musisi Ahmad Dhani, Dewi Dewi di tahun 2007 lalu. Kehadiran Inna bersama dua personel lainnya, Tata Janeeta dan Purie Andriani, tidak hanya melambungkan nama mereka tetapi juga sukses meraih berbagai pencapaian kala itu.
***
Pemilik nama lengkap Carolina Agustine Kamarie ini kemudian menyadari jika jalannya bukanlah di Dewi Dewi hingga ia resmi hengkang di tahun 2008. Inna pun menjejakkan langkah di solo karier dan memperkenalkan debut album solo bertajuk self-titled (2010).
Advertisement
BACA JUGA
Tak berhenti di sana, Inna melanjutkan perjalanan musiknya dengan berkolaborasi bareng Piyu PADI lewat single Firasatku di tahun 2012. Selain animo pendengar yang luar biasa pada single ini, Inna juga menjalani serangkaian tur selama dua tahun bersama gitaris PADI tersebut.
Lepas tur, Inna sempat 'terdiam' sejenak untuk berkarya. Ia tidak vakum manggung dan bermusik, namun Inna fokus pada pendidikan yang berhasil ia selesaikan di tahun 2018 ini. Usai menyandang gelar sarjana, Inna akhirnya kembali bersama single solo terbaru bertajuk Cinta Terbaik. Adalah sebuah lagu ungkapan cinta dan doa yang ia persembahkan untuk suami tercinta, Beben.
"Setiap orang mengekspresikan cinta dengan caranya masing-masing. Aku mostly menulis lagu-lagu cinta semuanya selalu aku tulis tentang om Beben, perjalanan cinta semuanya menurut aku lebih dalam, simpel, dan mudah dipahami, ketika aku mengutarakan isi hatiku dalam bentuk lagu," jelas Inna Kamarie kepada Bintang.com, baru-baru ini.
Inna mengakui jika dirinya bukanlah pribadi yang dapat mengutarakan rasa sayang dan cinta kepada suami secara lugas dengan kata-kata. Maka dari itu, lewat karyalah ia menuangkan berbagai hal tentang perasaan dan merangkumnya dalam untaian lirik manis yang juga menyuarakan doa dan harapan.
Inna Kamarie berbagi kisah lebih mendalam terkait single solo terbarunya, Cinta Terbaik yang ia ciptakan, pasang surut karier dari Dewi Dewi hingga kini bersolo karier, hingga proses penggarapannya. Simak wawancara eksklusif Bintang.com bersama Inna Kamarie lewat rangkuman berikut ini.
Advertisement
Cerita Inna Kamarie tentang Single Cinta Terbaik
Setelah begitu dinanti, akhirnya Inna Kamarie kembali meluncurkan karya solo terbarunya yang bertajuk Cinta Terbaik. Single yang ia persembahkan untuk suami tercinta, Beben, ini menyuarakan tentang perjalanan cinta mereka dan ungkapan doa serta harapan dari perspektif Inna.
Seperti apa hal di balik single Cinta Terbaik?
Sebenarnya basic nya kekurangan karena kalau aku agak susah (mengutarakan cinta) cuma kalau di lagu lebih gampang. Lagu itu ada doanya, 'Semoga kamu memaafkanku menerima kekuranganku dan semoga Tuhan,' itu lebih enak kalau di lagu. Menurut aku the biggest inspirasion aku itu sampai di usia aku 32, ketika bertemu banyak orang menurut aku suami. He can be my teacher, leader, my father, my mother, my brother, my bestfriend, a lover. He's everything.
Mengapa memilih akustik di single Cinta Terbaik?
Makin kesini aku makin minimalis dan makin lebih proud being my self. Sebenarnya semuanya berkorelasi. Cara aku memikirkan hidup, pola pikirku berubah jadi sebenarnya aku reborn dan ber-impact pada musik karena musik adalah bagian dari hidup itu sendiri. Sampai ke musik aku jadi lebih simpel tapi mungkin orang merasa 'it's so artistic'. Semakin kesini, lagu-lagu yang aku tulis dan bawakan sendiri lebih kepada I'm the messenger. Laguku adalah wadah atau media untuk menyampaikan sesuatu. Harusnya orang berpikir mungkin kalau pikiran untuk musik pasti dia akan explore.
