Fimela.com, Jakarta Ada banyak film Indonesia yang sedang tayang di bioskop. Salah satunya 22 Menit yang diantaranya dibintangi Ardina Rasti. Nama wanita kelahiran 32 tahun lalu ini sudah dikenal luas di dunia akting. Tak hanya di layar lebar tapi juga di layar kaca seperti sinetron dan FTV.
***
Adalah audisi untuk mencari pemeran serial Ada Apa Dengan Cinta di tahun 2003 yang diproduksi Sinemart bersama Miles Films yang membawa Rasti angkat nama di dunia hiburan. Meski hanya menjadi finalis, Rasti mulai banyak mendapat tawaran bermain sinetron dan film.
Advertisement
BACA JUGA
Setelah sukses lewat sinetron Di Sini Ada Setan dan juga versi layar lebarnya, nama Ardina Rasti makin mengemuka setelah bermain di film Virgin: Ketika Keperawanan Dipertanyakan (2004) yang cukup sukses sekaligus menimbulkan kontroversi saat itu.
Akting Rasti bersama Laudya Cynthia Bella dan Angie mendapat banyak pujian meski tema tentang keperawanan sempat menjadi polemik. Yang jelas, Rasti pamor makin melejit di dunia entertainment Indonesia. Beberapa film yang pernah dibintanginya antara lain, KM 14, Terowongan Casablanca, Honeymoon, Batas, dan Dreams.
Putri dari aktris senior Erna Santoso ini juga bermain di beberapa sinetron seperti Selimut Hati, Jodoh Wasiat Bapak dan Malaikat Tak Bersayap. Rasti juga pernah membawakan beberapa program televisi dan merils dua buah album sebagai penyanyi solo. Pemilik nama lengkap R.A. Ardina Rasti Widiani ini baru saja bermain di film 22 Menit yang diangkat dari peristiwa bom Thamrin di tahun 2016.
Meski tidak melakukan promosi secara gencar, film yang disutradarai Myrna Paramitha dan Eugene Panji itu cukup berhasil. Sejak tayang pada 19 Juli lalu, 22 Menit sudah meraih 600 ribu penonton lebih sampai akhir Juli kemarin. Selain Ardina Rasti, 22 Menit juga dibintangi Ario Bayu, Ade Firman Hakim, Ence Bagus, Fanny Fadillah, Hana Malasan dan Taskya Namya.
“Di film ini peran aku beda banget sama karakter aku di film-film sebelumnya. Kalau peran aku bisa bikin penonton kesal, marah, berarti akting aku berhasil,” terang Ardina Rasti saat berkunjung ke redaksi Bintang.com, di Gondangdia, Jakarta Pusat, beberapa waku lalu.
Peran seperti apa yang dimainkan Ardina Rasti di film 22 Menit? Apakah karakternya memang diambil dari kisah nyata di tragedi bom Thamrin? Lalu seperti apa Ardina Rasti menjalani karirnya sekarang ini terutama setelah menikah dengan Arie Dwi Andhika? Simak hasil wawancaranya.
Advertisement
Ardina Rasti dan Cerita 22 Menit
Film 22 Menit termasuk beda dan unik karena ada rumah produksi lokal yang punya cukup ambisi untuk mengangkat sebuah peristiwa nyata ke layar lebar. Lalu seperti apa film yang dibintangi Ardina Rasti ini?.
Apa inti cerita film 22 Menit?
Film 22 Menit terinspirasi dari kisah nyata dari peristiwa bom Thamrin di Jakarta tahun 2016, saat ada aksi radikalissme dan terorisme di Indonesia.Jadi peristiwa itu direkam di film ini dan mengingatkan kita supaya tetap waspada terhadap aksi terorisme dan selalu bekerjasama untuk mencegah supaya peristiwa seperti itu tak terjadi lagi. Itu inti ceritanya, tapi tokoh-tokohnya fiktif dan disamarkan.
Kenapa judulnya 22 Menit?
