Angelina Sondakh, Dulu Disayang Hari Ini Dicela

Siaran langsung jalannya persidangan atas kasus Wisma Atlet SEA Games Palembang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada sebuah stasiun televisi Nasional yang menghadirkan tersangka mantan bendahara umum  Partai Demokrat, M. Nazaruddin, hari ini ternyata bukan bertumpu pada sang tersangka, namun malah ramai membicarakan salah satu saksi yang hadir hari itu, yaitu Angelina Sondakh. Aura keselebritian Angie memang masih mampu menarik perhatian banyak pihak untuk memperhatikan apa yang dia lakukan dan ucapkan.

Saat ia dekat dan akhirnya menikah dengan Alm. Adjie Massaid, kegigihannya untuk bertahan di kursi wakil rakyat selama 2 periode, masa-masa berduka dan bangkit kembali setelah ia ditinggalkan suaminya, hubungan misteriusnya dengan Brotoseno, mantan penyidik KPK, hingga kini yang terhangat adalah penetapan status tersangka untuknya atas kasus suap proyek pembangunan Wisma Atlet Jakabaring, Palembang, selalu laris dicari oleh publik yang masih menyimpan keingintahuan atas perkembangan hidup Angie.

Sayangnya, keingintahuan publik terhadap dirinya datang bersamaan dengan beberapa anggapan negatif  tentangnya, terlebih lagi setelah kesaksiannya di pengadilan Tipikor siang ini. Pernyataan menyangkal dan berkelitnya mulai dari hal yang sepele seperti nggak mengaku menggunakan Blackberry sebelum tahun 2010, menyangkal mengenal beberapa pihak yang diduga terkait dengannya, hingga mengelak tentang akun Twitter-nya, membuat image tentang dirinya sedikit berubah.

Simpati untuknya karena harus terbelit kasus pidana rumit, pelan-pelan meluntur dan berubah menjadi antipati karena ia dianggap sama seperti layaknya anggota DPR lainnya yang tertangkap basah melakukan tindak korupsi atau penyuapan, namun berkelit seolah nggak terjadi apa-apa dan nggak mengenal siapapun. Komentar pedas yang langsung menunjuk dirinya, salah satunya terdengar dari pernyataan Karni Ilyas, Pemimpin Redaksi TV One. Sosok wartawan senior ini menganggap bahwa peran Angie di labirin kasus politik Indonesia saat ini, terlihat layaknya permainan dagelan yang konyol.

“Mendengar keterangan Anggie, selama  40 thn jadi wartawan, menurut saya kasus Nazarudin dkk, adalah dagelan terbesar sepanjang sejarah RI,” tulis Karni siang tadi di akun Twitter pribadinya.

Pendapat subjektif pun nggak terhindarkan dicetuskan oleh publik, salah satunya adalah dari Fimelova kami, Noni Schwarz. Ia yang awalnya menaruh rasa kasihan karena melihat Angie harus dilabelkan sebagai tersangka, berubah menjadi tak simpatik karena performa Angie sebagai saksi yang dinilainya nggak terpercaya.

“Rasa kasihan buat Angelina Sondakh hilang begitu saja setelah mendengar pernyataan bohongnya di Sidang Wisma Atlet,” tutur Noni.

Sungguh ironis sebenarnya melihat bagaimana Angie dengan segala prestasinya bisa disanjung lalu terjerembab ke dalam masalah hukum yang serius dan dicela. Apalagi, di era dengan perputaran informasi yang sangat cepat seperti sekarang ini, begitu susahnya membedakan antara yang sebenarnya bersalah dan nggak bersalah.