Advertisement
Next
Audy
It’s never be easy to be a celebrity, terutama yang beruntung memiliki kisah asmara tak terduga seperti Audy. Percintaannya dengan Iko Uwais yang singkat dan berakhir bahagia di pelaminan, herannya membuat ia banyak menuai komentar negatif, selain juga respon positif dari penggemar yang berbahagia atas hidupnya. Mulai dari menyinggung bentuk tubuh, hingga pilihan katanya yang bernada religius, ada saja menyulut mulut usil untuk menjatuhkannya. Ditanya tentang mention negatif di timeline-nya, Audy berkata, “Ah, biasa itu. Anggap saja sebagai doa dan ladang amal,” dengan nada datar tanpa tersirat sikap sentimental sama sekali. Hingga saat ini, kami pantau ada saja “attention seeker” yang sepertinya ingin menarik perhatiannya, namun dengan pilihan kata yang kurang menyenangkan. Tapi, Audy tetaplah Audy, yang biasanya memilih mendiamkan hal tersebut atau berseloroh lucu, seperti “Mungkin waktu lahir dulu nggak di-Adzani.” We heart you, Audy!
Advertisement
Next
Widi Mulia
Passion terbesar Widi saat ini sangatlah jelas, yaitu soal parenting yang menyangkut kedua buah hatinya, Dru dan Widuri. Memang dasarnya Widi suka bercerita di lini waktu akun pribadinya, sehingga ia sering memaparkan kejadian lucu atau pengalamannya menjalani proses tumbuh kembang anaknya yang fluktuatif dan adventurous. Sayangnya, nggak semua kepala menganggap bahwa apa yang diceritakannya itu adalah kehidupan pribadinya, sehingga berkomentar bernada judgemental dan negatif tentang tweet-nya. Seperti ketika Widi bercerita tentang negosiasinya saat Dru tak mau sekolah atau saat Dru menggunakan sapaan “Hi” kepadanya. Ia diserang dengan anggapan bahwa ia bukanlah ibu yang baik atau terlalu ke-Barat-baratan dalam mengasuh anak. Sempat terpancing emosi, Widi lalu menganggap itu adalah proses pembelajaran. “Pada dasarnya saya memang emosional, namun bila ada seseorang yang mengkritik, saya harapkan itu bisa berlanjut menjadi sebuah diskusi, karena mungkin saja apa yang saya pikir benar ternyata salah. Tapi, seringnya itu hanya menjadi omongan usil sesaat, karena orang yang mengkritik biasanya nggak bisa memberikan penjelasan yang memuaskan atas keberatannya.”
Advertisement
Next
Ade Fitria Sechan
Mantan model yang kini beberapa kali menjajaki dunia akting ini, benar-benar seorang perempuan berani. Isi timeline di akunnya didominasi oleh pernyataan vokal tentang pendapat pribadinya atas suatu hal. Bukan hanya berani berpendapat, Ade pun dengan gagah berani menghadapi omongan usil bernada menjatuhkan dari follower-nya. Seperti yang baru saja terjadi minggu lalu, dimana seorang “pengikut” akunnya berkomentar menilai dan cenderung tak berdasar dengan mengatakan kalau karier Sandhy Sondoro, suami Ade, gagal menjadi penyanyi yang sukses secara internasional. Ade pun menanggapinya dengan fakta bahwa kesibukan Sandhy yang terus mendapatkan tawaran menyanyi di luar negeri adalah bukti bahwa karier musik Sandhy tak segelap yang dikatakan follower tersebut. Suasana sempat memanas karena follower usil itu bersikeras dengan pendapatnya sendiri, hingga diakhiri dengan sikap diam Ade dan mem-block orang tersebut. Patut diacungi jempol untuk ketangguhan Ade membela orang tercintanya dari omongan buruk para haters. Love becomes her strength to speak out.
Next
Demi Lovato
Bentuk tubuh juga menjadi subjek langganan yang seringkali dialamatkan padanya untuk menjatuhkan. Telah mendapatkan kembali kepercayaan diri yang sempat hilang akibat gangguan makan yang berpengaruh pada kejiwaan, Demi masih saja sering mendapat bombardir negatif dari follower yang membencinya. Dikatakan gemuk, jelek, dan tak menarik, sudah sangat biasa untuknya. Sebagai balasannya, Demi beberapa kali terlihat menulis pernyataan yang menyiratkan ia boleh saja tak kurus, tapi ia bahagia dan berprestasi. “Guess what, I'm healthy and happy, and if you're hating on my weight you obviously aren't,” tulisnya setelah tampil perhelatan MTV Video Music Awards tahun 2011 lalu. Jalan terbaik untuknya memang mengacuhkan semua komentar negatif itu, tapi Demi juga pernah terbakar emosi. Langsung me-retweet komentar bernada fisik dari salah satu follower, Demi menulis, “Who cares!”. Ya, buat ia peduli dengan suara negatif tersebut kalau ia kini telah sukses menjadi penyanyi dengan pencapaian album yang baik dan sempat menempati posisi sebagai juri di “X Factor” Amerika yang memiliki rating bagus.
Advertisement
Next
Agnes Monica
Bullying bukan sesuatu yang penting untuk Agnes. Tumbuh besar di dunia hiburan, Agnes ditempa menjadi perempuan yang punya hati lembut sekaligus tangguh. Ia mudah tersentuh dengan pujian menyanjung dari penggemarnya atau kata-kata suportif dari penggilanya, tapi tak akan mudah goyah saat dibombardir dengan ucapan menjatuhkan dan meremehkan. Lihat saja betapa ramainya mention yang ditujukan kepadanya setiap menitnya, dengan variasi isi tweet antara yang menyukai atau membencinya. Sebagai selebriti lokal yang memiliki fan base sangat kuat, kicauan negatif itu lebih sering dihadapi oleh penggemarnya.
Namun sesekali, Agnes pun “turun gunung” dan bereaksi atas “keributan” yang terjadi di Twitter mengatasnamakan akunnya. Lucunya, biasanya Agnes menjadi penengah antara fan base-nya yang fanatik dengan berbagai pihak yang punya pendapat tentang Agnes. Seperti ketika Erdianji, mantan vokalis Drive yang kini aktif bermusik di bawah nama band Ebony, berkicau tentang pengalamannya berbagi studio dengan band pengiring Agnes yang menurutnya kurang profesional. Kontan itu membuat fans fanatik Agnes terbakar emosi sebelum tahu duduk persoalan sebenarnya. Anji diserang, Agnes pun diikutkan. Akhir cerita, masalah itu selesai dengan sendirinya karena jelas adalah sebuah salah paham dan emosi semata. Agnes sangat sadar bahwa 4 juta lebih follower-nya mengharapkan idolanya bertindak dan berkata terpuji. Dan, Agnes berhasil melakukannya. Ia tidak pernah “mengotori” timeline-nya dengan kata-kata terpancing emosi.