Fimela.com, Jakarta Menghempaskan segala ragu, mengesampingkan ragam perbedaan, dan lapang menerima kekurangan masing-masing. Tak terasa itu lah yang sudah dilakukan Beddu Tohar dan sang istri, Irma Kartika Anggraini, selama kurang lebih 8 tahun mengarungi biduk rumah tangga.
Berawal dari perkenalan di lokasi syuting, siapa sangka, pertemuan itu jadi awal cerita cinta keduanya panjang membentang. "Ketemu (Beddu) pas di acara salah satu program di televisi dan pas lagi syuting di rumah teman. Di situ langsung dikenalin," tutur Irma lewat pesan singkat kepada Bintang.com, Rabu (27/6).
Advertisement
BACA JUGA
Langkah mereka untuk sampai ke titik yang sekarang pun jauh dari mudah. Beragam aral melintang sudah dilalui keduanya. Syukur, mereka masih 'keras kepala' ingin menguatkan dan mendampingi satu sama lain.
"Perjalanannya jauh. Sebelum jenjang pernikahan, banyak pro dan kontra untuk berlangsungnya hubungan pernikahan dan ada salah satu masalah yang timbul. Alhamdullilah akhirnya semuanya bisa kita lewati," sambung perempuan berhijab itu.
Status Beddu Tohar yang merupakan seorang figur publik bahkan disebut Irma Kartika Anggraeni sempat jadi sandungan lain. Namun, ada kesadaran lain yang membuat dirinya berhasil beradaptasi dengan status sang suami.
Advertisement
Adaptasi dengan Status Beddu Tohar Sebagai Figur Publik
Sempat baper, namun Irma Kartika Anggraeni akhirnya bisa beradaptasi dengan status sang suami, Beddu Tohar, yang merupakan figur publik. Sifat adaptif ini muncul sesederhana menyadari status lelaki 38 tahun tersebut.
"Awalnya agak keganggu dengan adanya berita ini-inu. Lihat Beddu di TV bisa mesra-mesraan dengan lawan main ataupun ada fans yang gengges. Tapi, lama-kelamaan cape juga kalau dibawa perasaan dan dipikirin. Seiring waktu ya akhirnya bisa untuk biasa aja dan nggak mau dipikirkan karena itu memang risiko menikah dengan public figure," ceritanya.
Lagipula, Irma menaruh keyakinan tersendiri pada Beddu. "Yang buat yakin adalah dari awal Beddu gencar dan tidak putus asa untuk bisa meyakinankan saya dan keluarga untuk bisa mempunyai hubungan yang lebih serius. Ditambah lagi, dulu kan saya sudah sempat dilamar orang, tapi Beddu tidak menyerah untuk memenangkannya sebelum janur kuning melengkung," ujarnya.
"Sampai akhrnya hari demi hari Beddu meyakinkan saya, meyakinkan keluarga, dan ditambah lagi yang paling spesial adalah Beddu itu sangat sayang dan peduli dengan keluarga saya, terutama kedua orangtua saya selalu menomor satukan. Itu yang membuat saya yakin bahwa Beddu adalah laki-laki yang cocok untuk menjadi imam saya," lanjut Irma.
Rasa Pacaran di Tahun ke-8 Pernikahan
Dituturkan Irma Kartika Anggraeni, Beddu Tohar tak sebegitu lain dari kali pertama mereka berjanji saling mendampingi, Bilamana ada, maka itu pasti seputar dua jagoan hasil pernikahan mereka. Selebihnya, Irma, juga Beddu punya cara sendiri untuk jatuh cinta, lagi dan lagi.
Di tahun ke-8 pernikahan, harmonisme dijaga mereka dengan menerapkan kebiasaan seperti semasa pacaran. Mulai dari nonton, sampai jalan berdua, semua tak absen dilakukan Irma dengan lelaki kelahiran Brebes, Jawa Tengah, tersebut.
Juga, keduanya tetap berusaha menjalin komunikasi selancar mungkin. "Jujur dan terbuka dalam hal apapun, sekecil apapun. Saling komunikasi yang baik dan saling percaya," ucap perempuan blasteran Belanda-Indonesia tersebut.
Hingga akhirnya,Irma pun mengungkap makna mejadi seorang ibu, sekaligus istri. "Menjadi wanita seutuhnya untuk menjadi istri yang sempurna dan ibu yang sempurna tanpa harus meminta balasan apapun. Menjadi seorang ibu dan istri itu yang saya rasakan sangatlah luar biasa. Penuh dengan warna," tandasnya.