Advertisement
Next
Peringatan Hari Kartini bertajuk “Peran Potensial Perempuan Indonesia dalam Percepatan Kebangkitan Peradaban Indonesia” yang diketuai Yenni Rachman—aktris peraih 2 Piala Citra sekaligus pemeran Kartini dalam film R.A. Kartini yang diproduksi tahun 1984—ini juga dihadiri Ibu Linda Amalia Sari Gumelar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan beberapa pejabat perempuan lainnya.
Diskusi, tari-tarian, permainan angklung dari Mang Udjo, pembacaan puisi dari sang maestro Taufik Ismail dan Aspar Paturisi, sampai pemutaran film R.A. Kartini, meramaikan acara, yang diakhiri dengan pengumuman naskah cerita pendek terbaik. Dalam acara yang didukung IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia), Kemendiknas, Kementerian UMKM, Kementerian PPPA, dan LEMHANAS, ini memang sempat diadakan kompetisi cerita pendek yang mengangkat tema “Kartini di Era Kini”. Dari sana, karya terbaik pilihan juri itu akan diangkat ke layar lebar oleh Yenny Rachman. Didi Petet dan Alex Komang pun didapuk untuk ikut menentukan pemenang.
Advertisement
Sementara itu, seluruh ruangan dipenuhi perempuan cantik dari berbagai profesi yang kompak mengenakan pakaian daerah. Tampak pula Inul Daratista, juga aktris senior Widyawati dan Yati Octavia. Inul mengenakan kebaya hijau yang membuatnya terlihat segar dan cantik, sementara beberapa aktris senior memilih tampil anggun dengan nuansa batik.
Next
Kartini menjadi pelentik api semangat kaum perempuan. Karenanya, peringatan ini sekaligus sebagai bentuk dukungan dan dorongan kepada seluruh perempuan Indonesia untuk menunjukkan potensinya, maju ke ranah publik, dan membuat perubahan untuk negara. “Kunci kesuksesan perempuan itu ada 4: kemauan, kemampuan, kesempatan, dan karakter atau kepribadian. Nah, soal kesempatan ini yang masih membutuhkan perhatian. Agar kesempatan perempuan untuk maju makin terbuka, harus lebih banyak lagi perempuan yang duduk sebagai penentu kebijakan,” ungkap Christina M. Rantetana, perempuan pertama yang menjadi perwira tinggi di tubuh TNI AL. Christina sendiri saat ini bertugas sebagai Staf Ahli Menkopolhukam bidang Ideologi dan Konstitusi.
Yati Octavia pun sependapat dengan Christina, ungkapnya, “Kartini-kartini sekarang memang lebih maju dibandingkan dengan Kartini dahulu. Saya mengharapkan banyak perempuan Indonesia yang terjun ke dunia politik.” Sementara bagi Inul, menjadi Kartini bahkan bisa dimulai dari rumah tangga sendiri, baru kemudian di masyarakat. “Aku sendiri orang bisnis, jadi mudah-mudahan juga bisa menjadi pahlawan untuk semua karyawan," tutupnya. Walaupun masing-masing perempuan memaknai perjuangan Kartini berbeda-beda, tapi ada satu semangat yang sama, yaitu kemajuan, optimisme, dan perjuangan menuju perubahan yang lebih baik.