- Gunakan transportasi umum. Banyak yang memiliki kendaraan pribadi tapi kalau memikirkan tingkat kemacetan, polusi, harga perawatan mobil, harga bahan bakar, dan pajak, punya mobil jadi seperti beban bukan kemewahan. Alternatif yang mudah, gunakan transportasi umum seperti bis, kereta, dan lainnya. Tapi jika memang terpaksa coba buat sistem satu mobil untuk banyak orang, dan bukannya satu orang satu mobil untuk mengurangi efek polusi kendaraan bagi lingkungan.
- Beli bekas. Membeli barang bekas bisa mengurangi yang disebut carbon footprint, karena nggak ada rantai pengadaan barang. Jika sering dilakukan oleh banyak orang, these small contributions can make a huge difference. Selain itu, kita juga bisa mendapatkan uang tambahan dari barang pribadi yang sudah nggak terpakai lagi dengan mengadakan garage sale.
- Back to basics. Harga diaper nggak bisa dibilang murah. Mengapa sesuatu yang cuma sekali pakai bisa semahal itu? Pada jaman ibu dan nenek kita, popok kain jadi pilihan satu-satunya dan ramah lingkungan karena bisa digunakan berkali-kali. Kenapa nggak balik ke popok kain dan waslap? Selain itu bisa juga mengganti tisu dengan serbet atau saputangan. Kembali ke masa lalu kadang malah jadi lebih hemat serta eco-friendly.
- Sampai tetes penghabisan. Orangtua bisa mengajarkan hal penting pada anak yaitu berhemat. Barang seperti pasta gigi, sabun mandi dan shampoo bisa digunakan bersama. Sabun cair dan shampoo bisa ditambah dengan air agar lebih banyak. Produk-produk tersebut biasanya mengandung sodium lauret sulfat, zat yang menimbulkan busa; sehingga sedikit tambahan air nggak akan mempengaruhi kegunaannya. Jangan biasakan si kecil untuk mandi berendam, karena banyak menggunakan air! Hanya untuk saat tertentu saja. Biasakan si kecil agar bisa menghargai lingkungan sedari dini.
- Gunakan pembersih alami. Baking soda dan cuka bisa digunakan sebagai alat pencuci yang murah menggantikan sabun. Bisa juga menggunakan lemon untuk menghilangkan lemak. Kalau punya taman kecil, gunakan kopi atau ampas teh sebagai pupuk.
- Jadi veggie. Inflasi membuat harga bahan pangan menjadi naik, terutama daging. Apalagi peternakan sapi dan pemrosesan daging juga punya kontribusi tinggi pada jumlah sampah lingkungan. Perbanyak menyantap tempe, tahu dan kacang-kacangan sebagai alternatif protein.
- Mengunjungi tempat wisata lokal. Indonesia memiliki keindahan alam yang beragam dan bisa jadi tujuan wisata yang menarik. Biasakan anak untuk menghargai apa yang dimiliki negaranya. Berlibur ke luar negeri memang menyenangkan, tapi yang terpenting adalah bersenang-senang bersama keluarga, punya pengalaman tak terlupakan dan minim carbon footprint.
- Jangan berbelanja berlebihan. Salah satu sifat dasar manusia adalah belanja dan mengoleksi barang tertentu. Biasakan untuk berpikir sebelum membeli. Apakah kita memang perlu punya alat fitnes di rumah atau mesin pembuat kopi? Live simply. Setiap muncul keinginan membeli sesuatu yang nggak perlu, masukkan uang tersebut ke dalam celengan. Belanjakan di akhir tahun sebagai reward. We promise you’ll be the happier for it.
- Stop using plastic. Atau setidaknya kurangi. Biasakan membawa tas kain atau kotak penyimpan seperti Tupperware sebagai pengganti kantong plastik untuk menyimpan belanjaan. Bawa minum di botol bisa mengurangi sampai plastik botol air mineral. Membawa makanan dari rumah, mengurangi penggunaan plastik pembungkus dan sekaligus berhemat.
- Anything eco-friendly. Sebisa mungkin gunakan barang elektronik yang ramah lingkungan dan tidak boros listrik. Pastikan menggunakan listrik secukupnya serta memastikan pembuangan kendaraan bermotor kita nggak mengotori lingkungan. Print hanya bila perlu dan gunakan kedua sisi kertas. Minta tagihan dikirim lewat e-mail. Tidak usah mencetak bukti saat ke bank atau ATM. Aplikasikan sistem reduce, reuse, recycle pada setiap sisi kehidupan kita.