Advertisement
Next
Jika tidak ada acara khusus yang mengharuskan pergi ke museum, pernah nggak sih kamu dengan sengaja mengunjungi museum atau pergi ke tempat-tempat bersejarah lain di Jakarta? Pasti hampir sebagian besar orang akan menjawab ‘Tidak Pernah’.
Ya, nggak bisa dipungkiri bahwa saat ini memang sebagian besar masyarakat lebih senang menghabiskan waktu senggang mereka di pusat perbelanjaan. Nggak ada yang salah dengan menghabiskan waktu pusat perbelanjaan, tapi bukankah ada baiknya kita mulai mencoba untuk mengisi waktu luang kita dengan kegiatan yang menyenangkan dan lebih bermanfaat?
Mengunjungi museum bisa menjadi pilihan kegiatan yang bisa kamu lakukan di akhir pekan. Jika diminta untuk menyebutkan nama-nama museum yang ada di Jakarta, mungkin rata-rata orang akan menyebutkan paling banyak 10 museum. Padahal banyak banget museum di Jakarta ini yang bisa dikunjungi dan banyak banget museum yang belum banyak diketahui orang.
Advertisement
Next
Misalnya saja Museum Mohammad Hoesni Thamrin yang terletak di Jalan Kenari. Tahukah kamu kalau di pojok Jalan Kenari, Jakarta Pusat, tepat di belakang bangunan Kenari Djaja terdapat sebuah museum yang nyaris teronggok tak terawat? Dibandingkan dengan Museum Fatahillah atau yang sekarang dikenal dengan Museum Sejarah Jakarta, Museum Mohammad Hoesni Thamrin akan kalah pamor dan tidak banyak orang yang tahu terlebih lokasi museum ini memang terletak di jalan yang cukup kecil.
Advertisement
Next
Salah satu faktor yang membuat museum kurang diminati oleh para pengunjung dan menjadi tempat pilihan terakhir untuk menghabiskan waktu senggang, yakni kurangnya peran pemerintah dalam mempromosikan dan merawat bangunan-bangunan bersejarah. Dari hampir 50 buah museum di Jakarta, mungkin bisa dihitung dengan jari, berapa banyak museum yang memang terawat dan memberikan kenyamanan yang cukup bagi para pengunjungnya. Deretan museum yang terdapat di Komplek Taman Mini Indonesia Indah dan Museum Bank Indonesia merupakan contoh museum yang memberikan kenyamanan cukup kepada para pengunjungnya. Misalnya saja, baru-baru ini kenyamanan di dalam Museum Bank Indonesia ditingkatkan dengan penambahan AC.
Next
Museum Wayang yang terdapat di komplek Kawasan Wisata Kota Tua misalnya, di sana kita akan disajikan berbagai jenis wayang dari seluruh Nusantara beserta kelengkapannya. Bagi para pecinta kesenian dan sejarah, museum ini akan sangat menarik, tapi sayang kondisi di dalam gedung yang agak gelap dan aroma lembab membuat orang enggan berlama-lama untuk berada di dalam museum. Walaupun jumlah pengunjung museum di Indonesia tidak banyak, tapi setiap tahun jumlah pengunjung mengalami peningkatan. Misalnya saja di Museum Geologi, pada tahun 2009 jumlah pengunjung hanya 326.195 namun pada tahun 2010 pengunjung mencapai 400.726 orang. Tapi, tentunya jumlah tersebut belum seberapa dibandingkan dengan jumlah pengunjung di sebuah pusat perbelanjaan di Ibukota yang mencapai 60.000 orang per minggu pada tahun yang sama.
Kesan kuno, tua, menyeramkan, dan kotor sepertinya lebih melekat erat pada museum dibandingkan dengan kesan yang menyenangkan. Namun, kesan negatif yang melekat pada museum akan tetap melekat jika kita sebagai masyarakat tetap enggan melangkahkan kaki untuk mengunjungi museum. Kamu bisa memilih museum-museum tertentu yang sesuai dengan minatmu. Hey, nggak semua museum itu terkesan menyeramkan lho. Yuk, berhubung tahun 2012 ini masuk ke dalam program Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM) yang akan dilaksanakan selama lima tahun (2010-2014) ciptakan kesan ceria dan menyenangkan dengan mulai mencoba untuk sesekali menghabiskan waktu di museum agar semakin tercipta kondisi museum yang kondusif bagi masyarakat.