Advertisement
Next
Lazuli Sarae membawa prinsip lokal yang sangat kuat.Kreativitas dan anak muda, dua hal ini sepertinya sudah menjadi satu kesatuan yang tidak dipisahkan. Reta, perempuan asal Bandung membuktikannya dengan membuka sebuah clothing line, Lazuli Sarae. Sepintas, jika hanya mendengar namanya, clothing line yang lebih banyak menggunakan bahan denim untuk produknya ini merupakan produk lokal. Namun ternyata, saat ditanya kepada Sang Empunya produk, Lazuli Sarae diambil dari bahasa Sunda.
“Untuk pemilihan nama kami memang sengaja memilih nama yang terdengar seperti merk luar. Ini dimaksudkan agar kami terpacu untuk membuat brand ini menjadi goes global. Tapi walaupun demikian, sebenarnya Lazuli Sarae membawa prinsip lokal yang sangat kuat. ‘Lazuli’ diambil dari kata ‘lazhward’, dari bahasa Persia yang artinya ‘biru’. Sementara ‘sarae’ adalah kata dalam bahasa Sunda yang berarti bagus namun bermakna jamak,’ Reta menjelaskan.
Next
Usaha yang berdiri sejak tahun 2011 ini awalnya hanya sebuah konsep bisnis yang memenangkan sebuah kompetisi. Namun, karena Reta dan rekan kerjanya sudah berencana membuka usaha sendiri sejak mereka masih duduk di bangku kuliah maka bisnis yang baru berwujud konsep pun tak ragu mereka wujudkan menjadi bisnis nyata. “Saya dan rekan saya sudah berpikir untuk membuka usaha sendiri sejak masih kuliah. Sebelum Lazuli Sarae kami sudah terlibat dalam sebuah Event Organizer sederhana dan bahkan sempat terpikir juga untuk berbisnis kuliner. Kenapa kami mewujudkan Lazuli Sarae? Motivasinya sederhana: momennya tepat, ada dukungan dari mentor bisnis, dan juga bisnis ini berada pada bidang yang kami kuasai,” Reta bercerita.
"Langkah pertama kali yang saya ambil adalah memantapkan rencana bisnis sampai setidaknya satu tahun pertama."Sebagai modal awal membuka bisnis Lazuli Sarae, Reta dan rekan pun memanfaatkan hadiah hasil memenangkan kompetisi untuk mengawali Lazuli Sarae. Untuk beralih dari seorang profesional menjadi seorang pengusaha tentunya bukan hal yang mudah bagi Reta dan teman-temannya. “Langkah pertama kali yang saya ambil adalah memantapkan rencana bisnis sampai setidaknya satu tahun pertama. Lalu setelah itu saya dan teman-teman menetapkan waktu yang tepat untuk mundur (resign) dari perusahaan masing-masing. Ini merupakan keputusan yang cukup rumit pada awalnya, apalagi ada faktor-faktor dari luar, seperti keluarga dan teman-teman. Tapi pada saat itu kami yakin pada keputusan kami,” ujar Reta mengenang titik awal perjalanannya.
Advertisement
Next
Sebagian produk Lazuli Sarae, mulai dari pakaian dan aksesori, menggunakan bahan denim. Dan yang menjadi garis besar dari produk ini adalah motif batik di atas denim yang dibuat dengan model fashion terkini. “Motif batik yang digunakan sebenarnya tidak spesifik dari daerah tertentu di Indonesia. Saya lebih cenderung menggunakan motif batik buatan sendiri karena prinsipmya, motif batik Lazuli Sarae harus merepresentasikan Indonesia yang kekinian. Jadi motif batik kami adalah representasi dari bagaimana anak muda Indonesia masa kini melihat lingkungannya dan mengejawantahkannya dalam batik. Selain itu, saya dan rekan saya, Gilang, kebetulan memiliki latar belakang ilmu yang cukup dalam pengolahan batik. Dan menurut saya batik adalah salah satu varian tekstil Indonesia yang sangat dikenal di dalam negeri maupun di pasar global. Tenaga pengrajin batik yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan pun cukup banyak. Oleh karena itu, kami pikir batik adalah titik awal yang baik untuk memulai.,” Reta menjelaskan.
"Batik adalah salah satu varian tekstil Indonesia yang sangat dikenal di dalam negeri maupun di pasar global."Menggunakan batik di atas bahan denim pada produk Lazalui Sarae pun mendapat sambutan yang beragam dari pasar. “Pertama kali diluncurkan, sambutan dari pasar terhadap produk kami pun beragam. Ada yang melihat sebagai Lazuli Sarae sebagai produk yang menarik dan segar, ada juga yang melihat sebagai ‘perusak’ tradisi,” ujar Reta.
Produk fashion yang mengeluarkan 2 kali koleksi terbaru dalam satu ini, bisa diperoleh melalui online dan juga di outlet. Di Jakarta, Lazuli Sarae bekerja sama dengan consignment store, seperti Alun-Alun Indonesia, Central Park, Jakarta; Pendopo, Alam Sutra Mall, Tangerang; dan juga di Sarinah Thamrin dan Sarinah Pejaten Village, Jakarta. Pencapaian yang bagus, bukan, untuk sebuah usaha yang baru berusia 1 tahun?!