Oleh karena itu, jutawan di bidang hiburan ini, menuju jalur hukum untuk menuntut jariangan televisi, Fox, yang menyiarkan kedua acara tersebut, dan FreemantleMedia North America, sebagai rumah produksi, karena nggak mencantumkan namanya sebagai produser eksekutif dan nggak memberikan sepeser pun keuntungan materi untuknya atas acara “X Factor” versi Amerika Serikat. Tuntutan itu dibuatnya karena “X Factor” sebelumnya adalah “Pop Idol” yang tertulis sebagai buatannya, namun pada tahun 2003 diganti namanya menjadi “X Factor” dengan Simon Cowell menjabat sebagai produser eksekutif dan kreator.
Tuntutan Fuller adalah meminta keuntungan 10 persen dari acara tersebut, mencantumkan namanya sebagai produser eksekutif di deretan credit title, dan melarang Cowell untuk menyiarkan acara tersebut selama 5 tahun. Juru bicara Fuller mengatakan bahwa jalur hukum yang akhirnya naik ke media publik harus mereka lakukan karena penyelesaian di jalur pribadi nggak mendapat tanggapan positif dari pihak tertuntut.
Advertisement
"Mr. Fuller has prudently attempted to settle this matter privately but the other parties have refused to honour the original contract leaving him no other choice, but to pursue legal action," papar juru bicara untuk laki-laki yang mendalangi fashion dan lifestyle merchandise untuk David dan Victoria Beckham ini.
Sampai saat ini, pihak terkait yang sudah menyampaikan respon atas tuntutan Fuller, baru dari FreemantleMedia North America, dan itu pun mereka lepas tangan karena merasa persoalan credit title maupun pembagian keuntungan bukan urusan mereka.
“His suit seeks payment and credit as an executive producer despite his neither having been approved by the required parties, nor hired as such. We believe this lawsuit is without merit and we expect to prevail."