Advertisement
Next
Masih banyak orang yang ingin buat sesuatu untuk Chrisye...
Chrisye belum terlupakan. Konser “Kidung Abadi” yang baru sukses diselenggarakan pada 5 April kemarin, menjadi bukti bahwa ada seseorang yang masih “menggerakkan” karier Chrisye walau ia sudah tinggal nama. Sosok Damayanti Noor, biasa dipanggil Yanti, bisa dibilang adalah sosok penggerak itu. Ia yang kini menjadi perpanjangan tangan segala hal tentang Chrisye, mengurus hak intelektual almarhum suaminya, dan menjaga nama baik Chrisye. Bisa dibilang, itu bukan pekerjaan yang mudah karena membutuhkan ketelatenan dan kecerdasan. Dan pastinya, nggak semua istri seorang musisi bisa melakukannya. Tapi, ketika ditanya apa yang melatarbelakangi ketelatenannya dalam menjaga semua warisan suaminya itu, Yanti bukan melakukannya atas dasar ketenaran. FIMELA.COM malah mendapatkan jawaban rendah hati, tapi sarat dengan kekuatan.
Advertisement
“Semua yang saya lakukan ini bermula dari niat ibadah saya sebagai istrinya, nggak terkecuali saat ia sudah nggak ada lagi. Istilah dunia boleh memanggil saya ‘janda’, tapi saya tetap istrinya dan mungkin saja baik saya maupun Chrisye adalah jodoh untuk satu sama lain. Selain memelihara ibadah saya sebagai istri dengan terus mengirimkan doa, saya juga masih bisa melakukan sesuatu dengan begitu banyaknya karya Chrisye yang ditinggalkan. Saya mematenkan namanya, lalu mempelajari seluk beluk untuk mengurus hak atas kekayaan intelektual, dan dengan senang hati mengerjakan apa yang bisa saya kerjakan ketika ada pihak yang ingin membuat sesuatu untuk Chrisye. Tapi apa yang saya lakukan ini benar-benar nggak membuat saya merasa lebih pintar atau menjadi representatif Chrisye, karena ini semata saya kerjakan untuk tabungan amal saya. Semoga dengan ini, saya bisa ditempatkan bersama-sama dengan dia lagi kelak."
Next
Kalau dia tidak butuh, maka dia tidak akan minta saya untuk membantu...
Melihat betapa fasihnya Yanti bercerita tentang master suara, label musik, mematenkan nama, pembagian hak atas kekayaan intelektual, atau persiapan konser, membersitkan pikiran bahwa itu sudah lama dilakukannya. Tapi ternyata, itu dipelajarinya secara cepat justru saat Chrisye sudah berpulang karena ia dihadapkan pada kenyataan bahwa suaminya punya warisan karya dan harus sesegera mungkin diproteksi. Kenyataan lain yang Yanti utarakan adalah, selama aktif berkarier dulu, Chrisye bisa terbilang hampir nggak pernah mengikutkannya untuk terlibat dalam proses rekaman, kecuali satu momen, saat Chrisye kesulitan menyanyikan track “Ketika Tangan dan Kaki Berkata”, dan akhirnya meminta ia untuk datang ke studio dan menungguinya take vocal.
“Lagu itu memang bukan sembarang lagu karena liriknya merupakan tafsiran dari sebuah surat Al-Quran yang ditulis oleh Taufik Ismail. Entah kenapa, setiap kali ia mulai bernyanyi, baru sampai di bait kedua lirik, air matanya nggak terbendung menangis dan itu berlangsung sampai hari kedua, sementara ia sudah dipepet deadline. Di situlah Chrisye meminta saya, di antara 20 album lain yang sudah ia kerjakan, yang sama sekali nggak pernah mengikutkan saya dalam prosesnya. Chrisye butuh bantuan saya saat itu dan Alhamdulillah memang akhirnya ia bisa melewati proses take vocal saat saya temani. Sama seperti sekarang, ini sebenarnya amanah yang dititipkan kepada saya dan harus dijalankan dengan sebaik mungkin."
Advertisement
Next
Melihat dunia setelah Chrisye berpulang 5 tahun lalu...
Kediamannya yang dipenuhi dengan memorabilia, penghargaan, atau foto Chrisye, dari beragam tahun, sudah pasti nggak mudah membuat lupa bahwa rumah tersebut pernah menjadi tempat tinggal seorang musisi yang aktif berkarya dan berprestasi. Namun, ada satu hal yang menurut Yanti yang menjadi pembuktian bahwa suaminya sudah berpulang ke tempat yang lebih baik.
“Konser ‘Kidung Abadi’ kemarin yang membukakan mata saya bahwa apapun dengan restu Tuhan bisa terjadi. Dibuatkan konser semegah itu dan dua kali pertunjukan yang sama-sama penuh, memperlihatkan pada saya dan kami sekeluarga bahwa seperti inilah Chrisye di dunia, sehingga ia masih banyak disayangi dan dihargai oleh orang lain. Dan melihat hal itu, secara spiritual saya menggap bahwa dia sudah mendapat tempat yang baik di akhirat. Secara akal sehat, bagaimana mungkin bisa membuat konser dengan megah dan sukses kalau orangnya sudah nggak ada? Tapi kemarin, konser itu terjadi juga. Dan itu malah makin membuat saya merasa kecil di hadapan Tuhan karena begitu hebatnya campur tangan-Nya dalam banyak hal dan kami salah satunya yang mendapat hal eksklusif itu. Menjadi istri seorang musisi, yang katanya “sebesar” Chrisye, sama sekali nggak terasa lain dari bersuamikan profesi lain. Nggak ada yang terlalu perlu dibanggakan, cukup sebentar saja merasa senang dengan hasil kerja beliau, tapi juga nggak menjadi sombong. Chrisye sendiri saja nggak ambisius untuk mengejar ketenaran, karena ini hanya dianggap sebagai profesinya untuk menghidupi keluarganya dan menghibur penggemarnya”.
Kalau sudah mendengar penjelasan Yanti panjang lebar seperti ini, apa kita masih bisa meragukan kekuatan seorang perempuan?