Advertisement
Next
I read, so I write
Aku sedang nulis buku tentang self development untuk perempuan seumuranku. Dasarnya karena aku suka sekali baca buku tentang filsafat dan self-improvement, dapat banyak ilmu dari situ, dan ingin melakukan hal yang sama dengan membagi pengalaman dan pengamatanku terhadap orang-orang di sekitarku. Buku ini juga membahas tentang fashion dan beauty dari sisi pengalamanku, seperti testimoni tentang kesalahan membeli produk kecantikan, juga ada beberapa tips dari teman-teman sesama entertainer tentang kecantikan. It’s more like diary tentang pengalaman dan pelajaran hidupku sebenarnya. Baru mulai nulis sekitar 3 bulan yang lalu, sekarang masih dalam proses penulisan buku dan nggak ingin terburu-buru menyelesaikan karena ini pengalaman pertamaku menulis buku tanpa didampingi co-writer. Sedikit takut bukuku akan dinilai jelek oleh orang, tapi untung ada papa yang jadi inspirasi terbesarku untuk nulis, karena dia sudah banyak menerbitkan buku, dan dia sudah nggak sabar untuk baca bukuku. But, I don’t want to rush it, because I enjoy the process.
Advertisement
Next
Meninggalkan dunia hiburan, bukan masalah
Aku pergi sekolah ke luar negeri di saat aku sedang lumayan “laris” di dunia showbiz. Untukku pribadi, aku nggak merasa sayang meninggalkan itu karena papa menegaskan kalau pendidikan adalah hal yang sangat penting. Lagipula, karierku di dunia hiburan sama sekali bukan rencanaku, lebih seperti “kecelakaan”, karena sebelumnya suka malu kalau mendapat macam-macam tawaran. Lain kalau tawaran foto, yang memang kusuka dari kecil, pasti kuiyakan. Tapi, setelah mencoba berakting, ternyata aku suka banget, and I think my talent is there. Aku berani meninggalkan semua itu dan pindah ke luar negeri karena ingin lebih mandiri. Kalau aku nggak ke luar negeri, nggak bisa dapat pengalaman berbeda, dan itu ternyata benar, karena pengalaman yang kudapat di sana nggak sama dengan yang kudapat di Tanah Air. Aku berangkat ke Paris saat belum bisa bahasa Prancis dan cuma punya satu teman orang Indonesia di sana. Kepergianku sekolah di luar negeri bisa dibilang modal nekat karena ingin punya pengalaman. Bisa menghadiri Cannes Film Festival adalah salah satu pengalaman berkesan.
Advertisement
Next
Aku bukan anak manja
Aku sudah berhasil melewati masa-masa sulit saat awal pindah ke Paris. Mulai dari menghadapi masalah di homestay di sebuah rumah keluarga Prancis yang ternyata nggak aman untukku, lalu harus cari apartemen dan mengurus urusan pindahan sendiri, sampai mengalami hidup tanpa listrik selama seminggu karena listrik apartemen korslet dan aku nggak tahu harus mengurus kemana, menelepon siapa, nggak ada akses internet untuk cari informasi, dan saat bertanya ke tetangga mereka nggak ada yang mengerti pertanyaanku dalam bahasa Prancis seadanya.
Tapi, semua kejadian itu nggak membuatku ingin pulang, aku ingin terus tinggal di sana. Dan, supaya mama nggak khawatir, aku nggak cerita tentang kejadian tersebut. Kalau teleponan sama mama, aku bilang everything’s OK, karena dia memang sebenarnya nggak setuju aku sekolah terlalu jauh dan akan suruh aku pulang kalau tahu semua kesulitanku selama di luar negeri. Justru, papa yang menenangkan karena gaya didikan papa lebih mandiri, sehingga waktu libur kuliah aku bukan disuruh pulang tapi disuruh traveling keliling Eropa supaya bisa lebih banyak melihat dunia luas.
Next
Dunia bisnis menarik perhatianku
Setahun di Paris, aku pindah ke Los Angeles dan mengambil jurusan bisnis. Sekarang studiku sudah hampir selesai dan bisa mengambil program external studies, sehingga ada beberapa semester yang bisa kuambil di Jakarta. Program ini memudahkan mahasiswa yang sudah bekerja untuk tetap kuliah dan ini cocok untukku karena setiap liburan aku memang lebih senang untuk melakukan sesuatu di Jakarta. Rencana selanjutku di sini adalah menyelesaikan buku dulu sambil pelan-pelan mulai berkarier lagi di dunia hiburan. Aku nggak mau terlalu banyak ambil kegiatan yang membuat prioritasku berantakan dan nggak dapat hasil maksimal.
Aku anak baik-baik
Saat pulang ke Jakarta, aku lumayan kaget dengan pergaulan anak muda sekarang. Lihat dari foto profil Facebook remaja sekarang, kok mereka sudah seronok banget ya? I don’t get it why they do that. Bisa dibilang, dibanding dengan generasiku, generasi sekarang ini jadi semakin hancur dan batas tabu sudah makin kabur. Usia 13 tahun saja sudah ada yang mabuk, seks bebas, dan berani memasang foto-foto seronok. Aku nggak mengatakan diriku sendiri ini suci dan nggak pernah salah. I did make mistakes, but I learn my lesson. I don’t drink, smoke, and do drugs. Aku juga dekat banget dengan mama, she’s my role model for everything, tapi tetap pernah buat dia marah-semarahnya. Kejadian terakhir yang bikin dia marah adalah menyembunyikan pengalaman burukku saat nyaris diperkosa di LA dan baru memberitahunya waktu di sini. Aku tahu itu salah karena itu bukan kejadian sepele dan nggak akan kuulangi. Aku merasa bersalah banget dengan mama.
READ more articles about Velove Vexia:
- "Resolusi Kecantikan 2012 Ala Velove, Revalina Temat, dan lainnya"
- "Beauty Video: Velove True Colors"
- "Velove Vexia: Monochromatic Party Look"