Kalau aku di komunitas aku explore banget. Everybody know that I'm a lady jazz nyanyinya swing banget atau pakai big band. Tapi ketika aku mau menyampaikan sesuatu untuk suamiku I'm just saying to you kata-kata yang berbalut musik. Musiknya jangan menghancurkan pesannya. Jadi sebenarnya, musik itu pelengkap dari kata-kata.
Kata penggemar tentang single terbaru Inna?
Kalau nama fans aku di social media lucu banget, pans idola, pakai p. Mereka bilang Cinta Terbaik benar-benar meaningful, mereka tidak membahas tentang musik, eksplorasi atau eksklusifitas tapi mereka lebih membahas this is meaningful, aku bisa menyanyikan ini buat suamiku, untuk orangtuaku, sahabatku, dan untuk anakku kata mereka. Bahwa, meaning nya jelas no matter what you are, dengan kekurangan dan kelebihan kita kalau kita memberikan yang terbaik orang akan menerima.
Bagaimana dengan proses penggarapannya?
Kalau om Beben itu sumber inspirasi, kalau untuk musik aku jalan sendiri aku as a director, arranger, pencipta lagu, dan penyanyinya. Tapi pianonya aku pakai teman aku, Roberto J. untuk mengisi pianonya. Semua unsur produksi aku pegang sendiri tanpa pakai vocal director. Masuk studio cuma empat kali. Sesingkat itu, tapi masalahnya adalah saya punya pola ritmik sendiri menjalani hidup jadi kalau sudah ngurus jadwal, mood nya nggak di tempat, cancel. Empat kali datang sebulan, awalnya saya berada di bawah naungan Think Dimensi yang berlaku sebagai manajemen saya juga investor di lagu Cinta Terbaik ini, produsernya tetap aku tapi eksekutif produser dan manajemen di pegang Think Dimensi oleh om Adi Mulyadi.
Awal tercetusnya produksi Cinta Terbaik?
Awalnya ngopi sama om Beben dan aku, terus bilang kenapa nggak bikin sesuatu. Bisa aja bikin sesuatu tapi aku reborn aku orang yang berbeda. Aku nggak berpikir tentang eksklusifitas. Kalau kita personalitasnya sudah dapat banget, saya pikir sudah nggak terpikir terlalu ke sana. Aku menikmati hidupku, aku maunya menyampaikan sesuatu. Kalau kita cocok baru, dalam waktu beberapa minggu aku diminta menciptakan empat lagu terus aku bilang, nggak bisa tergantung mood. Aku bikin dua lagu dan om Adi pilih lagu Cinta Terbaik. Cuma dua lagu dan semuanya akustik.
Part lirik mana di single Cinta Terbaik yang menjadi favorit Inna?
Doa yang di belakang. Mungkin orang selalu ingat liriknya 'Biarkanlah cinta tumbuh sendirinya'. Orang kalau bisa nulis lagu akan bingung kalau lagu pop itu biasanya rumusnya song, reff, song, reff, reff, song, reff, habis. Kalau ini dibalik song, reff, song, reff, terus ada bridge, tiba-tiba ada reff, ada song. Saya paling suka di song terakhir saya tempelin lirik 'Semoga kamu memaafkanku, menerima segala kekuranganku, semoga Tuhan memberi waktu bagiku untuk membalas kasih sayangmu'.
Mengapa part lirik itu jadi favorit Inna?
