Todd Anthony Tyler 'Asia’s Next Top Model': "I'm Handsome and Not Gay!"

Saya lebih baik dari Nigel Barker

Bergabung dalam sebuah franchise acara yang lebih dulu terkenal, membuat saya disamakan dengan Nigel Barker. Ya, memang formula acara ini seperti itu, dimana supermodel didampingi oleh seorang creative director untuk memandu jalannya penilaian dan penjurian. Dalam proses pencarian untuk mengisi posisi tersebut, saya dinilai pantas sebagai partner Nadya karena punya kompetensi di bidang kreatif serta berdomisili di Asia dimana acara ini memang dalam jangkauan tersebut. Kebetulan saya juga seorang fotografer dan berlatar belakang modelling sama seperti Nigel, yang makin membuat saya akan selalu dibandingkan dengannya. Padahal, kalau menurut opini pribadi, saya lebih dari dia. Lebih kreatif, lebih tahu dunia fashion, dan lebih berambut daripada Nigel (tertawa).

Terlepas dari itu, pengalaman saya sebagai model sangat membantu dalam menilai dan memberikan saran kepada para finalis. Saya tahu kesulitan, hambatan, dan hal apa saja yang biasanya terjadi di belakang panggung atau setiap pemotretan, sehingga membuat saya bisa memberikan saran yang berguna untuk para gadis muda itu. Pengalaman ini membuat saya bisa banyak memberikan kontribusi daripada sekadar menilai dan duduk di meja penjurian.

Thank God I’m Not Nadya Hutagalung!

Menjadi juri di ANTM bukan perkara gampang. Saya yang aslinya hangat dan ramah, harus memasang sikap dingin dan menjaga jarak dengan para finalis agar mereka tak bias dengan posisi saya sebagai juri mereka. Itu sebabnya, saya tak banyak bicara untuk acara ini dengan maksud untuk menegaskan karakter saya sebagai juri yang serius. Efeknya, beberapa finalis banyak yang segan dan takut pada saya.

Sisi lain tentang menjadi bagian dari acara ini adalah keterlibatan emosi. Saya dan Nadya mengenal dan mengikuti para finalis dari awal. Kami memantau setiap perkembangan mereka bagaikan mendidik seorang murid. Tak bisa disangkal, emosi ikut terlibat di sini dan membuat proses eliminasi jadi sedikit sentimental. Untungnya saya “hanya” menjadi partner Nadya di acara ini, dimana dia yang bertugas untuk mengumumkan siapa yang tereliminasi setiap minggunya. Sungguh, itu bukan pekerjaan yang mudah dan menyenangkan, apalagi itu dilakukan kepada perempuan muda yang memang sangat serius dan ingin menjadi top model. Dari suasananya saja, ketika proses eliminasi tiba, seluruh ruangan mendadak seperti disekap dengan energi negatif bercampur rasa gugup, tertekan, dan gelisah. Belum lagi, semua mata tertuju pada siapa yang akan mengumumkan pemberitahuan tak menyenangkan. Syukurlah Nadya yang melakukan itu, bukan saya, because I just want to be a nice guy (tertawa).

Saya mantan model, tampan,…dan menyukai perempuan!

Bekerja di industri fashion, merawat penampilan, dan mantan model, nggak memungkiri membuat saya sering disangka adalah homoseksual. Saya maklum saja dengan anggapan itu. Saya juga nggak punya masalah dengan kaum homoseksual selama kami tidak saling mengusik. Anggapan seperti ini (dan juga seperti yang kami tanyakan padanya-red) selalu saya respon dengan tertawa karena itu tidak benar.Kenyataannya adalah kini saya telah menikah dengan seorang mantan model asal Ukraina. Dia sosok perempuan yang cukup lama mendampingi saya dan sangat banyak memberikan dukungan untuk karier saya. Ia pernah mengatakan kalau ia hanya ingin berada di manapun saya ada, dimana itu menunjukkan dukungannya untuk setiap jejak karier saya.

Saya akui, saya bukan laki-laki yang mudah untuk dihadapi. Saya keras kepala, sangat berkomitmen dengan pekerjaan, dan workaholic. Istri saya ini adalah perempuan yang bisa memahami dan “menjinakkan” saya. Apakah saya suami romantis? Saya nggak tahu, karena saya sadar betul nggak pandai melakukan hal-hal seperti yang ada di film. Tapi, saya merasa kalau saya romantis dari sisi hati. Berprofesi sebagai fotografer yang memudahkan saya untuk bertemu dengan banyak perempuan cantik, membutuhkan komitmen tinggi untuk menjaga hati. Saya masih menjaga teguh nilai kesetiaan dan moral pernikahan. Walaupun saya terlihat mesra dan dituntut untuk flirting dengan model yang akan saya foto, itu sebenarnya hanya untuk kepentingan pekerjaan dan sama sekali nggak berpengaruh untuk hati saya. Hati ini hanya untuk istri saya. See, I am a romantic guy!