Fimela.com, Jakarta Produser film Wiro Sableng, Sheila Timothy menjadi salah satu pembicara di event XYZ Day 2018. Dalam segmen unboxing Box office Movie, Lala menjelaskan banyak hal yang dipersiapkan dalam produksi film Wiro Sableng.
Wiro Sableng berangkat dari karya fenomenal Tito Bastian pada era 60-an. Cerita silat ini sudah diadaptasi ke dalam berbagai bentuk karya lain. "Ini karya fenomenal. Banyak nama-nama karakter yang menarik di Wiro Sableng yang menggoda sekali. saya pikir saya rugi kalau nggak filmkan ini," ujar Sheila Timothy di SCTV Tower, Senayan, Jakpus, Rabu (25/4/2018).
Advertisement
BACA JUGA
Menggandeng Angga Dwimas Sasongko, Wiro Sableng harus diadaptasi dengan berbagai pertimbangan pelik agar bisa juga dinikmati oleh penonton kekinian. "Bukunya ditulis tahun 60-an. Untuk menjembatani penonton masa sekarang yang sekarang nggak baca kita mikir detail. Akhirnya kita pakai pendekatan fantasi dengan based nusantara. Jadi kita berharap secara visual bisa lebih dekat dengan penonton saat ini," kata Angga Dwimas.
"Kita disupport tim yang sangat luar biasa. Kita mendesain karakter baju tetap sesuai dengan buku tapi lebih kekinian, supaya lebih dekat ke penonton kekinian," imbuh Lala.
Soal pertarungan di film ini, Lala memastikan unsur budaya Indonesia tetap kental terasa karena basic bela diri yang digunakan adalah silat.
"Kita lebih senang menyebut pendekar daripada superhero yang memiliki dasar silat. Jadi semua gerakan laga pakai silat. Didukung Yayan Ruhian sebagai koreolaga dan Chan Manchin timnya Jacky Chan sebagai action director," terang Sheila Timothy di depan audience XYZ Day 2018.