Karena ketika aku menulis itu sambil gitaran aku mikir gini, 'Ya Allah aku mencintai laki-laki yang usianya beda 19 tahun. Apakah sampai detik ini aku sudah membahagiakan suamiku. Sampai kapanpun nggak akan pernah bisa balas jasa-jasanya'. Aku sudah membahagiakan suamiku belum ya? Memberikan yang terbaik belum ya? Makanya tiba-tiba lagi gitaran, 'Semoga Tuhan memberi waktu bagiku' karena usia kita jauh. Di masa tuanya setidaknya cuma punya satu hari, aku bisa memberikan hari yang terbaik untuk Beliau karena om Beben sekarang umurnya sudah 52 tahun.
Hal yang paling menarik di single Cinta Terbaik?
Anehnya lagu ini mungkin kalau buat saya explore jazz, explore rock, sebenarnya aku banyak mengambil dimensi genre. Sampai nggak terpengaruh genrenya harus apa orang tetap bilang itu bisa jazz, kadang aku keluarin project rock bareng musisi lain kolaborasi, ini sesuatu yang sangat simpel tapi kalau menurut saya masa makin kesini semakin kompleks dan cara orang berpikir semakin rumit tapi sampai lupa pada sesuatu esensinya bahwa hidup itu sebenarnya dijalani, dinikmati, dan disyukuri.
Ketika aku sudah mencapai pada titik Inna Kamarie yang sekarang dalam koridor kualitas manusianya, aku malah memikirkan sesuatu yang simpel jangan dibikin rumit. Esensi bisa ditemukan dari kerumitan yang luar biasa. Lagu ini aku mikir kenapa lagunya jadi simpel banget tapi aku menikmati. Yang jadi spesial menurut aku agak sulit menjawabnya ini jawaban dari orang-orang yang telah mendengar, mereka akan bilang ini sampai ruang hati saya kata mereka kan tiap hari aku di DM.
Reaksi suami ketika mendengarkan Cinta Terbaik ciptaan Inna?
Kalau om Beben sudah beberapa kali aku nulis lagu untuk dia, jadi yang habis aku ciptain lagu tengah malam, aku bawa gitar ini lagu dan liriknya begini. Aku ciptain dari perjalanan cinta aku dan dari hatiku yang terdalam, dari perspektif aku. Lagu ini bukan tentang sedih, tapi tentang doa dan pengharapanku terhadap kesempurnaan cinta yang kita punya. Tapi di lagu, saya jadi pribadi yang beda banget. I write this song for you, aku nyanyiin itu om Beben diam saja dan matanya berkata-kata. Aku bilang, aku itu nggak bisa kalau ngomong langsung tapi harus dalam lagu. Jadi gimana menurut ayah, 'Aku sulit mengatakan, cantik. Terima kasih' dan doanya panjang. Intinya kalau ngedoain panjang gitu berarti suka.
Perjalanan Musik dan Kembalinya Inna Kamarie
Tak hanya soal single, Inna Kamarie juga mengungkap lebih dalam perjalanannya dalam bermusik. Diawali dengan direkrut untuk menyanyi diusia 16 tahun hingga saat ini kembali dengan single Cinta Terbaik setelah 6 tahun absen karya.
Bagaimana awal perjalanan bermusik seorang Inna Kamarie?
Saya pernah nyanyi buat kebahagiaan waktu 16 tahun, tiba-tiba direkrut sama Setiawan Djodi. Nyanyi benar-benar nyanyi kayak ngomong nggak pakai teknik, emang aku baru pertama kali bisa nyanyi karena nggak pernah les-les musik awalnya. Terus aku ketemu musik jazz, aku gabung sama Komunitas Jazz Kemayoran itu founder nya om Beben Jazz. Aku gabung dan aku merasa ada sesuatu dalam musik ini yang aku banget, kebebasan yang bertanggung jawab. Makanya di jazz itu ada improvisasi dan eksplorasi kalau fals ya fals. Di situ aku merasa musik untuk belajar, tapi musik untuk kebahagiaan sudah dapat duit waktu itu tapi benar-benar kebahagiaan nggak ada tuntutan teori, ilmu musik, teknik. Belajar jazz sama om Beben.
Cerita bergabung dengan Dewi Dewi?