Iya karena dalam waktu 22 Menit itu pihak polisi atau keamanan berhasil mengendalikan situasi dan keamanan di daerah Thamrin, polisi berhasil menetralisir ancaman bom di daerah Thamrin waktu itu.
Bagaimana ide awal membuat film ini?
Jadi salah satu sutradaranya, mbak Myrna melakukan riset tentang peristiwa itu dan dia belum tahu mau dijadikan apa dan ternyata jadi film layar lebar. Risetnya sekitar satu tahun lebih karena kami ingin film ini mendekati realita terutama tentang dunia kepolisian.Dar sejak awal pihak polisi banyak membantu kita termasuk dari pelatihan sampai peralatan sampai membantu menyediakan fasilitas syuting di jalan Thamrin di hari Sabtu Minggu jalanan ditutup buat keperluan syuting.
Apa peran kamu?
Aku berperan sebagai Desi, dia ini mewakili sosok wanita yang gak pernah salah terutama saat ditilang polisi. Kalo dia salah biasanya yang nilang lebih salah lagi, kan di jalan kita banyak yang menemui wanita seperti Desi ini. Misalnya kasih sen kiri tapi belok kanan, hahaha.
Bagaimana hubungannya dengan pemeran lainnya?
Jadi disini Desi ceritanya ditilang sama Ade Firman yang jadi polisi di kawasan Thamrin di film ini. Pokoknya karakternya menyebalkan banget. Apa seperti emak-emak yang pernah viral karena marah-marah sama polisi? Nah, tonton deh di film ini, hahaha.
Kamu jalani adegan laga juga?
Kalau aku nggak, lebih ke dramanya. Kan film ini ada 2 sutradara, mbak Myrna lebih ke drama, mas Panji lebih ke action, tapi mbak Myrna kadang juga ikutan syuting adegan action. Padahal aku pengin banget kebagian adegan action. Kalo ngeliatin Ario Bayu dan lainnya beraksi itu keren banget. Udah pakai seragam pakai apa, bisa interaksi langsung sama polisi juga.
Ada kesulitan selama syuting?
Yang sulit, mungkin aku jadi satu-satunya karakter yang paling menyebalkan di film ini. Ini baru pertama dapet peran seperti ini dan mudah-mudahan bisa bener-bener bikin kesel penonton, hahaha. Kalo bikin kesel berarti peran aku berhasil.
Kamu sangat terkesan dengan peran di film ini?
Iya, ini kan kebetulan film aku yang ke-14 dan belum pernah dapet peran yang nyebelin banget, akhirnya bisa dapet di film ini. Seru sih, lagi-lagi karena karakternya yang menyebalkan itu. Aku suka nanya-nanya tiap abis take terutama sama sutradara, “gimana udah cukup nyebelin belom?", bukan nanya bagus atau nggak, hahaha.
Kenapa kita harus nonton film 22 Menit?
Kita harus nonton selain bisa menghibur juga buat mengingatkan supaya kita bisa lebih menghargai petugas yang menjaga keamanan negeri kita ini. Selama ini kan aku mikir kalau yang jaga keamanan sekedar jaga aja, tapi ternyata banyak bagian-bagiannya dan mereka yang menjaga negara kita supaya aman. Aku jadi lebih menghargai mereka. Ya setelah nonton film ini kita dapat banyak pelajaran, filmnya edukatif dan cocok ditonton semua anggota keluarga.
Antara Akting dan DJ
Berbagai jenis peran dan karakter sudah pernah dijalani Ardina Rasti. Mulai dari peran anak sekolah sampai penari eksotis alias striper. Lalu peran apa lagi yang diinginkan Rasti? Lalu setelah menikah,apakah ia akan tetap fokus di dunia akting?.
Ada proyek lain setelah film 22 Menit?
Masih di akting, aku masih main sinetron striping. Untuk film ada yang baru lagi tapi belum bisa cerita sekarang, masih persiapan dulu.
Kamu pernah main flm dan sinetron, apa perbedaan yang paling terasa?
Lebih ke persiapan dan proses syuting. Sinetron persiapannya nggak lama dan syuting setiap hari terutama yang striping. Kalau sinetron masih mingguan seperti dulu mungkin masih bisa eksplor, tapi kalau kayak sekarang ini rasanya sulit. Beda sama film yang persiapannya lebih lama dan waktu syutingnya jelas. Tapi aku selalu berusaha memberikan yang terbaik di film atau sinetron.
Peran apa lagi yang ingin dimainkan?
Aku pengen banget main film eksyen. Karena aku memang suka film eksyen dan biar bisa lebih eksplor lagi kemampuan akting aku. Di 22 Menit juga ada eksyen-nya, tapi ya itu tadi aku kebagian adegan yang dramanya aja, hehehe. Terus aku juga mau peran di film komedi yang full komedi gitu.
Apa pertimbangan utama menerima tawaran peran?
Aku pilih peran bukan karena sutradara yang bagus dan sudah banyak dikenal, atau punya skrip yang bagus. Itu bukan pertimbangan utama aku. Kalau kita bermain sama sutradara muda atau penulis yang masih baru, tapi kita kan bisa membuat filmnya bagus dan lebih kaya, aku rasa sebagai pemain jadi jauh lebih bangga.
Yang pasti aku mau nerima peran yang beda dari peran yang pernah aku mainkan sebelumnya. Sekarang sudah menikah, apa minta pertimbangan suami juga?Pasti ngomong sama suami, tapi sejauh ini dia selalu mendukung dan nyerahin keputusan sama aku.
Apa suami membatasi kegiatan di dunia hiburan?
Prioritas utama tentunya suami setelah aku menikah. Tapi ya itu tadi, suami mendukung karir aku dan begitu juga sebaliknya. Mungkin karena kita sama-sama di dunia hiburan jadi udah saling tahu dan paham.
Ada kegiatan lain di luar akting?
Aku sempat vakum di akting beberapa tahun lalu karena merintis karir jadi DJ (Disc Jockey) sejak akhir tahun lalu. Aku belajar sama DJ Riri, karena sudah lama mengidolakan dia dan salah satu DJ terbaik Indonesia. Aku juga bergabung di labelnya mas Riri dan sudah bikin beberapa lagu dan musik. Yah masih belajar sih.
Kenapa pilih DJ?
Karena dari dulu aku suka musik. Aku pernah bikin album sebagai penyanyi dan bikin lagu. Mau jadi penyanyi lagi kayaknya momennya kurang pas. Aku kan juga suka EDM (Electronic Dance Music) terus aku coba DJ. Aku coba pelajari dan ternyata tertarik buat jadi DJ.
Sudah sering tampil?
Aku sudah beberapa kali tampil. Terus mau tur ke beberapa kota bareng DJ Riri dan Backroom dalam waktu dekat ini.
Siapa yang berjasa dalam karir kamu?
Pastinya banyak yang sudah berjasa dan membantu aku dalam berkarir. Orangtua yang paling utama terutama mama aku, apalagi dia juga seorang aktris. Untuk akting, ada bang Eka Sitorus yang ngajarin aku tentang akting di Sakti Aktor Studio. Di situ aku banyak dapat pelajaran berharga dan mulai dapat tawaran main film dan sinetron.
Dalam beberapa tahun ke depan, lebih pilih akting atau DJ?
Aku mau jalanin dua-duanya. Aku nggak mau cepat puas dan selalu ingin eksplor.Seni itu paling nggak bisa dikotak-kotakkan. DJ dikasih lagu persis pun hasilnya beda, begitu juga nyanyi dan akting. Itu kenapa aku cinta dunia seni. Akting itu seni menikmati kehidupan orang lain, dan DJ adalah saat aku menjadi diri sendiri.
Dunia akting dan musik terutama DJ memang menjadi pilihan Ardina Rasti dalam merajut karir di dunia hiburan. Meski sudah menikah dan sedang hamil anak pertama, pemain film 22 Menit ini masih tetap aktif berkarir. Kita akan menanti kiprah seorang Ardina Rasti di bidang DJ maupun akting.