Apakah ketertarikan punya unsur kimia? Bisa jadi. Karena menurut para ilmuwan, ketertarikan di antara binatang yang berlainan jenis berhubungan erat dengan zat kimia yang disebut pheromone. Efek pheromone pada serangga juga pernah diteliti. Dalam beberapa eksperimen, pheromone bertanggungjawab atas komunikasi antara spesies dan koloni semut. Bau menyengat yang dikeluarkan sigung untuk mengusir musuh juga merupakan jenis lain dari pheromone. Beberapa spesies kera diketahui menggosokkan urin yang mengandung pheromone pada kaki “calon” pasangan untuk menarik perhatian.
Beberapa ilmuwan yakin kalau binatang (khususnya yang betina) seperti serangga dan mamalia mengeluarkan sinyal kimia untuk memberitahu jantan-nya kalau secara genetik mereka berbeda. Perbedaan genetik ini penting untuk melahirkan keturunan yang bisa bertahan hidup lebih lama. Industri parfum sudah lama menggunakan pheromone untuk meningkatkan daya tarik seksual lawan jenis. Binatang seperti paus dan rusa diburu untuk mendapatkan senyawa tersebut.
Advertisement
Belakangan, para ilmuwan mencari hubungan antara senyawa pheromone pada manusia dan memilih pasangan. Berbagai ilmu seperti biologi, kimia, genetik, dan psikologi mempunyai pendapat sendiri-sendiri. Sebagian ilmuwan berpendapat kalau pheromone tidak ada hubungannya dengan pemilihan lawan jenis atau ketertarikan seksual antara perempuan dan laki-laki. Tapi beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh para ilmuwan Swiss dari Universitas Bern yang dipimpin oleh Klaus Wedekin membuat banyak peneliti berpikir ulang.
Eksperimen yang dilakukan pada sekelompok perempuan mengendus kaus katun beberapa pria yang berbeda saat sedang ovulasi. Ternyata perempuan yang berbeda punya pilihan bau laki-laki yang berbeda, tapi memiliki kesamaan dengan unsur genetik yang dimiliki si perempuan tadi. Hal ini, sama seperti dengan serangga dan mamalia di atas, adalah untuk menyakinkan bahwa keturunan mereka nanti akan lebih baik dan lebih sehat. Tapi pilihan bau yang dikeluarkan laki-laki berhubungan dengan periode ovulasi kelompok perempuan tadi, jenis makanan yang disantap para laki-laki, parfum dan deodora, serta jenis kontrasepsi yang dipakai si perempuan.
Kalau ditanya apakah kepribadian berhubungan dengan ketertarikan seksual bagi perempuan, jawabannya; ya. Tapi begitu juga dengan persepsi atas kepribadian si laki-laki. Menurut riset yang dilakukan oleh Klohnen, E.C. tentang ketertarikan seksual dan kepribadian, rasa aman seseorang dan minimal persepsi tentang pasangannya merupakan faktor yang kuat. Artinya? Kita suka tipe kepribadian tertentu, yang membuat kita tertarik pada seseorang. Tapi selain kepribadian orang itu, yang hanya bisa dipastikan melalui interaksi selama beberapa waktu, persepsi kita pada si calon pasangan yang membuat kita tertarik padanya, regardless apakah dia benar-benar terbukti memiliki kepribadian yang kita duga.
Ini terbukti dari pernyataan yang sering kita dengar tentang sebuah hubungan yang gagal: “Ternyata dia nggak seperti yang aku sangka.”
Kita pasti pernah dengar kalau ketertarikan fisik adalah sebuah awal, atau faktor pembuka sebuah hubungan. Paling tidak di awal hubungan; tapi fisik saja tidak menjamin hubungan akan berhasil. Ketertarikan fisik yang membuat kita “ngeh” pada lawan jenis, tapi begitu kita lebih kenal dirinya, fisik hanya jadi nilai tambahan. Cara pandang, nilai, cita-cita, dan passion menjadi lebih signifikan dalam hubungan jangka panjang.
Jadi haruskan kita peduli pada tampilan luar? Sebagai perempuan, ya harus. Penampilan yang oke, tidak hanya untuk menarik perhatian lawan jenis, tapi juga untuk diri kita sendiri. Tapi jangan cuma fisik saja, kembangkan seluruh aspek diri; emosi, mental, dan spirit. Ketertarikan fisik hanya di awal. Ingat, ilmu biologi mempengaruhi kita untuk memilih pasangan dengan unsur genetik yang paling sehat dan cocok. Tapi dalam hal perasaan, coba tanyakan pada diri sendiri: apakah kamu pengen menghabiskan waktu dengan seseorang yang tidak merasa nyaman dengan dirinya sendiri? Rasanya tidak, kan? There is wisdom in knowing yourself: who you are, your beliefs, values, and dreams. Saat kita sehat dalam jiwa dan raga, ketertarikan menjadi sekedar “tambahan” dan bukan harga mati. Seperti riset Klohnen yang disebutkan di atas, rasa aman dan kenyamanan sangat berpengaruh, bahkan lebih dari sekedar tampilan luar.
What do you think, girls?