Setelah itu, saya direkrut sama mas Dhani ditelepon siang-siang mencari penyanyi 'Aku dengar materi-materi kamu'. Aku kan nulis lagu melulu tapi yang tahu aku dan Tuhan, jadi model orang yang gelisah masuk studio tapi lagunya nggak dirilis. Aku gabung sama mas Dhani. Saya belajar profesionalisme jadi setiap transisi itu membawa saya berkembang dan berkembang karena saya kalau menjalankan sesuatu tidak pernah dalam ketidaksadaran. Pada saat itu saya sudah jatuh cinta banget sama jazz, saya cuma nyanyi kafe yang saya ambil karena kuliah sambil nyanyi dan menurut saya pencapaian akademis itu achievement buat aku.
Apa yang Inna pelajari selama kerja bersama Ahmad Dhani?
Bersama mas Dhani belajar tentang profesional, attitude, kedisiplinan, tanggung jawab, bagaimana membagi peran antara yang sifatnya sangat personal dengan yang sesuatu profesional dan yang dibutuhkan tampilan kita di depan masyarakat. Sama mas Dhani saya benar-benar belajar banyak hal dan juga penciptaan lagu. Karena saya biasanya menciptakan lagu saya nggak punya kepentingan untuk gini 'Nanti lagunya dirilis, orang ngerti nggak'. Saya masih selfish sebelumnya saya cuma berpikir yang penting saya suka. Ternyata saat saya masuk RCM, dunia ini bukan tentang yang kita suka tetapi adalah tentang kita sudah tanda tangan, kita bertanggung jawab apa yang sudah kita tetapkan di awal, padahal saya sudah cinta banget sama jazz tapi saya tahu, kalau saya mau hidup saya progress terus dan melangkah pada sesuatu yang lebih besar, saya nggak boleh sekedar menjalani sesuatu yang saya suka tanpa saya mencoba hal yang tidak saya suka.
'Saya suka banget sama jazz nih bos', aku manggil om Beben dulu, tapi nggak semua musisi atau penyanyi jazz punya kesempatan untuk goes to industry. Being popular dengan industri musik pop itu tidak semua orang punya kesempatan itu ada keberuntungan. Kenapa mas Dhani tiba-tiba nelepon saya siang-siang. Saya masuk kesitu, tapi memang dari awal saya hanya mau kontrak dua tahun dan itu ada kontrak bukan saya tiba-tiba kontrak itu tidak boleh dibahas ketika itu terjadi, ramai saat saya keluar. Jadi saya lebih baik diam dan menarik diri. Tapi kalau sekarang kan sudah tenang, dua tahun sudah tenang baru saya bilang kontrak saya itu memang dua tahun. Karena saya tahu ini belum tentu saya suka tapi saya harus mencoba.
Bagaimana bermusik di pop?
Saya menjalani, bukan musiknya. Musiknya okelah pop waktu itu luar biasa sekali sampai penjualannya se-Asia kita dapat platinum 300 ribu kopi CD tapi lebih kepada ego saya sebagai seorang solois karena saya berangkat dari jazz. Kalau nggak karena Ahmad Dhani, kalau bukan karena Dewi Dewi, saya nggak bisa belajar tentang membungkus keindahan adalah ketika kita team work kita nyanyi. Aku undangan nyanyi lebih banyak sama big band atau orkestra. Saya nggak akan bisa menyanyi dengan baik kalau saya ngga belajar tentang menahan ego kalau musik main sama orkestra sama big band itu tetap ada di remnya. Ternyata itu menguntungkan juga buat saya.
Bagaimana dengan kolaborasi dengan Piyu?
Ketika saya kolaborasi sama Piyu, lagu dan konsep klipnya bagus. Saya kalau kolaborasi nggak mau asal-asalan. Bukan tentang yang mengajak siapa, tapi lebih kepada kalau ditelepon musiknya kirim dulu, ini harus ada klipnya karena saya nggak mau kalau nggak ada klipnya. Karena itu akan dilihat sampai anak cucu saya, entah dalam bentuk apapun. Piyu adalah konseptor yang kreatif. Intinya kalau kolaborasi saya memikirkan yang benar-benar art.
