Obrolan Hangat dengan Adam Liaw, Pemenang Masterchef Australia 2

Adam Liaw datang ke Jakarta untuk mendemokan dan menyajikan masakannya tanggal 18 dan 19 November 2011. Terbang langsung dari Sydney, Adam langsung menuju Portico dan mengecek kelengkapan dapur dan tim yang akan membantunya memasak. Untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Jakarta, Adam cukup excited melihat publik Jakarta yang sudah penasaran dengan tiga menu yang akan disajikan, yaitu Tuna Tartare dengan Yuzu Jelly, Wasabi Avocado Cream, serta Pink Peppercorn dan Garlic Crisp. Untuk main course, ada pilihan Roasted Seabass atau Tea Smoked Lamb, dan tak lupa makanan penutup spesial, es krim truffle yang akan diolah dengan Strawberry Custard dan Meringue.

Persiapan menyajikan menu tergolong cepat, Adam hanya punya waktu kurang dari lima minggu termasuk untuk menyediakan beberapa bahan yang dibawa langsung dari Australia. Bagi Adam, bisa memasak dan menyiapkan hidangan autentiknya adalah bentuk kecintaannya pada kuliner. “You should put your feeling on a plate,” ungkapnya tentang bagaimana ia memasak dengan hati dan bisa menunjukkan bagaimana ia menunjukkan identitasnya sebagai koki. Layaknya seni, memasak seperti membuat sebuah desain yang bisa dinikmati rasa dan penampilannya yang cantik.

Adam yang sudah memasak sejak masa remaja, nampaknya harus berterimakasih pada sang nenek yang menjadi guru sekaligus inspirasi memasaknya. Sang nenek yang berusia 85 tahun adalah tipikal seorang nenek yang sering memarahinya di dapur. Pascakesuksesannya di Masterchef Australia, tentu ia tidak akan menyesal dengan segala kitchen-chaos yang dialaminya bersama sang nenek. Sampai sekarang, ia selalu menyempatkan diri mengunjungi neneknya di Adelaide dan setiap Adam berkunjung, sang nenek akan membuat masakan spesial sesuai permintaan Adam.

“My grandma’s chicken rice is my favorite. If you give me three ingredients; chicken, rice and ginger then I could cook chicken rice and eat it everyday!” katanya sambil tertawa renyah.

Selama satu tahun berjuang di Masterchef Australia, penghargaan terbesar yang diterima Adam akhirnya bisa menerbitkan buku pertamanya berjudul "Two Asian Kitchens" yang dalam waktu dekat akan diterjemahkan ke bahasa Belanda. Menulis buku masakan ini merupakan proses yang menyenangkan bagi Adam. “Everyone who cook must like to publish a cookbook,”katanya. Adam mengingat kisah tentang buku favoritnya yang dibeli di pasar loak Tokyo, yaitu sebuah buku tentang masakan ala California di era 50-an. Saat itu yang ada di pikiran Adam, masakan di tahun itu hanya berkisar hot dog atau burger, yang tternyata mereka saat itu sudah mengenal char siew, sushi, teriyaki.

“But frankly, I never cook anything from that book,” akunya.

Pengalaman bersama kontestan Masterchef Australia memang bukan drama reality show, dimana mereka saling memaki di dalam dapur atau juri-juri membentak kontestannya dengan ‘F-word’. Tinggal bersama hampir satu tahun lamanya, kedekatan Adam dan kontestan lain terutama Callum, masih terjaga sampai saat ini. Kalau mau kilas balik, Adam mengaku momen terbaiknya terjadi bukan saat ia diumumkan jadi pemenang Masterchef Australia musim kedua.

“Setelah seharian memasak, kami biasanya menikmati sisa hari di balkon rumah mengobrol dan bercanda. Saat itulah momen terbaik yang membuat kami sangat dekat. Sebaliknya, momen menyedihkan setelah pressure test harus menebak siapa kontestan yang harus pulang,” kisahnya. “Begitu dekat dan akrabnya, kami tidak menganggap sesama kontestan adalah kompetitor. Salah satu dari kami menang bukan karena  memasak lebih baik dari lainnya, sambungnya. Bahkan, baru-baru ini Adam menghabiskan waktu bermain futsal bersama Callum di liga futsal kampus. “We lost, 7-0!” katanya dengan ringan.

Rencana besar selanjutnya adalah pembukaan restorannya di Sydney. Setelah mengembangkan restoran Izikaya bersama temannya di Jepang yang akan dibuka dalam bulan ini, Adam akan membuka restoran sendiri yang juga menjadi ambisinya sejak lama.

“We already got almost everything, the chefs, the menu, the design, but not the place yet,” bukanya.

Bocorannya, Adam akan membuat restoran tersebut bergaya klasik Jepang berpadu dengan modern art dan siap dibuka bulan Februari 2012 mendatang. Baginya, atmosfer juga penting agar suasana menikmati makanan akan lebih menyenangkan. Di sisa tahun 2011 ini, Adam akan menikmati perjalanan kuliner yang membawanya berkeliling dunia dan memperkaya pengalaman serta cita rasa. “I’m more adventurous on food now after Masterchef than when I was younger,” bandingnya. Adam juga sudah menyiapkan reuni keluarga besar Natal mendatang di Bangkok.

Penasaran gimana masakan yang disiapkan Adam khusus untuk pecinta kuliner Jakarta? Tunggu beritanya hanya di FIMELA.com!