Advertisement
Next
Sosok Pembimbing Spiritual seketika kembali naik ke permukaan publik saat Adi Bing Slamet memperkarakan mantan Guru Spiritualnya yang bernama Eyang Subur. Adi mengaku ditipu selama bertahun-tahun oleh Eyang Subur, terlebih saat Adi merasa Eyang Subur justru membawa ajaran yang melenceng dari Islam. Drama saling tuding dan membela diri antara Adi dan Eyang Subur pun heboh dan menghiasi layar hampir setiap hari. Bahkan, Adi pun berani menggandeng Front Pembela Islam (FPI) untuk menggalang dukungan melawan Eyang Subur.
Satu lagi kasus Guru Spiritual yang turut menyita perhatian publik adalah saat Reza Artamevia dekat dengan lelaki bernama Gatot Brajamusti, yang berperan sebagai Pembimbing Spiritualnya. Publik digemparkan dengan kenyataan bahwa Reza memutuskan untuk tinggal di padepokan Brajamusti usai bercerai dengan Adjie Massaid (Alm). Kedekatan Reza dan Brajamusti pun banyak menimbulkan tanda tanya seputar status hubungan mereka.
Next
Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita sebaiknya menyeimbangkan antara urusan duniawi dan sisi rohani. Itulah yang membuat sebagian orang membutuhkan sosok “pengayom” yang bisa membuatnya menjaga keseimbangan tersebut. Karena itulah muncul berbagai istilah sebagai sebutan untuk sosok pembimbing spiritual di masyarakat, mulai dari Guru Ngaji, Ustad, dan yang saat ini santer terdengar adalah Guru Spiritual. Seperti apakah sosok seorang Guru Spiritual di mata masyarakat awam?
“Sebenarnya Guru Spiritual merupakan sosok yang dianggap bisa berfungsi sebagai pembimbing spiritual. Menurut saya yang disebut oleh para seleb dan pejabat sebagai Guru Spiritual adalah Guru Ngaji. Karena mengaji berkaitan erat dengan spiritual maka ada sebagian orang yang menyebutnya dengan Guru Spiritual. Tapi, entah mengapa, buat saya sendiri istilah Guru Spritual justru malah identik dengan sesuatu yang klenik, terlebih saat saya melihat sosok Guru Spiritual yang sering muncul di televisi,” Dini, 26, Pengurus LSM di Surabaya.
Advertisement
Next
“Dalam Islam memang ada Guru Spiritual yang bertujuan mengajarkan ke-Tauhidan dan Fiqih dalam agama. Dan nggak ada salahnya juga minta didoakan oleh Guru Spiritual kita. Karena memang ada hadits-nya jika kita minta didoakan oleh orang yang dirasa lebih shaleh dan lebih dalam ilmu agamanya maka bukan tidak mungkin doa kita cepat dikabulkan. Tapi, tentu doa yang paling ampuh adalah doa dari orangtua kita. Yang menjadi masalah adalah guru-guru spiritual yang banyak beredar saat ini menurut saya lebih mengarah ke paranormal dan itu bisa mendekati atau mungkin sudah tergolong syirik karena sudah tidak sesuai dengan Al-Quran dan Hadits. Tapi, tergantung lagi ke Guru Spiritualnya sih ya. Kalau yang diajarkan Sang Guru masih sesuai dengan ajaran Islam, nggak melenceng, boleh-boleh saja kita meminta bimbingan darinya. Tapi, untuk sosok seperti itu, saya nggak pernah menyebutnya dengan Guru Spiritual, saya lebih senang menggunakan istilah Ustad,” Ina, 25, Editor surat kabar yang pernah menetap di Saudi Arabia.
Sekalipun kita memerlukan sosok yang diharapkan mampu membimbing kita untuk menyeimbangkan kehidupan dunia dan juga aspek rohani, tentu kita harus tetap bisa memilah, berpikir secara sehat, dan memastikan apakah memang sosok yang kita tidak melenceng dari ajaran agama yang kita anut. Jika memang Guru Pembimbing Spiritual sudah mengarah kepada praktik paranormal atau perdukunan, tentu hal tersebut tidak lagi sesuai dengan ajaran agama manapun. Bahkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2005 telah mengeluarkan sebuah Fatwa yang mengharamkan segala jenis praktik perdukunan atau paranormal.
Jika Sang Pembimbing Spiritual sudah mengajarkan hal yang melenceng dari ajaran agama yang dianut, masih pantaskah sosoknya disebut sebagai Guru Spiritual? Percaya dengan hal ghaib bukan berarti harus ikut terlibat dan melakukan praktik paranormal kan. Psst, ingat, MUI sudah mengeluarkan Fatwa Haram soal praktik paranormal dan perdukunan lho.