Apa yang Inna dapatkan setelah menjalani serangkaian pengalaman bermusik?
Dari Ahmad Dhani saya bisa belajar profesionalisme untuk hal musik, penciptaan lagu, manajemen semuanya. Sampai membangun link sampai saya akhirnya berpikir, music for happiness, music for learning sama om Beben dan KJK nya, lalu kemudian music for business gara-gara mas Dhani. Jadi saya semua belajar. Orang selalu music for money dari awal, saya nggak akan bisa mencapai titik independen seperti sekarang saya pikir saya selalu punya tempat di masyarakat tanpa saya harus ngoyo karena saya punya sesuatu yang orang bilang karakteristik. Karakteristik itu tidak bisa dibandingkan karena saya memang tidak bernyanyi dengan cara orang dan saya tidak membentuk personalitas sesuai tren. Tapi bukan ego. Saya jalani natural saja.
Bagaimana Inna memaknai kehadiran musik?
Sampai sekarang saya menuju music for life. Life is music, music is life. Bahwa ternyata musik adalah simbol dari kehidupan dan kehidupan adalah musik. Bagaimana saat bernyanyi saya bisa bernapas, tertawa, menangis, musik bisa menjadi media untuk menyentuh hati orang banyak tapi nggak akan bisa kalau hati kita tidak di situ. Tapi ketiganya sampai sekarang saya jalani dengan natural. Menurut saya transisi dalam bermusik adalah sebenarnya itu salah satu my spiritual ways ternyata dari musik saya menemukan Tuhan.
Mengapa Inna baru comeback di tahun 2018?
Firasatku 2012 keluar langsung laris, tur langsung 2 tahun sesuai kontrak. Terus aku ambil kuliah 4 tahun sebenarnya aku nggak berhenti, cuma dalam pengkaryaan aku stop tapi off air jalan terus. Yang saya pikir penontonnya cocok dan suka banget sama Inna Kamarie ya sudah saya ambil. Jadi, saya tetap nyanyi keluar kota tapi kalau single saya stop dulu karena fokus kuliah dan saya tetap off air tapi independen. Lanjut kuliah ambil kelas reguler yang butuh kedisiplinan masuknya senin sampai jumat. Saya menikmati momen. Kalau memang waktunya harus balik, balik berkarya, kalau bermusik saya bermusik terus.
Keinginan Inna Kamarie dalam bermusik?
Saya tipe orang masa depan tidak bisa dibicarakan kita hanya bicara tentang harapan. Harapan adala cita-cita, anehnya saya nggak pernah punya cita-cita. Tapi saya sadar melakukan music for learning, music for business, tapi saya nggak tahu ujungnya dan ketika saya merasa nggak harus ada cita-cita, saya akan maju terus ke depan. Entah saya nanti anak cucu saya, misalnya saya sudah nggak ada, saya akan dikenal sebagai apa.
Kalau proses kreativitas intinya saya orang kreatif saya mau menjadi orang lebih baik lagi, dalam musik semoga saya bisa menuliskan lagu-lagu yang lain yang lebih inspiratif untuk orang. Bukan saya yang menjadi inspirasi orang, tetapi orang bisa merasa dirinya menginspirasi dirinya sendiri. Setiap orang dilahirkan dengan peran masing-masing yang hebat. Lagu ini membawa pesan kebaikan dan orang bisa memahami lagu yang saya ciptakan untuk kebaikan dalam hidupnya.
Lika-liku dalam bermusik sempat mengantarkan Inna Kamarie pada titik dimana ia mengeksplorasi berbagai hal yang rumit. Hingga bertahun-tahun kemudian, ia tersadar selama pencarian bahwa esensi dapat diwujudkan dalam suguhan sederhana namun padat makna. Seperti itu pula ketika Inna menuangkan pesan, doa, serta harapan yang dipersembahkan untuk suami di single terbaru, Cinta Terbaik. Sukses terus, Inna.