Advertisement
Next
Di kalangan perupa, lelaki kelahiran 1945 ini lebih dikenal sebagai seorang pegrafis dibandingkan dengan pelukis. Ya, karya seni rupa yang dihasilkan Sukamto tidak hanya sebatas tumpahan cat akrilik dan cat minyak di atas kanvas berbingkai.
Next
Cukil Lino, Lithografi, Cetak Saring, dan beberapa teknik seni rupa lainnya digunakan Sukamto untuk menghasilkan sebuah karya yang mewakili suara hatinya. Sejak masih duduk di bangku SMA, Sukamto sudah mulai mengenal seni lukis di Akademi Seni Rupa Surakarta. Kemudian, setelah menyelesaikan sekolahnya, Sukamto pun mulai bersentuhan dengan seni lukis ketika ia bergabung dengan Himpunan Budaya Surakarta (HBS).
Advertisement
Next
Kurang lebih 100 buah karya Sukamto akan dipamerkan di ruang Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki selama 10 hari. Pameran ini terbuka untuk umum tanpa pungutan biaya. Sesuai dengan tema pameran ‘Retrospeksi Grafis dan Lukis’ karya-karya Sukamto yang dipamerkan merupakan perpaduan antara teknik melukis dan juga teknik grafis. Misalnya saja teknik cukil lino dan juga cukil kayu.
Next
Biasanya cukil kayu digunakan sebagai “mesin cetak” seni grafis. Tapi Sukamto justru menggunakan cukilan kayu yang dibubuhkan berbagai warna sebagai karyanya. Untuk orang awam, harus diakui bahwa beberapa karya seni rupa yang dipamerkan Sukamto agak sulit untuk dimengerti.
Advertisement
Next
Dibutuhkan ketelitian dan pemahaman khusus untuk mengerti hasil goresan dan ukiran tangannya. Namun jika diperhatikan dengan seksama, karya-karya Sukamto yang dipamerkan sebagian besar berisi protes dan juga refleksi realita sosial dan lingkungan tempat Sukamto dibesarkan.