Sukses

Entertainment

Ujian Nasional, Punya Pengaruh Apa untuk Masa Depan?

Next

Kenapa tiap tahun mata pelajaran yang diujikan selalu berubah? Tujuannya sih, untuk memperbaiki sistem UN dari tahun ke tahun. Sayang, dari sekian banyak percobaan tiap tahunnya, belum ada hasil yang memuaskan. Keputusan mau dibawa ke mana atau seperti apa UN yang paling ideal sampai sekarang masih belum jelas. Yang pasti, perubahan sistem secara terus-menerus ini membuat pendidik kewalahan beradaptasi karena tiap tahunnya harus selalu mempelajari sistem terbaru sebelum menyosialisasikannya ke anak didik. Belum lagi kesimpang-siuran sistem yang berlaku baru jelas beberapa saat menjelang pelaksanaannya, sehingga pendidik dan anak didiknya harus meraba-raba sendiri apa yang harus dipersiapkan. Ini yang saya alami saat duduk di bangku SMA. Lantas muncul pertanyaan, sistem seribet itu apa fungsinya untuk masa depan? Kelulusan sudah pasti jadi tujuan, tapi apa ada fungsi lainnya?

"Sistem UN yang seribet itu apa ada fungsinya untuk masa depan kita?"

Pro dan kontra peraturan bahwa siswa hamil dilarang mengikuti UN bahkan juga sempat jadi bahan perdebatan. “Syarat UN sepanjang itu humanis dan nggak hypocrites aku setuju, tapi kalau aneh-aneh, misalnya siswi hamil nggak boleh ikut UN agak nggak masuk akal. Justru lembaga pendidikan harusnya men-support. Siswi hamil di luar nikah saja sudah punya beban psikologis, jangan ditambahi atau dipersulit lagi. Ijazah SMP atau SMA baginya sangat penting untuk bekerja dan nantinya menghidupi anaknya, kan. Kalau orang-orang seperti dia kehilangan kesempatan mendapatkan ijazah, menurutku malah makin menambah angka jobless dan kemiskinan,” tutur Joan, mahasiswi pascasarjana, 24 tahun.

Next

Seorang teman pernah tidak lulus UN tahun 2006 dan terpaksa mengikuti Ujian Kesetaraan untuk mendapatkan ijazah. Setelahnya, dia masih bisa mendaftar kuliah di universitas swasta karena kesempatan untuk masuk PTN sudah hilang. “Perasaanku waktu itu jelas kacau, lihat semua teman-temanku lulus dan cuma aku yang masih harus berjuang di Ujian Kesetaraan. Sampai sekarang aku juga nggak tahu kenapa aku bisa nggak lulus sendiri, padahal aku merasa bisa menyelesaikannya. Tapi ya sudah, mau apa lagi. Toh setelah lulus Ujian Kesetaraan semua kembali berjalan normal, walaupun tetap saja aku dirugikan dengan ijazah yang dibawah apa sebenarnya layak aku dapatkan setelah sekitar 3 tahun berkutat di sekolah. Kesempatan kuliah terbuka lebar walaupun bukan PTN, bahkan sekarang aku sudah bisa bekerja sementara masih banyak teman-teman yang menganggur. Jadi pengaruh UN ya cuma saat itu aja, down, kalau sekarang sama sekali nggak,” kenang Firdi, accounting, 24 tahun.

Lalu, bagaimana tentang nilai UN yang diwacanakan akan menjadi satu-satunya syarat diterima di perguruan tinggi, tanpa perlu melewati tes seleksi masuk? Wacana yang dikeluarkan Mendikbud ini langsung mendapat protes keras dari berbagai universitas. “Kalau nilai UN nggak bisa dijadikan syarat masuk perguruan tinggi karena nilai-nilai itu dianggap belum layak, lalu apa nilai itu juga layak jadi tolok ukur kelulusan siswa? Bisa jadi perdebatan baru, kan?” ungkap Ummy, guru Bahasa Mandarin, 26 tahun. “UN dan tes SNMPTN adalah dua hal beda banget. Materi UN kan, lebih fokus ke apa yang kita pelajari selama duduk di bangku SMA, sementara SNMPTN sengingatku lebih ke pengetahuan umum. Jadi memang kurang fair kalau keduanya disamakan, padahal beda porsi,” Disa, ibu rumah tangga, 29 tahun.

“Kalau nilai UN nggak bisa dijadikan syarat masuk perguruan tinggi karena dianggap belum layak, apa nilai itu sudah layak jadi tolok ukur kelulusan siswa?"

Kemdikbud memang punya keinginan menjadikan hasil nilai UN SMA/SMK/MA sebagai syarat masuk perguruan tinggi, sementara Djemari, Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), sendiri menyatakan hasil itu belum pantas jadikan syarat masuk perguruan tinggi. Menurutnya pelaksanaan UN hingga kini masih dalam pengkajian untuk perbaikan kualitas. Akhirnya, jalan tengah yang tak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya diambil. Tahun ini nilai UN memang dijadikan sebagai syarat mendaftar seleksi masuk PTN, tapi hanya salah satu, sehingga SNMPTN 2012 jalur tertulis tetap harus mengikuti ujian.

Next

Apa hasil UN juga berlaku untuk siswa lulusan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)? Ternyata nggak. Meski nggak lulus UN, mereka masih bisa mendaftar kuliah di luar negeri. Para siswa cukup mengikuti tes masuk perguruan tinggi setara dengan sistem Cambridge, mungkin karena standar pendidikan di luar negeri nggak menjadikan hasil UN sebagai syarat utama.

Nah, hal-hal semacam inilah yang mestinya nggak perlu lagi diperdebatkan. UN bukanlah peristiwa langka, tapi acara tahunan yang mestinya sudah punya pondasi kuat atau peraturan jelas dan nggak perlu diusik sepanjang berpengaruh positif. Para siswa sudah cukup bingung dengan sistem UN, apa masih perlu dibikin makin bingung dengan syarat-syarat lain di luar syarat akademis? Perdebatan demi perdebatan justru cuma menghasilkan kekhawatiran siswa dan para orangtua. Apa pantas mereka mendapat label layak lulus atau nggak cuma dari hasil yang diperoleh dari perjuangan selama beberapa hari saja, cuma lewat beberapa mata pelajaran?

Lepas dari berbagai perdebatan dan kebijakan yang dibuat, nggak ada yang pernah tahu sampai kapan ritual tahunan “debat” UN benar-benar berakhir, sama seperti nggak ada yang tahu manfaat UN selain label “lulus” yang disahkan pemerintah lewat ijazah. Satu yang pasti, para siswa sudah usai melaksanakan ujian, dan perdebatan ini semua terpaksa berakhir sementara, setidaknya sampai hari pengumuman kelulusan. We’ll see.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading