The Dirty Truth: Para ahli merekomendasi membuka sepatu saat berada di dalam rumah – sehingga racun yang berasal dari luar rumah nggak masuk ke dalam.
Kalau rajin mengikuti berita, kamu pasti pernah mendengar tentang bahaya yang mengancam kesehatan lewat botol minuman, produk perawatan atau kontainer makanan dan bahaya plastik, seperti disebut dalam artikel “Cancer From The Kitchen” yang dimuat di majalah Time. Bisa saja kita menutup mata dari berita and move on. Jadi haruskah kita kuatir?
Advertisement
Sangat. Terutama untuk perempuan. Salah satu alasannya, karena perempuan lebih mudah menyerap racun kedalam tubuh dibanding laki-laki. Tapi juga bagaimana zat-zat tersebut bereaksi di dalam tubuh. Para ilmuwan banyak menemukan kemungkinan ancaman resiko kesehatan dari beberapa zat umum. Dan temuan tersebut cukup mengejutkan: Banyak zat kimia yang ternyata mengganggu hormon perempuan dan sistem hormonal secara keseluruhan. Kenapa ini merupakan masalah? Karena pada dasarnya hormon nggak cuma bertanggungjawab untuk siklus menstruasi dan kesuburan; tapi juga pembawa pesan bagi seluruh sel tubuh kita untuk segala hal yang terjadi. Saat kamu makan untuk menambah energi tubuh, ada hormon yang memberitahu otak untuk berhenti makan dan meletakkan sendok. Saat sel telur sudah cukup matang, hormon yang bertanggungjawab untuk membuat ovarium melepaskan sel telur tersebut. Jika proses tersebut terganggu, pastinya akan timbul masalah.
Saat ini, para ilmuwan kuatir dengan BPA, phthalates dan tributyltin (TBT), yang bisa memasuki tubuh dengan berbagai cara – dari udara yang kita hirup, produk yang kita gunakan dan makanan yang kita santap. Dan menurut para ahli, zat-zat tersebut berbahaya karena mengganggu sinyal tubuh. “Bahkan saat kita hanya terekspos sedikit pada zat tersebut, bisa mengacaukan proses tubuh – seperti metabolisme, kesuburan dan sistem kekebalan,” jelas Laura Vandenberg, Ph.D., biologis Tufts University, Massachusetts.
“Banyak bukti yang sudah bisa dilihat – dan kredibilitasnya tinggi – dan cukup sebagai peringatan untuk menghindari zat kimia tersebut,” kata Pamela Peeke, M.D., professor Universitas Maryland dan pengarang Body for Life for Women. Dicurigai ada resiko kanker dan beberapa zat kimia juga diasosiasikan dengan masalah kesuburan, termasuk obesitas. Jadi, apakah kita tetap bisa hidup dengan aman in a world where chemicals are everywhere? Find out here.
Apakah Zat Kimia Membuat Kita Gemuk?
Banyak yang bilang kalau obesitas bisa diatasi jika kita nggak malas berolahraga dan berhenti terlalu banyak makan Big Mac. Diet dan olahraga memang pegang peranan penting bagi kesehatan dan berat badan, tapi ada satu kekurangan dalam teori ini: Selama lebih dari seperempat abad, angka obesitas bertambah sebanyak 74 persen – bukan bagi orang dewasa atau anak-anak, tapi balita. Bahkan, banyak bayi umur enam bulan yang lebih gemuk dibanding rata-rata bayi pada tahun 1980, di luar fakta berat lahir memang bertambah – temuan yang membuat para ilmuwan bertanya apakah zat kimia yang beredar di luaran membuat bayi lebih cepat bertambah berat setelah lahir. Bruce Blumberg, Ph.D., biologis di Universitas California sangat prihatin kalau beberapa zat kimia mempunyai peran signifikan akan naiknya angka obesitas sehingga dijuluki “obesogen.” “Belum lama ini, nggak ada yang percaya bahwa ada zat obesogen atau apapun, bisa membuat kita gemuk selain terlalu banyak makan,” jelasnya. Tapi menurut riset Blumberg, TBT, zat kimia yang digunakan antara lain untuk membuat plastik PVC dan disinfektan, menyebabkan tikus percobaan bertambah sel lemaknya. Dan saat Blumberg mengekspos tikus hamil ke zat kimia tersebut, anak tikus yang dilahirkan tumbuh 15 persen lebih gemuk dibanding dengan tikus yang tidak diekspos.
