Advertisement
Next
Indonesia rasanya patut bangga memunyai atlet balap berprestasi seperti Alexandra Asmasoebrata. Perempuan yang akrab disapa Andra ini mulai berkecimpung di dunia otomotif sejak usia 11 tahun. Adalah sang ayah yang juga berprofesi sebagai pembalap yang memaksa Andra untuk mau menyentuh dunia otomotif. “Kali pertama menyentuh dunia otomotif saat saya berusia 11 tahun. Waktu itu papa ingin salah satu anaknya meneruskan karirnya sebagai pembalap, jadi papa memang sedikit memaksa saya untuk terjun ke sirkuit dan memulainya dengan go kart. Waktu itu saya benar-benar mengawalinya dengan keterpaksaan karena saya agak tidak percaya diri dengan kemampuan saya mengendarai go kart. Tapi, ternyata saya tidak memerlukan waktu lama untuk bisa mulai mencintai dunia balap,” ujar Andra di kantor manajemennya yang terletak di Jalan Cikajang.
Dua belas tahun berkecimpung di dunia balap, prestasi perempuan yang menyukai olahraga berkuda ini tidak bisa dianggap sepele. Hampir 200 buah piala berhasil disabet Andra selama perjalanan karirnya. Kecintaan Andra pada dunia balap membuat Andra total dalam menjalani karirnya. Istilah ‘perempuan’ tidak berlaku bagi Andra ketika perempuan kelahiran 1988 ini sedang berada di atas sirkuit. “Banyak yang saya dapatkan dari dunia balap, bukan sekadar piala saat perlombaan dan juga keringat saat berada di lintasan. Balap juga mengajarkan saya bagaimana untuk mengontrol emosi. Jadi, walaupun perempuan terkenal dengan emosi yang meledak-ledak, tapi itu tidak berlaku buat saya. Ketika saya sedang berada di lintasan, saya benar-benar berubah total menjadi seorang “laki-laki” secara fisik dan mental,” Andra bercerita. Yup, secara fisik Andra memang tampak seperti perempuan pada umumnya, tapi saat berbicara banyak dengan perempuan kelahiran 1988 ini, sisi maskulin Andra pun sangat terlihat. Terlebih saat Andra bercerita bahwa salah satu olahraga yang ia gemari adalah berkuda dan boxing.
Next
Obrolan renyah dengan anak ketiga dari Keluarga Asmasoebrata ini berlangsung tanpa terasa dan Andra pun dengan sangat excited menceritakan karirnya di dunia balap. Dunia balap yang rentan dengan risiko kecelakaan tinggi tidak membuat Andra mundur dari dunia balap. “Setiap profesi pasti akan banyak menghadapi berbagai tantangan. Olahraga balap adalah olahraga yang sangat dekat dengan kecelakaan. Mungkin hanya itu yang menjadi fokus perhatian selama menjalani karir di dunia balap. Menabrak tembok, menabrak mobil pengendara lain, dan mobil terbalik untungnya tidak memukul saya mundur dari dunia otomotif. Trauma memang pasti akan muncul setelah kecelakaan, tapi itu semua harus ditangani jika kita mau maju. Dengan sendirinya, lama-kelamaan saya bisa mengatasi itu semua,” ujar Andra sambil tertawa renyah.
Advertisement
Next
Tidak adanya sarana berlatih Formula di Indonesia, membuat Andra dan tim harus pergi-pulang ke Cina setidaknya satu bulan sekali untuk berlatih. “Idealnya setiap atlet memang harus berlatih setiap hari untuk mengasah kemampuannya. Tapi, Indonesia hanya memiliki satu sirkuit, Sentul, sehingga saya menyimpan mobil formula saya di Cina. Jadi, mau tidak mau saya harus pergi ke sana setidaknya satu bulan sekali untuk latihan. Padahal, jujur saja, tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk itu. Tapi, mau bagaimana lagi karena memang fasilitas di Indonesia tidak memungkinkan untuk berlatih Formula," Andra mencurahkan isi hatinya sebagai seorang atlet.
"Saya mau tetap fokus menjalani karir di dunia balap. Kalau ditanya sampai kapan, saya juga tidak tahu sampai kapan saya akan berada di sini (dunia balap Formula)."Andra yang kini sedang menempuh skripsi dalam bidang komunikasi di salah satu perguran tinggi swasta di Jakarta ternyata tetap ingin menjalani karir di dunia balap hingga batas yang tidak ia tentukan. Dunia kerja profesional sepertinya sama sekali tidak terlintas di kepala Andra saat ini. "Dulu sih saya memang bercita-cita ingin menjadi perempuan karir yang bekerja di kantoran. Tapi, sekarang kayaknya nggak deh. Saya mau tetap fokus menjalani karir di dunia balap. Kalau ditanya sampai kapan, saya juga tidak tahu sampai kapan saya akan berada di sini (dunia balap Formula). Saya sadar bahwa memang nantinya saya, ketika memasuki usia lanjut, harus tetap berhenti balapan, tapi saya tidak ingin keluar dari dunia balap. Saya ingin menggunakan pengalaman balapan saya untuk membuat sesuatu yang juga masih di dunia otomotif. Misalnya saja dengan membuat sekolah balap. Semua orang memang bisa membuat sekolah balap, tapi mereka tidak memiliki pengalaman langsung terjun di sirkuit dan hal inilah yang menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya," Andra berujar sedikit serius sebelum memasuki sesi foto.