“The Flowers of War” mengambil setting di tahun 1937 saat Nanjing menjadi garis depan dalam peperangan China melawan Jepang. Keadaan saat itu sangat chaos dan membahayakan para warga Nanjing, dimana pemerkosaan banyak terjadi yang dikenal dalam sejarah dengan nama peristiwa “Rape of Nanjing”. Itu sebabnya, para warga berbondong-bondong mencari tempat pengungsian dan memilih untuk berlindung di gereja, tempat John Miller (Christian Bale), seorang pendeta asal Amerika, berada. Sisi heroik Miller tergelitik untuk membantu dan bertarung sepenuh tenaga untuk menyelamatkan banyak orang.
Film ini diadaptasi dari novel terkenal karya Gelling Yan berjudul “13 Flowers of Nanjing” yang menceritakan betapa mencekamnya Nanjing pada masa itu. Melalui tangan Yimou yang terkenal dengan kepiawaiannya memadukan warna dalam karya sinemanya, “The Flowers of War” yang 40% dialognya menggunakan bahasa Inggris ini, menggambarkan dengan baik kisah sejarah ini dan mampu menyentil sisi drama dengan seimbang. Walaupun film ini tergolong dalam genre action dan sarat akan adegan peperangan yang kental unsur laki-lakinya, namun sebenarnya “The Flowers of War” adalah film yang sangat dekat dengan isu perempuan, karena berlatar belakang kisah sejarah pemerkosaan massal yang terjadi di Nanjing. Christian Bale yang menjadi aktor utama dalam film ini, menjadi penyelamat untuk para anak perempuan dan 13 pelacur, dimana terlihat dalam keaddan pelik seperti itu perempuan membutuhkan sosok penyelamat dan pelindung.
Perhatian utama pada film yang akan dirilis di Amerika Serikat pada akhir Desember 2011 ini, adalah besarnya bujet produksi sehingga menjadikan “The Flowers of War” sebagai film termahal dalam sejarah perfilman China. Rasanya ini memang pantas dimaklumi, karena Yimou dikenal sebagai sutradara yang nggak pernah tanggung-tanggung dalam memproduksi film. Film “Curse of The Golden Flower”, peraih Best Foreign Language Film di ajang Oscar 2006 yang juga merupakan karya Yimou, dulu menghabiskan berbujet USD45 juta yang pada saat itu menjadi film termahal. Kini, dengan keluarnya “The Flowers of War”, Yimou mengalahkan sendiri rekor yang dibuatnya. Bagaimana menurut kalian, Ladies? Apa Bale akan lebih bagus bermain di film Asia mengalahkan Tom Cruise di “Last Samurai”?
Advertisement