Sukses

Entertainment

Oprah, Old Versus New

oprah

Selama 24 tahun the Oprah Winfrey Show's sudah menjadi ritual bagi jutaan penonton, nggak cuma di Amerika tapi juga seluruh dunia. 1 Januari kemarin, Oprah launch saluran TV-nya sendiri, the Oprah Winfrey Network (OWN), dan bersiap untuk menyelesaikan show yang selama nyaris seperempat abad membuat dia menjadi salah satu, atau perempuan paling penting di dunia.

Ini merupakan resiko yang besar. Saat Oprah Winfrey Show's selesai beberapa bulan lagi, Oprah akan berdiri sendiri. Oprah pun mengakui kalau resiko ini cukup membuatnya terbangun di malam hari. Why the fuss? After all, it is just a TV show. Right?

Not quite. Menurut Richard Laermer, kritikus TV dari the Huffington Post dan penulis buku 2011: Trendspotting, “Oprah Winfrey is a god. She is a force of nature.” Ucapan tersebut memang nggak jadi hiperbola buat Oprah. Oprah is far more than a TV star. Dia menggunakan talk show-nya menjadi sumber bisnis media yang membuat dirinya menjadi  bilyuner. Nggak cuma show-nya, Harpo, rumah produksinya, juga sudah membuat banyak program TV dan film. Majalahnya O – dimana Oprah menjadi cover di setiap edisinya – sangat berpengaruh untuk para pembacanya dan terjual 2,4 juta kopi sebulan. Oprah punya perusahaan radio, website yang populer dan 4,6 juta follower di Twitter.

Pengaruh utama Oprah justru jauh dari bisnisnya. Terletak pada kekuatan brand-nya dan kesetiaan para pengikutnya. Oprah memiliki kekuasaan untuk membuat sukses siapapun atau apapun secara virtual. Seperti ibu peri dalam dunia nyata, dia bisa membuat sebuah buku jadi best-seller hanya dengan rekomendasinya. Atau sebuah produk – dress atau peralatan dapur – terjual dengan cepat kalau masuk ke dalam segmen acaranya. Banyak selebriti yang berhutang pada Oprah karena sudah membantu karir mereka, termasuk Dr Phil dan Rachael Ray.

Kemampuan ini sudah sangat diandalkan dan kekuatannya tidak diragukan sehingga mempunyai julukan tersendiri: the Oprah Effect. "If she endorses a product, millions of people buy it," kata Matt Eventoff, ahli strategi komunikasi dari Princeton Public Speaking. "Obama found it a game-changer to go on her show when he was just a senator."

Siapa yang sangka ini merupakan perjalanan yang jauh buat Oprah? Dia berasal dari keluarga miskin di Kosciusko, Mississippi. Pindah ke Milwaukee, dan terus merangkak. Mengalami kerasnya hidup saat diperkosa dan kehilangan bayinya saat hamil di umur 14 tahun. Tapi Oprah terus bertahan. Pindah ke Tennessee dan mendapatkan pekerjaan di radio. Nggak lama dia mendapat pekerjaan menjadi pembawa berita di TV lokal, kemudian pindah ke Chicago and began to conquer the world.

Rahasianya cukup simpel: kombinasi dari kerja keras yang menakjubkan, kemampuan untuk jadi tulus kepada penontonnya dan karisma yang luar biasa. Finally, there was also luck and perfect timing.

"It is being in the right place at the right time. She brought the black girlfriend experience to white Americans and they embraced it," kata Dr Juliet Walker, ahli sejarah masyarakat Afrika-Amerika dari University of Texas at Austin, who has taught a course on Oprah.

Hal tersebut menyentuh satu perdebatan tentang Oprah: efek dari ras-nya. Menurut Walker, Oprah yang keturunan kulit hitam dan sangat sukses nggak membantu mempermudah hubungan antar ras di Amerika. Banyak yang nggak setuju. Menurut mereka, kekaguman orang akan Oprah adalah pesan yang kuat dalam hal kesetaraan antar ras. Buktinya Oprah lebih memilih Obama dibanding Hillary Clinton, itu tanda kalau dia melihat ras-nya sebagai sesuatu yang penting, bahkan saat melawan jumlah demografi penontonnya yang lebih pro Clinton.

Sejujurnya, dari sisi para penggemar setia Oprah, ras-nya nggak penting. Mereka tertarik pada rasa empati dan kemampuannya untuk bisa membuka diri tentang masalah pribadinya. “Dia menunjukkan emosi sesungguhnya,” kata Laermer. “Saat dia menangis, saat merasa nggak enak, saat lelah, dia menunjukkan semuanya. People see real emotions.

Oprah menarik karena dia bukan seorang bintang film atau model yang mencari tempat to draw attention to herself, but a person who had seen the ups and downs of real life. Pendekatannya yang terbuka membuat dia bisa mengatasi masalah atau skandal yang mungkin kalau terjadi pada figur publik lainnya akan merusak nama.

Spekulasi tentang hubungannya dengan sang sahabat Gayle King, perseteruannya dengan penulis Jonathan Franzen dan James Frey, skandal seks di sekolahnya di Afrika Selatan, semuanya nggak merusak satu hal yang sangat dihargai Oprah: her brand.

Dan ini semua menjadi satu poin untuk Oprah berjalan sendiri. Persiapan yang sangat rapi dan ditata dengan brilyan. Majalahnya dengan pintar mengungkapkan kekuatirannya, tapi terlihat dan dikemas dalam satu tampilan bagaimana tentang perubahan itu terjadi pada hidup semua orang, semua perempuan. Dalam interview-nya dengan Barbara Walters, Oprah menangis saat membantah gosip lesbian dengan Gayle King.

Mengunjungi Australia untuk syuting beberapa episode dari seri terakhirnya: mungkin cuma salah satu cara untuk mengecek seberapa ‘besar’ dia di dunia luar. Dan kalau dilihat dari atensi press dan publik – the Sydney Opera House diganti nama menjadi the Oprah House saat merekam dua episode di sana, dan sekitar 350.000 orang muncul untuk menjadi penonton – it is very healthy.

Satu lagi pendekatan yang mengejutkan. The Oprah Winfrey Network, launching sementara TV show-nya masih berjalan. That is a wise move, membiarkan OWN untuk mengambil sedikit demi sedikit publisitas dari TV show-nya. Sedikit yang berpikir dia akan kehilangan penonton. "She has spent so long on her loyal base, I don't see her losing her influence at all," kata Eventoff. "They will follow her wherever she goes."

 

THE STORY OF O

1954 Lahir di Mississippi dari seorang penambang dan housemaid.

1968 Lari dari rumah.

1971 Memulai karir sebagai reporter radio lokal.

1978 Jadi host talk show pagi untuk WTVF-TV's People are Talking.

1983 Pindah ke Chicago untuk jadi host AM Chicago, yang kemudian diganti jadi The Oprah Winfrey Show.

1985 Mendapatkan nominasi Oskar untuk perannya sebagai Sofia di film garapan Steven Spielberg, The Colour Purple.

1986 The Oprah Winfrey Show memasuki sindikasi nasional dan menjadi talk show dengan rating tertinggi dalam sejarah.

1988 Menjadi perempuan pertama yang memiliki serta memproduksi TV talk show sendiri.

1991 Membuat the National Child Protection Act.

1993 Interview dengan Michael Jackson, disiarkan, reaches an audience of one hundred million.

1995 Menjadi perempuan pertama dan satu-satunya kulit hitam dalam daftar 400 orang terkaya the Forbes.

1996 Starts her on-air book club.

1998 One of the 100 most influential people of the 20th Century by Time.

2000 Edisi pertama majalah O.

2007 The Oprah Winfrey Leadership Academy for Girls opens in South Africa. Kampanye untuk Obama.

2009 Announces her intention to leave her chat show.

2011 Meluncurkan the Oprah Winfrey Network.

 

(Dari berbagai sumber.)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading