Fimela.com, Jakarta Rama Widi, pemain harpa berskala internasioanl asal Indonesia terpaksa tak bisa melanjutkan keinginannya untuk beradu kemampuan dalam sebuah ajang kompetisi harpa di Israel dalam waktu dekat ini. Ada satu alasan yang membuatnya mengurungkan niatnya tersebut.
Sang ibu sekarang ini tengah berjuang hidup karena kanker payudara yang diderita. Sebagai anak, Rama Widi ingin menunjukkan baktinya dengan menemani dan merawat, meski harus mengorbankan impiannya menembus prestasi di bidang yang disukainya.
"Setelah kemoterapi pertama masih mau ke mall, salon. Cuma setelah rambut dah mulai rontok, benar-benar di depan tv, selimutan, gitu aja. Rencana Oktober baru akan ke sana, tapi dibatalin," kata Rama Widi di plaza Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (25/5/2018).
Advertisement
"Sebenarnya saya udah keterima. Nglihat kondisi ibu saya. Ya saya harus memilih, ngejagain orangtua atau impian saya. Karena kompetisi ini usia saya udah limit banget, kalau udah kepala 3 udah sulit banget tembus ke babak selanjutnya," ujarnya.
Rama sempat bingung, namun beberapa teman musisi memberikan pendapatnya. Menurut mereka kesempatan untuk berbakti kepada orangtua lebih harus diutamakan daripada kesempatan untuk mengejar impian. "Karena mungkin akan ada kesempatan lainnya," imbuh Rama.
Advertisement
Buah Pengorbanan
Sebelumnya, tahun 2012 Rama pernah juga diterima dalam proses audisi dalam ajang kompetisi yang sama. Ia menjadi orang Asia Tenggara pertama yang menjadi kontestan ketika itu. Namun, langkahnya belum bisa lebih jauh dan gagal pada babak selanjutnya.
"Selama 50 tahun kompetisi diselenggarakan baru tembus. Tapi saat itu gak berhasil ke babak selanjutnya. Dan menjadi pemberitaan serta omongan komunitas harpa di dunia karena saya dianter oleh banyak sekali keluarga besar," ujarnya.
Namun, Rama Widi yakin bahwa Tuhan Maha Bijaksana. Karena ketika ia melepas tampil di ajang kompetisi itu, ada ganti baginya. Dalam waktu dekat, Rama Widi bakal menggelar konser tunggal bersama pemain harpa dari Amerika.
"Tanggal 2 Juni ada konser dengan harpist dari Amerika, akan Asia Premier. Ini hadiah dari Tuhan ya. Saya percaya Tuhan tahu saya melepas kompetisi itu. Saya berpikir pasti ada gantinya," tuturnya.
Â