Advertisement
Next
Bukan kali pertama Teater Abang None menggelar pertunjukan sejenis. Gambang Kromong Soekmadjaja adalah buah karya seni keempat dari kelompok Teater Abang None Jakarta. Maudy Koesnaedi, selaku produser pertunjukan ini, mengatakan bahwa Teater Soekmadjaja dipercaya oleh Gubernur DKI Jakarta, Jokowi, untuk membuka rangkaian acara ulang tahun Jakarta tahun 2013 ini. Pertunjukan ini digelar selama 2 hari, 5—6 Juni.
Gambang Kromong Soekmadjaja mengisahkan tentang cara sebuah kesenian tradisional bertahan di tengah-tengah arus globalisasi jaman yang semakin canggih dan modern. Adalah Jaelani (Jay) yang dihadirkan sebagai bentuk penolakan anak muda masa kini terhadap budaya asli mereka dan Jayadi (Yadi) tampil sebagai sosok anak muda yang justru peduli dengan nasib kebudayaan aslinya.
Jay dan Yadi yang sama-sama berasal dari keluarga Betawi tulen, memiliki cara pandang berbeda tentang kesenian asli mereka. Jay justru malu mengakui darah Betawi yang dimilikinya dan menolak untuk meneruskan usaha kesenian Gambang Kromong miliki ayahanya. Sedangkan Yadi, adik Jay, justru merasa bangga dan menggebu-gebu dalam meneruskan cita-cita luhur ayahnya untuk tetap melestarikan kebudayaan Betawi melalui Gambang Kromong mereka.
Advertisement
Next
Namun, akhirnya Jay ditampar dengan kematian Yadi di tengah-tengah seluruh anggota Gambang Kromong Soekmadjaja mempersiapkan penampilan besar mereka. Setelah bisa jujur tentang jati diri aslinya kepada teman-teman kampusnya dan mendapat dorongan penuh, Jay pun akhirnya sadar dan terbuka untuk mau meneruskan perjuangan adiknya Yadi meneruskan persiapan besar kelompok Gambang Kromong milik keluarganya.
Ya, tak bisa dipungkiri bahwa inilah kenyataan yang harus dihadapi seluruh kesenian tradisional yang ada di Indonesia, khususnya Betawi. Tertampar, inilah efek yang harusnya diterima penonton ketika menyaksikan teater berdurasi sekitar 1.5 jam ini. Salah satu upaya melestarikan kesenian Betawi yang semakin tergerus dan terpinggirkan, Gambang Kromong Soekmadjaja merupakan bentuk rasa cinta Abang None terhadap Ibukota Jakarta.