Interior khas Cina Peranakan restoran Dapur Babah tempat kami bertemu, membuat Dion membuka obrolan dengan cerita seputar Imlek.
“Imlek identik dengan ngumpul bareng keluarga.”
Advertisement
Nggak sembahyang di klenteng tapi masih ikut beberapa tradisi Imlek. Malam sebelum Imlek, sekeluarga berkumpul di rumah, makan-makan. Besoknya ke rumah saudara yang lebih tua untuk silaturahmi. Dasarnya sama saja seperti Lebaran atau Natal. Kalau dulu, waktu masih tinggal di Surabaya, pasti nyekar ke makam kakek dan nenek.
“Imlek bikin saya gemuk.”
Imlek bikin saya makan lebih banyak daripada biasanya. Saya pernah menyantap habis semua makanan yang disajikan. Ada sekitar 12 macam hidangan dan setiap hidangan saya bisa ambil sampai empat porsi. Dalam dua hari Imlek, saya bisa naik dua sampai tiga kilo. Makanan yang pasti ada kue keranjang. Dan cuma ada pas Imlek. Saya pernah liputan acara TV ke sebuah rumah yang spesial bikin kue keranjang buat Imlek, sebulan sebelumnya. Kalau nggak Imlek, mereka bikin kue-kue tradisional lain. Kue keranjang itu bentuknya bulat dan dasarnya sama aja dengan dodol. Cara makannya beda-beda, tergantung mau disantap kayak apa. Ada yang dipotong dan langsung dimakan. Ada yang dipotong-potong lalu dicelup ke tepung dan digoreng. Semuanya enak! Selain itu mie atau soun goreng dan sup misoa. Sup Misoa ini baru muncul pada saat Imlek. Katanya sih, biar panjang umur.
“Tradisi Imlek yang saya ingat, angpao, serba baru dan bersih-bersih.”
Sama kayak semua orang, kalau waktu kecil Imlek identik dengan angpao. Paling ditunggu. Tapi kalau sekarang udah nggak mengharap angpao lagi. Ada aturan khusus, yang harus memberikan angpao adalah yang sudah menikah ke yang belum menikah. Tradisi Imlek yang paling saya ingat juga adalah waktu malam tahun baru, dari ujung kaki sampai ujung rambut, semuanya harus baru. Kalau perlu potong rambut. Dan sehari sebelumnya harus bebersih rumah terutama menyapu, karena nggak boleh dilakukan pas Imlek. Satu lagi, bak mandi dan tempat beras harus diisi penuh. Itu sebagai simbolisasi harapan kita untuk memulai tahun baru dengan bersih dan rejeki terisi penuh.
Di sela menikmati es teh manis, Dion yang mengaku sudah punya pacar ini, membagi pandangannya soal perempuan, prinsip dan cita-cita.
“Perempuan harus smart.”
Perempuan Indonesia cara berpikirnya nggak kalah sama perempuan di belahan dunia mana pun. Bisa melakukan apa aja yang mereka inginkan. Malah sampai nggak gengsi lagi untuk menyatakan cinta duluan. Secara pribadi, saya justru nggak masalah. Karena saya tipe orang yang harus yakin dan menunggu sinyal yang jelas. Pada dasarnya saya agak pendiam dan pemalu, apalagi dengan orang yang baru kenal. Perempuan ideal buat saya harus yang smart dan bisa mengerti saya, dan sabar. Bisa dibilang saya cukup tinggi egonya dan nggak sering keluar rumah.
“Hal yang paling penting dalam hidup buat saya...”
Selain keluarga, karir dan prinsip hidup. Jadi orang itu harus punya prinsip yang jelas. Gampangnya seperti memilih mau belok kiri atau kanan, pasti ada resiko baik buruknya masing-masing. Apapun yang kita pilih, pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Jadi kalau saya sudah memilih sesuatu, harus berani juga terima resikonya. Dulu pernah dihadapkan pilihan mau berkarir di bank atau dunia entertainment. Waktu itu skripsi juga nggak beres-beres. Akhirnya saya memutuskan untuk serius di sini (entertainment). Walaupun awalnya ditentang sama keluarga, tapi setelah dijelaskan pelan-pelan dan terus menunjukkan kepada orangtua kalau saya serius. Orangtua kan lebih suka anaknya kerja serius (kantoran) dan jelas, nggak macam-macam.
“Sepuluh tahun ke depan saya akan...”
Nggak usah nunggu sepuluh tahun, tahun depan saja saya mikir mau ngapain. Saya sadar kalau pekerjaan ini agak sulit untuk bertahan lama. Makanya saya pengen banget punya back up plan yang serius. Mau ngapain? Mau usaha apa? Masih mencari yang cocok dan tepat dan harusnya sesuatu yang saya suka. Sempat terpikir untuk jualan sneakers, bahkan sampai punya toko sepatu khusus sneakers import dan limited edition. Awalnya sih, karena hobi dan koleksi.
Kami menutup obrolan dengan melakukan sesi foto. Sambil pamitan saya sempat bertanya...
“Satu hal yang Dion banget...”
Olahraga! Memang nggak ada satu cabang olahraga yang saya kuasai banget, tapi saya bisa berbagai macam jenis olahraga. Dari basket, tennis sampai segala macam beladiri.
Good looking, nggak pemalu (buktinya kami bisa ngobrol panjang) dan punya 5 buah tato yang tersembunyi di balik t-shirt dan jins-nya; that's Dion Wiyoko.
Wardrobe, Purana, Jl. Sindoro No. 16, Menteng, Jakarta Pusat.
Lokasi, Dapur Babah Elite, Jl. Veteran 1, No. 18-19, Jakarta Pusat. Tel: +62 21 3855653/70602256.