Fimela.com, Jakarta Beragam spekulasi muncul terkait langkah Payung Teduh di industri musik. Popularitas mereka tengah tinggi-tingginya ketika Akad dirilis dan jadi salah satu lagu paling pop dibanding karya sebelumnya.
Namun pengumuman mengejutkan Is keluar dari Payung Teduh menimbulkan banyak reaksi. Album ketiga, Ruang Tunggu pun jadi persembahan terakhir Is dengan grupnya itu.
Lantas Is dan Payung Teduh memilih jalannya masing-masing. Is meniti karier solonya dengan nama Pusakata, sementara Cito dan Ivan, dua member tersisa mempertahankan rumah mereka.
Beberapa waktu lalu Cito dan Ivan menggelar gig di beberapa kota seperti jadi penegasan bahwa Payung Teduh masih ada. Dan yang terbaru mereka hadir dengan single pertama sejak ditinggal sang vokalis. Lagu itu berjudul Lagu Duka.
Advertisement
Payung Teduh, Baru Rasa Lama
Payung Teduh kini berlayar dengan format baru. Sepeninggal Is dan Comi, kini Cito dan Ivan bertahan dengan dua personel. Mereka sempat dikabarkan mencari vokalis, tapi hingga saat ini hal itu belum terwujud.
Â
Dngan formasi baru, beberapa penikmat musik mengutarakan rasa lega. Payung Teduh dianggap kembali ke identitas lamanya, dengan lirik-lirik serta musiknya yang bernuansa teatrikal.
Berbagi Peran
Untuk saat ini Cito dan Ivan mengandalkan bantuan additional player saat perform di atas panggung. Peran kedua member ini pun saling mengisi dan lebih fleksibel.
Ivan mengambil alih posisi vokal, dengan masih bermain gitar dan kadang juga terompet. Sementara Cito bereksperimen dengan drum dan bass.
Advertisement
Tentang Lagu Duka
Lagu Duka ditulis oleh Ivan Penwyn, dengan bantuan Catur Ari Wibowo di sektor lirik. Nuansa musik yang bercerita masih terasa di lagu baru Payung Teduh kali ini, namun dengan suara Ivan sebagai penutur kata-katanya.
Sejumlah pendengar merasa butuh penyesuaian untuk karakter baru Payung Teduh. Bagaimanapun menurut mereka karya Payung Teduh sudah lekat dengan suara Is yang tebal tapi lembut.
Sajian video klip dikemas dengan apik, hasil karya Anka Priyandra dan Marsya Ditia. Mereka berhasil mengeksplor emosi yang terkandung di lirik lagu, dipadukan dengan sentuhan alam indah di Sumba.