Jakarta Penyanderaan 40 orang warga oleh kumpulan lelaki bersenjata di Australia ternyata memberikan buntut yang tak menyenangkan. Pelakunya diduga merupakan militan Islam –anggota ISIS. Ia meminta para sandera untuk mengibarkan bendera bertuliskan huruf Arab. Bahkan, dua orang dinyatakan tewas.
Beberapa jam setelah serangan di Kafe Lindt itu, sebuah kelompok Islam melapor menerima perlakuan kurang menyenangkan –sebagian perempuan berhijab diludahi. Kejadian penyanderaan tadi ikut membuat warga minoritas Islam di Australia merasa terancam.
Advertisement
Seorang warga, Rachel Jacobs, ikut prihatin dan menyebarkan cerita ia yang rasakan saat menaiki sebuah kereta. Ia mendapati seorang perempuan Muslim diam-diam menanggalkan kerudung yang terpakai agar merasa lebih aman dan tak menjadi amukan warga lainnya.“I ran after her at the train station. I said put it back on. I’ll walk with you. She started to cry and hugged me for about a minute,” tulisnya dalam sebuah sosial media. Cerita haru tadi justru menggugah hati warga lainnya.
Salah satu pengguna sosial media lainnya, Sharna Bremmer, pun menuliskan solidaritasnya. “If you wear religious attire and need to get from Adelaide;s west suburbs to the city on Tues but don’t want to travel alone #illridewithyou.”Dengan kekuatan viral, tagar #illridewithyou menyebar secara luas dan cepat –terhitung lebih dari 250 ribu tweet sudah menggunakan tagar tesebut.
Beredarnya terorisme dan organisasi dari oknum penganut Islam memang jadi issue yang sangat sensitif. Namun, berkat kekuatan media sosial, warga Australia berhasil menggerakkan massa agar tak semena-mena menghakimi warga Muslim yang tak bersalah. Small action but big impact.