Jakarta Aktingnya sebagai gadis dengan penglihatan low vision dalam film "They Don�t Talk About Love When They Talk About Love" memang cukup melekat di benak penonton. Piala kemenangan di IMA (Indonesian Movie Awards) dalam kategori Pendatang Baru Terbaik sangat pantas menjadi imbalan atas kerja kerasnya. FIMELA.com pun penasaran dengan sosok gadis berparas ayu ini. Tanpa menunggu lama, kami mengundangnya ke kantor dan berbincang banyak hal yang mungkin nggak semua orang ketahui tentang dirinya.
Anyway, peluang Karina terjun ke dunia seni peran ternyata diawali dari dunia balet. �Aku belajar balet sejak tahun 1997. Sejak kecil aku terhitung anak yang nggak bisa diam dan ingin mencoba banyak hal mulai dari menari sampai bernyanyi. Ibu juga yang mengarahkan aku masuk ke sekolah Namarina Ballet School,� ceritanya mengawali perbincangan. �Melalui balet, aku mendapatkan banyak keuntungan mulai dari belajar disiplin hingga leluasa menghadapi tekanan tinggi. Aku juga belajar akting lewat balet,� tambahnya.
Advertisement
Untuk mengembangkan bakatnya di dunia akting, Karina mulai belajar seni peran di Sakti Actor Studio. Dari situlah keinginannya akan akting tumbuh dan lalu mengikuti audisi drama musikal berjudul "Onrop!" yang disutradarai oleh Joko Anwar. �Dibutuhkan kemampuan yang sama rata antara bernyanyi, akting dan menari. Itu mengapa aku sangat menyukai drama musikal,� pendapat Karina.
Memang sudah berjodoh, ia berhasil main di "Onrop" musikal dan akhirnya berteman baik dengan Joko Anwar. Bisa dibilang, Joko menjadi salah satu orang yang turut membesarkan nama Karina. Ia turut merekomendasikan Karina buat bermain di film "What They Don�t Talk When They Talk About Love" dan "Pintu Harmonika".
Perjalanan Karina dalam dunia akting memang masih terbilang panjang. Dengan piala kemenangan di tangan, mental baja dan disiplin yang tinggi kami yakin ia akan berumur panjang di dunia perfilman. Ke depan ia mengaku ingin di kenal sebagai salah satu aktris yang piawai memainkan karakter tokoh sejarah. Salah satunya ingin mampu bermain sebagai R. A Kartini. �Sangat menantang karena karakternya nyata dan observasinya panjang serta mendalam,� tutur gadis yang juga bermain di film "Kebaya Pengantin" bersama Atiqah Hasiholan.
Selain karakter tokoh bersejarah, Karina juga kepincut ingin bermain sadis di sebuah film thriller. �Aku yakin bisa bermain di film thriller. Aku ingin mencoba banyak peran di luar dari zona nyamanku. Mungkin orang nggak banyak yang tahu kalau aku suka banget film slasher, tingkatannya itu di atas thriller,� tuturnya.
Meski diakuinya balet menjadi sumber kesuksesannya, Karina justru mengaku enggan terfokus di dunia tari saja. �Aku memimpikan lebih dari itu. Kalau terfokus di dunia balet saja mungkin akan menjadi ballerina tapi aku ingin menjadi lebih dari itu. Kebetulan aku memiliki banyak passion lain yang akan diwujudkan. Salah satunya membuka bisnis sekolah balet dan melanjutkan bisnis salon,� tutup pemilik Sucre Wax Bar, salon khusus waxing ini.
Psst, tunggu juga berbagai artikel tentang Karina Salim di FIMELAgirl pada Juli nanti, Fimelova!