Ini baru riset yang dilakukan pada binatang, dan nggak ada yang tahu pasti seberapa banyak manusia terekspos TBT, karena belum pernah dilakukan tes secara langsung. Tapi tahun lalu, para ilmuwan di Universitas Albany, New York, menemukan banyak sisa TBT di setiap sample yang diambil dari debu dan kotoran rumah yang dianalisa.
BPA dan phthalates, zat kimia untuk membuat plastik fleksibel, bisa jadi juga mempengaruhi berat badanmu. Riset Universitas Boston menemukan kalau remaja perempuan dengan tingkat phthalate yang lebih tinggi pada urine mereka biasanya lebih tinggi BMI (Body Mass Index)-nya. Riset lain menunjukkan kalau orang-orang yang lebih terekpos pada kedua zat kimia tersebut lebih beresiko terkena diabetes. Tambahan lagi, BPA dan beberapa pestisida bisa mengganggu kemampuan tubuh untuk mengontrol gula darah dan rasa lapar – dua kunci untuk menguruskan tubuh. “Nggak diragukan lagi, zat kimia juga punya peranan dalam obesitas dan beberapa penyakit,” kata Richard Stahlhut, M.D., ilmuwan kesehatan lingkungan dari Universitas Rochester, New York. “Orang yang kelebihan berat badan seringkali terkena penyakit yang sebenarnya bukan karena masalah obesitas.”
Berita baiknya, beberapa ilmuwan berpendapat, kalau kita bisa saja menurunkan berat badan bukan dengan membuat diri kita kelaparan tapi dengan menghindari obesogen. Sementara saat meriset untuk bukunya The New American Diet, jurnalis Stephen Perrine bertanya pada 400 orang untuk mengurangi paparan obesogen selama enam minggu. “Mereka disarankan untuk menghindari makanan yang tinggi obesogen-nya, seperti makanan kaleng, dengan makanan yang lebih segar,” kata Stephen Perrine. Setelah enam minggu, para peserta berhasil turun, rata-rata, 7,5kg. Mengisi piring dengan sayuran (organik) hijau seperti bayam, yang tinggi kandungan folat, juga membantu, kata Perrine. Hasil riset Universitas Duke menyarankan kalau folat bisa melindungi tubuh dari efek BPA.
Apakah Zat Kimia Membuat Kita Sakit?
Para ahli kuatir bukan hanya karena efek campuran zat kimia tersebut terhadap lingkar pinggang – tapi bisa juga punya peranan pada beberapa penyakit yang paling kita takuti, seperti kanker, menurut riset dari Ana Soto, M.D., dan Carlos Sonnenshcein, M.D., biologis dari Universitas Tufts. Pada tahun 1989 mereka mempelajari efek estrogen pada perkembangan sel. Dalam eksperimen sebelumnya, ditemukan bahwa sel payudara bertambah hanya karena adanya estrogen. Tapi tiba-tiba, dalam satu eksperimen, sel-sel tersebut mulai bereproduksi tanpa estrogen. Darimana estrogen tersebut muncul? Ternyata, ada sebuah zat mirip estrogen yang mirip BPA, yang berasal dari tube plastik yang digunakan di lab.
Karena perkembangbiakan sel berlebih adalah tanda dari munculnya kanker, Dr. Soto memutuskan untuk menyelidiki bagaimana zat kimia yang bisa meniru estrogen tersebut – seperti pada tube plastik – bisa mempengaruhi resiko pertumbuhan kanker. Terlihat juga dari tikus yang terekspos BPA dari rahim punya resiko lebih tinggi untuk kanker payudara, dan beberapa riset lainnya sudah bisa mengaitkan BPA ke penyakit autoimmune pada binatang. “Walaupun berbeda, manusia dan tikus secara biologis mirip,” kata Philip Landrigan, M.D., dari Mount Sinai School of Medicine, New York. “Dan sejauh ini belum terbukti zat kimia karsinogen yang ditemukan pada binatang terbukti menyebabkan kanker pada manusia.” Cukup mengerikan – dan bukan sekedar fiksi. Para ilmuwan sudah melambaikan bendera merah tentang hubungan antara BPA dan sakit jantung.
Apakah Zat Kimia Membuat Kita Nggak Subur?
