Dibesarkan dalam lingkungan yang sangat Kristiani dan terjauh dari pop culture apapun karena kedua orangtuanya berprofesi sebaga pendeta, tak ingin anaknya terkontaminasi dunia luar, justru membuat Katy Perry tumbuh sebagai gadis yang menyimpan mimpi untuk menjadi pop star sebesar Michael Jackson. Ketenarannya yang melesat selama kurang dari lima tahun, didukung dengan prestasinya tercatat dalam 53 tahun sejarah Billboard sebagai penyanyi solo perempuan pertama yang memiliki lima single nomor 1 di tangga lagu Billboard dalam satu album, “Teenage Dream”, setelah sebelumnya baru Jackson yang bisa seperti itu. Itu sedikit menjawab kenapa musisi yang terhitung “anak baru” seperti dirinya, layak percaya diri untuk membuat film dokumenter seperti yang Jackson pernah buat.
Tapi, bukan itu saja yang diperlihatkan Katy dalam tontonan full colours berformat 3 Dimensi ini, melainkan ia ingin membuktikan semangat bajanya untuk bersikap keras kepala dan tampil sebagai dirinya sendiri untuk bisa sukses di dunia showbizz penuh persaingan. Pernah gagal saat membuat album religi, lalu dituntut harus bisa membuat lagu bertema masa kini yang ia sendiri nggak tahu bagaimana itu bentuknya karena masa kecil dan remajanya terasing, Katy lalu bisa sukses membuat lagu bertema woman empowering seperti “I Kissed A Girl”, “Hot n Cold”, hingga “Part of Me”.
Memproduseri dan membayar sendiri pembuatan film ini, menegaskan bahwa memang Katy sendiri yang berinisiatif untuk membuka pintu kehidupan pribadi dan profesionalnya di belakang panggung kepada penggemarnya. Gaya panggungnya yang selalu dikondisikan seperti taman bermain yang menawarkan kebahagiaan dan keceriaan, membuat kita penggemarnya sedikit terkecoh bahwa kehidupan pribadinya di belakang pintu tertutup dan ketika lampu panggung telah dimatikan, sebenarnya sama saja dengan kebanyakan orang yang juga memiliki sisi terendah dan membuatnya menangis. Pertanyaan terbesar banyak orang tentang pernikahannya dengan Russel Brand kenapa harus berakhir dengan perceraian, tak dijawabnya secara gamblang, namun mampu membuat kita menyimpulkan sendiri bahwa rumor yang mengatakan Brand tak mendukung perkembangan karier Katy, benar adanya.
Advertisement
Lalu, kapan film ini bisa kita nikmati di layar bioskop Tanah Air? Nah, itu yang belum ada kejelasannya, karena untuk di kawasan Asia Tenggara seperti Singapura dan Malaysia saja, baru akan diputar pada minggu ketiga Agustus, entah kalau di Indonesia. Sementara itu, kita bisa menikmati sedikit keriaan film yang sudah meraup untung USD13 juta ini dengan sepotong trailer berikut ini. Semoga saja film ini segera sampai di layar lebar Indonesia. Enjoy!