Advertisement
Next
Keluar dari zona nyaman
Kesibukan saya saat ini sedang fokus untuk mempersiapkan peluncuran album baru. Menyiapkan konsep promosi, video klip, dan beberapa hal lainnya. Semuanya harus dipikirkan baik-baik karena saya nggak menutup mata kalau album ini harus menghadapi tantangan berat di dunia musik Indonesia saat ini. Ada pendatang baru, tren music baru, serta cara berpromosi yang yang baru. Tapi, saya nggak takut dengan persaingan, karena toh saya memulai karier dari sebuah kontes menyanyi, jadi yang namanya persaingan sudah biasa dihadapi. Walaupun, nuansa persaingan di zaman sekarang ini memang terdiri dari warna yang lebih banyak bila dibandingkan dengan lima tahun yang lalu.
Advertisement
Industri musik memang berubah. Ada regenerasi dan bermunculannya musisi baru, dan itu menjadi motivasi saya untuk melakukan sesuatu yang baru. Makanya, saya mencoba keluar dari zona nyaman yang selama 12 tahun berkarier ini, dengan membawakan lagu musisi lain yang sudah terkenald ari tahun 80-90’an dengan gaya saya. Seluruh lagu di album baru ini memang membawakan lagu recycle, namun ini adalah sebuah tantangan. Biasanya saya membawakan lagu baru dan itu bisa dibawakan dengan gaya saya. Tapi, beda ceritanya ketika membawakan lagu orang lain yang sudah terkenal dibawakan oleh penyanyi lain. Tantangan supaya lagu itu lebih bagus lagi dari versi aslinya, harus bisa saya penuhi. Bila ingin menjadi penyanyi yang nggak membosankan, saya harus terima tantangan itu.
Alasan lain saya menerima tantangan menyanyikan lagu recycle juga karena didasari dari kerinduan saya dengan masa-masa 80-90’an. Masa remaja saya berlangsung di tahun-tahun itu dan menurut saya itu adalah tahun yang terbaik. Industri musik Indonesia pun bisa saya bilang mengalami masa keemasaannya di era itu. Nuansa musik dan musisinya berkreasi dengan sangat bagus, dibuat secara matang, dan mengalir tanpa ada pretensi apapun seperti yang terjadi sekarang ini. Kalau sekarang, durasi musik ditentukan dengan pertimbangan bila ditampilkan di acara musik televisi, lalu diminta mengikuti tren yang ada, dan lain-lain. Nggak bisa dipungkiri, saya sebagai orang musik kangen dengan apa adanya musik zaman dulu.
Next
Bila hidup saya tanpa Sabria Kono...
Selain musik, saya juga punya dunia lain yang sama menyenangkannya, yaitu dunia keluarga. Pernikahan saya dengan Sabria Kono kini sedang dalam proses akan diramaikan oleh calon anak kedua. Sabria kini tengah hamil 3 bulan. Berpasangan dengan Sabria membuat hidup saya lebih berwarna. Dia adalah orang yang sangat lucu, selucu ketika ia tampil di program acara komedi, dimana kualitas karakternya itu membuat saya lebih bisa berekspresi. Itu juga yang membuat saya bisa lebih lepas menjalani hubungan ini, karena dari awal kami berpacaran, saya bisa menampilkan sisi asli saya. Sifat moody saya yang sangat drastis, bisa disikapi olehnya dengan cara yang lucu, bukannya menjadi masalah. "Berpasangan dengan Sabria membuat hidup saya lebih berwarna."
Sebenarnya saya adalah tipe orang yang individual, nggak membutuhkan seseorang tertentu untuk menjalankan hidup saya. Tapi, setelah menemukan Sabria dan menjalani hubungan dengannya, saya jadi menyadari bahwa saya nggak seindividual itu, tetap ada beberapa hal kecil yang berefek besar yang nggak bisa saya lakukan tanpanya. Itu terasa ketika kami terpisah jarak kalau misalnya saya harus bepergian untuk pekerjaan. Ketergantungan ini sebenarnya tidak mengubah kepribadian saya menjadi seseorang yang lain, tapi Sabria membantu saya menjadi pribadi yang lebih kaya karena bisa menikmati hal-hal dengan perspektif berbeda. Ya, saya laki-laki beruntung yang bisa mendapatkan pendamping dengan kualitas terbaik seperti itu, ditambah dengan kehadiran anak-anak yang lebih mencerahkan hidup saya. Kembali menjadi calon ayah, saya bisa bilang kalau kini lebih siap karena sudah melewati fase “ayah baru”.
Rio Febrian akan hadir dalam acara FimelaFest yang akan diselenggarakan pada tanggal 9-11 November 2011 di Central Park. Nggak mau ketinggalan kan? Buruan daftar di sini!