Advertisement
Next
Bertempat di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, FIMELA.com berkesempatan menyaksikan pertunjukan Teater Padusi pada Jumat malam (10/5). Dalam bahasa Minang, Padusi berarti ‘perempuan’. Ya, pertunjukan kali ini memang bertujuan mengangkat suara peremuan Minang tentang cinta, kesetiaan, dan juga harga diri.
Padusi merupakan sebuah cerita yang sudah menjadi legenda di Tanah Minang. Dalam cerita ini, Padusi merupakan sosok seorang perempuan urban yang lama hidupa di Ibukota dan berusaha untuk kembali mengenal akar budaya asli tempatnya berasal. Teater yang berdurasi sekitar 1.5 jam ini terdiri dari 3 buah cerita dengan benang merah berbeda.
Next
Cerita pertama adalah cerita Puti Bungsu, seorang bidadari yang terpaksa jadi manusia dan menikah di bumi. Kisah kedua, adalah Siti Jamilan, seorang perempuan yang merasa dikhianati cintanya karena sang suami menikah dengan perempuan lain. Sedangkan cerita penutup adalah cerita Sabai nan Aluih. Cerita terakhir mengisahkan perempuan yang menuntut keadilan karena seorang datuk mencoba menyuntingnya dengan paksa.
Perempuan dalam ketiga cerita tersebut diperankan oleh Sha Ine Febriyanti. Jajang C. Noer, Niniek L. Kariem, Arswendy Nasution, dan Marissa Anita turut meramaikan pentas teater kali ini. Tidak sekadar lakon, pertunjukan ini juga didominasi oleh gerakan tari khas Minang.
Advertisement
Next
Selain tarian yang cukup mendominasi pertunjukan, sang sutradara mengoptimalkan efek visual dengan mengombinasikan permainan multimedia dan lampu yang membuat cerita semakin hidup. Nggak heran kalau hari itu, sederet artis Ibukota ternama ikut turut hadir menyaksikan pertunjukan yang digelar selama 3 hari berturut-turut. Surya Saputra, Widy B3, Cynthia Lamusu, Nola B3, serta Ria Irawan terlihat antusias menyaksikan pertunjukan yang digawangi oleh Rama Soeprapto sebagai sutradara dan Nia Dinata sebagai penulis naskah. Bukan hanya itu, 50 orang penari dan musisi profesional membuat penonton semakin terlena menyaksikan pertunjukan drama tari ini.