Sukses

Entertainment

Karier Prisia Nasution dan Melanie Subono, Bergantung Pada Talent Agent?

Next

Prisia Nasution

Pernah dengar nama Tracey Jacobs? Mungkin belum. Tapi, pasti kamu sudah sangat mengenal Gwyneth Paltrow, Johnny Depp, atau Rachel McAdams. Nah, berkat tangan dingin Jacobs inilah, sosok outsider macam Depp atau Paltrow menjadi “sesuatu” dan terkenal luar biasa. Jacobs adalah sosok agen yang gigih dan cerdas yang bisa memoles seseorang yang dinilainya berbakat, menjadi aktor atau aktris terkenal. Berawal dari menjadi idola remaja tahun 80-an karena memukau di serial “21 Jump Street”, kini Depp adalah magnet utama sebuah film dengan kepiawaiannya berubah-ubah kepribadian memerankan berbagai karakter. Kesuksesan Jacobs sebagai agen untuk mengubah seseorang menjadi “anak emas”,diakuinya seperti mengemas bakat seseorang sedemikian rupa agar bisa dengan mudah dijual dan menghasilkan keuntungan yang besar.

“Cara kerja agen itu seperti mini studio film. Kami diharapkan untuk membuat sebuah paket yang bisa dinikmati secara lebih mudah. Bila itu sudah bisa tercapai, maka keuntungan penjualan dan bayaran tinggi menjadi tujuannya,” ujar jacobs.

Bagaimana di Indonesia? Bagaimana dengan para aktris yang menggabungkan dirinya ke dalam sebuah agen? Prisia Nasution, aktris yang langsung membawa pulang Piala Citra di debut film pertamanya, “Sang Penari” tahun 2011 lalu, mengatakan bahwa ia termasuk yang pemilih untuk mempercayakan kariernya pada sebuah institusi. Alasannya adalah, ia memiliki idealisme sendiri dalam memilih peran dan nggak ingin terseret arus yamg membuat positioning dirinya sebagai aktris nggak terarah.

"Anggapan bahwa harus cantik dan elok dulu supaya terlihat bagus di kamera, akan sulit dipatahkan,"

“Nggak semua agen bakat mau mematahkan standar yang dipatok oleh industri hiburan. Sudah ada hal-hal baku yang ditetapkan di industri ini dan bila itu nggak sejalan antara artis dan agen yang menaunginya, bisa susah dan malah nggak sinkron. Bisa-bisa karier si artis itu sendiri terhambat. Saya sangat pemilih, nggak mau menerima semua tawaran film yang datang kepada saya. Anggapan bahwa harus cantik dan elok dulu supaya terlihat bagus di kamera, akan sulit dipatahkan kalau agen pencari bakat yang ada benar-benar hanya mencari kualitas itu ketika merekrut bakat baru,” katanya.

Next

 

Melanie Subono

Kehati-hatian dalam melangkah ke sebuah agen artis, juga diterapkan oleh Melanie Subono. Namun, ia nggak menutup pintu untuk tawaran dari pihak manapun yang bisa memberikan pencerahan untuk perkembangan kariernya. Ia yang bermula dari penyanyi lalu sekarang berkembang menjadi penulis, kini telah diwadahi oleh sebuah agen, Jim Models. Bukan karena ia nggak percaya diri untuk berdiri sendiri, namun Melanie melihat nilai lebih bila ia bergabung di bawah sebuah agen.

“Saya dan pihak agen sama-sama mendengarkan ingin bikin apa, bukan cuma rencana jangka pendek. Kami bukan cuma menargetkan apa yang  ingin dicapai sekarang ini. Sebelum saya menandatangani kontrak, pihak Jim Models memberi kesempatan untuk saya menuliskan ingin dibuatkan oleh mereka. Saya sampai bisa menulis rencana impian saya ke dalam 4 lembar kertas, lalu didiskusikan bersama mana yang mungkin direalisasikan dan mana yang nggak. Saya dibuatkan program-program dimana saya nggak hanya bisa nyanyi dan menulis, tapi saya bisa explore karier saya lebih jauh lagi,” ujarnya.

Pertanyaan berikutnya adalah, apakah karier figur publik langsung terjamin akan melesat ketika bergabung dengan agen? Melanie menjawab tidak. Ia yang sudah merasakan perbedaan antara mengurus karier secara swadaya dan kini bergabung dalam agen, berpendapat bahwa karier seseorang nggak bisa digantungkan secara penuh pada agen. Andil si figur publik itu sendirilah yang sebenarnya menentukan seberapa cepat laju perkembangan kariernya.

"Bosan kan lihat televisi dan film yang hanya diisi oleh wajah yang itu-itu saja?"

“Kalau artisnya sendiri nggak punya atau nggak tahu ingin membuat apalagi dalam kariernya, ia tetap saja nggak akan berkembang. Karier seseorang digerakkan oleh pribadi yang menjalankan, bukan digantungkan sepenuhnya pada agen,” katanya tegas.

Lalu, apa kata agen pencari bakat ketika memilih talent untuk diajak bergabung dengan mereka? Orang awam beranggapan bahwa pasti kriteria fisik yang menjadi pertimbangan utamanya, namun tidak seperti itu keadaannya sebenarnya. Kemal Arsjad, produser dari Lynx Films, yang ikut berpartisipasi dalam Jim Film Academy bentukan dari Jim Models, mengatakan bahwa agen yang ia percayakan sebagai partner kerja kali ini, nggak melihat penampilan fisik sebagai penilaian utama, tapi karakter, yang sebenarnya menjadi poin utama agar bisa sukses.

“Tujuan utama pencarian bakat baru  di Jim Models adalah karakter, karena kita ingin berkembang bersama-sama, sehingga perkembangan karier si artis di waktu mendatang juga akan dipikirkan. Lagipula, para artis yang bergabung di sini bukanlah dianggap sebagai “barang dagangan”, mereka semua punya cakupan kreativitas yang masih bisa berkembang luas. Bosan kan lihat televisi dan film yang hanya diisi oleh wajah yang itu-itu saja?,” kata Kemal.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading