Musik di sini (Indonesia) nggak terlalu original menurutku, cenderung latah, apalagi aliran pop. Yang sukses secara komersial pasti akan diikuti oleh banyak band. It makes all bands’ sound and look almost the same. Memang ada sih, scene yang lebih indie atau segmented, sehingga masih ada band-band yang cukup orisinil. Makanya menurutku musik Indonesia ngebosenin, ketahuan fabricated banget, kelihatan banget sangat mengikuti pasar. Walaupun semacam Maliq and D’Essentials masih bagus menurutku. –Bunga, Lebak Bulus
Musik Indonesia aku lihat cenderung menjiplak. Karena, kadang aku melihat para musisi itu membawakan musik yang nggak sesuai dengan passion mereka. Dan, mereka jadi tidak kreatif dengan batasan komersil tersebut. Mungkin karena musik indie atau yang berbeda (nggak mainstream) biasanya hanya digemari oleh kalangan tertentu saja, padahal karya mereka yang sebenarnya original. -Dewi, Thamrin
Menurutku local mainstream menjiplak, sementara local indie sudah mulai ke arah creative envision, yang berarti tanda-tanda kemajuan sudah ada karena sudah ada orisinalitas. Itu alasannya aku lebih milih mendengarkan musik indie karena mulai dari penulisan lagu, packaging, sampai distribusi, sangat bagus. Meskipun indie masih bergerilya, tapi kemajuannya kelihatan. Musik mainstream lokal apa yang kudengar? Nothing. –Gibran, Pejaten
Advertisement
Bila ingin menemukan keorisinalan musik Indonesia lihatlah gamelan, karena musik yang ada sekarang sudah dipengaruhi dari berbagai sumber.Saya sendiri tidak akan mengatakan musik mainstream lokal sekarang banyak menjiplak, tapi lebih senang dengan istilah “mempunyai warna”. Musik Indonesia bila dilihat hanya dari cakupan kecil seperti dari acara-acara musik yang sekarang tren, memang akan gampang mencetuskan sebuah kesimpulan bahwa musik Indonesia semuanya sama, karena musik-musik yang tampil di sana banyak disetir oleh keperluan label musik. Namun, bila dilihat dari sudut yang lebih luas, musik Indonesia sebenarnya menawarkan warna. Coba saja lihat di Java Jazz atau ranah indie, musik lokal masih banyak yang bagus. Beberapa musik dari major label sebenarnya juga masih ada yang bagus kok. Saya pribadi untuk mainstream menyukai Netral , Nidjie, dan Peter Pan, karena mereka melakukan terobosan-terobosan hebat. Untuk indie, saya suka Endah ‘n Rhesa dan The Sigit.–Armand Maulana, vokalis Band GIGI
Musik mainstream lokal semakin sama saja bunyinya. Bukan berarti itu pasti menjiplak, tapi tidak begitu mudah untuk menemukan musik mainstream lokal yang tolerable menurut ukuranku. Semacam Sandhy Sondoro, Andien, Maliq and D’Essentials masih bisa kunikmati. Sesekali aku masih nyalain radio kok hahaha... –Primarita, Kemanggisan
Aku mengiyakan kalau musik mainstream lokal sekarang ini banyak yang menjiplak. Yang punya ciri khas tersendiri masih dipegang oleh musik indie. – Ima, Bangka
Sayangnya musik mainstream lokal makin ke sini semakin banyak yang menjiplak. Menurutku musik yang Indonesia banget tapi nggak murahan masih dipegang oleh Glen Fredly. Andien juga bagus. –Shirley, Pejompongan
Dengan semakin banyaknya musik populer Indonesia yang mirip secara chord maupun persis sama dengan karya musisi luar negeri, menurutku local mainstream didominasi oleh lagu jiplakan. –Inca, Serpong
Orisinalitas dalam dunia pop sebetulnya merupakan barang langka.Dan itu lumrah. Tiap era selalu ada jiplakan.Frau. -Denny Sakrie, Pengamat musik Indonesia