Advertisement
Next
Seperti yang sedang ia kerjakan secara intensif kali ini, yaitu pagelaran Arjuna Wiwaha, kisah pewayangan dari Jawa Timur, yang memberikannya peran sebagai Batari Supraba, bidadari tercantik yang turun dari khayangan untuk menggoda Arjuna (Volland Humanggio). Perannya dalam pertunjukan besutan Mirwan Suwarso yang akan digelar pada 31 Maret 2012 tersebut, menempatkannya sebagai perempuan tercantik yang dengan daya tarik fisiknya mampu memicu peperangan. Dengan kata lain, Marcella nggak kehilangan daya tariknya dalam seni peran.
“Saya menerima ajakan Mirwan untuk ikut terlibat dalam pementasan ini karena ada tantangannya, kalau nggak ada tantangannya pasti nggak saya terima. Dengan blocking segini banyak, saya juga harus mengusai seni gerak-gerik tari Jawa, dan berperan dalam cerita pewayangan. Dulu sekali pernah belajar Tari Baris Gede dari Bali waktu mau buat film dengan Eros Djarot tapi batal. Pernah juga main film Garin Nugroho, “Under The Tree”, dimana disitu saya menari Bali. Tapi, semua itu berbeda, karena yang akan dibawakan sekarang adalah tarian Jawa dan saya anggap itu sebagai tantangan yang menarik. Karakter Batari Supraba ini jauh berbeda dari karakter saya tapi saya harus bisa mensinergikan itu dalam dialog, gerak, dan akting,” ujarnya.
Advertisement
Walaupun dikatakan berbeda, sebenarnya ada satu persamaan Marcella dengan karakter Batari Supraba, bidadari tercantik yang membuat setiap laki-laki yang melihatnya pasti akan tergoda dan jatuh hati. Hal itu adalah kekuatan daya tarik yang dimilikinya yang membuat sosok pendamping Ananda Mikola tersebut, tampak tangguh, powerful, tapi tetap feminin dan cantik. Tentang hal itu, Marcella memang mengakui bahwa ia adalah tipe perempuan yang mandiri tapi tetap membutuhkan laki-laki.
Next
“Perempuan pengaruhnya lebih kuat dibanding laki-laki, karena bisa menimbulkan peperangan hanya karena berebut perempuan seperti dalam cerita ‘Arjuna Wiwaha’ ini. Kalau diaplikasikan ke kehidupan sekarang, perempuan tetap lebih mandiri daripada laki-laki, coba bayangkan saja kalau di rumah nggak ada perempuan, pasti kacau balau. Tapi, mau semandiri apapun perempuan harus tahu kodratnya kalau ada laki-laki yang menjadi pemimpin keluaga. Pengakuan ini tapi bukan berarti bahwa perempuan berkedudukan lebih rendah atau lebih tinggi, karena kita semua sejajar dan saling membutuhkan, kok. Perempuan tetap butuh laki-laki, begitu juga sebaliknya” katanya.
Walau terkesan keras hati dengan nada bicara yang tegas, Marcella kini sudah berubah. Raut mukanya berubah melembut saat ditanya bagaimana hari-harinya setelah menjadi ibu.
“Memang benar kata orang kalau anak seperti obat yang bisa menghilangkan rasa capek dan ngantuk. Dia seperti magnet karena apapun tentangnya pasti lucu dan menarik,” tuturnya sambil tertawa lepas.
Mandiri, kuat, dan cantik? Marcella tetap memilikinya.