Saat kamu mendengar kata hormon, kamu mungkin berpikir tentang sistem reproduksimu – jadi bagaimana zat kimia seperti hormon akan berpengaruh? Patricia Hunt, Ph.D., ilmuwan reproduksi biologis dari Universitas Cleveland, mempelajari kenapa saat perempuan mulai berumur, kemungkinan untuk memiliki bayi dengan kromosom abnormal cukup tinggi. Dia membandingkan kualitas telur pada beberapa grup tikus. Ditemukan beberapa tikus yang memiliki abnormalitas pada sel telur-telur tikus tersebut. Ternyata sebabnya karena seorang pelajar magang pada lab tersebut menggunakan sabun yang berbeda untuk membersihkan kandang. Sabunnya merusak plastik tempat air, sehingga melepaskan BPA dan mengontaminasi air minum untuk para tikus tersebut. BPA, ternyata menyebabkan kelainan kromosom pada sel telur tikus. Menurut Hunt, BPA tersebut adalah zat kimia yang mudah terekspos pada kita, dan merusak proses produksi sel telur normal. Para ilmuwan dari Universitas California, San Fransisco menemukan hal yang sama: Perempuan yang sedang mengikuti program bayi tabung, jumlah sel telur yang bisa dibuahi turun sampai setengahnya, setiap level BPA dalam darah mereka bertambah.
How You Can Stay Safe
Jadi bagaimana fakta-fakta di atas mempengaruhimu – perempuan normal yang nggak berencana untuk mengubah gaya hidup secara drastis? Pertama, ingat saja walaupun sudah dibuktikan dalam beberapa riset, belum ada yang tahu dengan pasti resiko sebenarnya dari berbagai produk yang kita gunakan. Belum ditemukan data yang cukup untuk membuat evaluasi, karena ada sebagian kecil zat kimia yang nggak mempengaruhi kita. Para pengganggu endokrine tersebut hanya sebagian kecil hidup di lingkungan sekitar jika dibandingkan dengan hormon yang kita miliki.
Tapi banyak ahli yang nggak setuju, dan menganjurkan untuk melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir eksposur pada zat kimia tersebut. Memang kita dengan mudah bisa terekspos kalau makan makanan kaleng, jadi usahakan untuk mengurangi atau bahkan menghindari sama sekali. Berita baiknya adalah ada langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi paparan zat kimia berbahaya.
Berikut yang bisa kamu lakukan:
1. Makan sehat dan olahraga. Semakin sehat tubuhmu, semakin baik sistim kekebalan tubuhmu untuk bertahan melawan racun.
2. Beli bahan segar (tanpa packaging!), dan pilih makanan dalam wadah kaca atau beling bukannya kaleng. Lebih dari 10 riset telah mendeteksi kebocoran BPA dari kaleng metal ke dalam makanan. Terutama hindari membeli makanan mengandung asam dalam kaleng, seperti tomat misalnya, karena zat asam yang ada menarik zat kimia ke dalam makanan.
3. Jangan masukkan plastik ke dalam microwave. Beberapa jenis wadah penyimpan plastik mengandung BPA; dan panas bisa melepaskan zat kimia, sehingga bisa meracuni makanan. Tidak seperti makanan atau beberapa jenis kosmetik, sulit untuk mengetahui zat kimia apa yang ada di dalamnya. Untuk melihat apakah wadah plastik mengandung BPA atau tidak, periksa angka yang ada di bagian bawah. Hindari yang diawali dengan angka 7; karena biasanya mengandung BPA dan nggak boleh dipanaskan atau dicuci dengan air panas. Numbers 1, 2 and 5 are unlikely to contain BPA.
4. Usahakan untuk membeli versi organik dari makanan yang kulitnya bisa dimakan – misalnya apel, berries, sayuran hijau – untuk menghindari kandungan pestisida. Serta hindari makanan olahan.
5. Periksa keamanan produk kosmetik dan perawatan tubuh.
6. Kurangi produk pembersih dengan wewangian atau penyegar udara. Phthalates sering digunakan pada produk tersebut untuk membuat wangi bertahan lebih lama.
7. Lepaskan sepatu sebelum masuk rumah. Karena kamu bisa membawa berbagai macam kotoran masuk ke dalam rumah, seperti pestisida dan zat penyebab kanker lainnya.
Intinya: Harus proaktif. Jangan tunggu sampai terdengar kabar kalau ‘Ini beracun,’ ‘Itu berbahaya,’ karena biasanya sudah terjadi sesuatu. Sometimes simple steps can make a difference.