Fimela.com, Jakarta Fadhli Al-Fasiy, peserta Akademi Sahur Asia atau Aksi Asia 2018, memiliki kisah kurang mengenakan jauh sebelum dirinya terpilih untuk mewakili Indonesia dalam ajang pencarian bakat dai dan daiah tersebut. Fadhli yang berasal dari Aceh mengaku jika dirinya pernah diremehkan oleh teman-temannya karena dianggap tak bisa dan layak untuk tampil menjadi pendakwah.
Maklum menurutnya, di tempat kelahirannya, orang yang menguasai ilmu agama dan memiliki kemampuan berdakwah sangat banyak. Lantaran pernah dipandang sebelah mata itu, justru membuat Fadhli terpicu. Berbekal tekad dan kemauan yang keras, dirinya terus berlatih untuk menjadi seorang dai sukses.
Advertisement
BACA JUGA
“Saya fokus belajar pidato saat SMA , awalnya karena ada teman-teman yang menyepelekan saya, dan saya berkata dalam hati saya jangan disepelekan gitu dong. Sebenarnya saya juga bisa. Dan untuk melawan kesombongan mereka, saya menunjukan diri bahwa saya juga bisa,” kata pria berusia 28 tahun ini mengenang saat ditemui di studio Indosiar, Jakarta Barat, Sabtu (9/6/2018).
Kini, nama Fadhli sudah diketahui banyak orang setelah dirinya mengikuti ajang Aksi Asia 2018 untuk mewakili Indonesia. Tidak mencari gelar juara, ia mengaku ingin menempa ilmu lebih banyak dari ajang yang diselenggarakan Indosiar itu.
“Dari awal lillahi ta’ala karena yang penting adalah ilmunya. Banyak sekali ilmu yang saya terima dari karantina sampai saat ini yang mengajarkan banyak hal tentang dakwah,” kata Fadhli.
Sayang, langkah Fadhli Al Fasiy harus terhenti dalam babak 7 besar. Ia harus angkat koper dan mudik ke kampung halamannya lantaran mendapat nilai terendah pada penampilannya, Sabtu (9/6/2018) dini hari.