Sukses

Entertainment

Eksklusif Nafa Urbach, Tak Umbar Keseksian di Kembang Kantil

Fimela.com, Jakarta Nafa Urbach yang selama ini dikenal sebagai penyanyi dan pemain sinetron melakoni akting pertamanya dalam film layar lebar, sekaligus pada genre horor. Debut tersebut dijalani Nafa Urbach lewat film berjudul Kembang Kantil. Memilih genre horor, tentunya ada pertimbangan yang dipikirkan oleh mantan istri Zack Lee itu.

***

Film horor Indonesia saat ini menurutnya sudah naik kelas dan berbeda dengan genre sejenis pada beberapa tahun sebelumnya. Kebangkitan genre horor terutama lewat Danur dan Pengabdi Setan memang tak dipungkiri telah terjadi. Usai ragam film komedi menjamur, film-film dengan cerita menegangkan dan menakutkan pun memulai bagiannya.

Namun berbeda dengan penggarapan film horor sekitar 7 atau 8 tahun lalu yang mengumbar aurat pemainnya, sekarang ini film-film horor lebih menonjol unsur seram dengan cerita yang lebih menarik.  "Iya betul, film horor kita sekarang beda, lebih utamakan kualitas," tutur Nafa Urbach saat menyambangi kantor Bintang.com, kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Nafa sendiri mengaku kerap mendapatkan tawaran main dalam film horor, bahkan semenjak lima tahun silam. Namun, pemilik nama lengkap Nafa Indria Urbach ini merasa kurang pas dengan waktu dan juga sisi cerita. "Kalau sekarang kan udah enak ya. Waktunya juga udah lebih leluasa dan lebih bebas karena kan sendiri," imbuhnya.

Lalu, apakah dirinya juga mendapatkan tawaran peran untuk memamerkan keseksiannya dalam film? Nafa tersenyum, lalu menampik dengan jawaban singkatnya. Ia mengaku tak pernah mendapatkan tawaran untuk buka-buka aurat. 

Bagaimanapun, Nafa merupakan wanita dengan imej seksi begitu kuat. Ia dikaruniai postur tubuh dan paras yang bisa membuat kaum Adam melirik cepat pada dirinya."Gak pernah diminta peran seksi banget ya. Tapi juga gak bisa ditutupin. Karena emang udah dari sananya begini," ujar Nafa Urbach.

Kepada Bintang.com, Nafa pun blak-blakan dengan kehidupannya saat ini yang sudah bisa bernafas lega. Ia tengah fokus dengan karir, bisnis, dan juga anak semata wayangnya dari pernikahan dengan Zack Lee.  Sebagai wanita sekaligus publik figur, Nafa Urbach juga punya goal tersendiri. Berikut petikan wawancara dengan pemain film Kembang Kantil ini.

Nafa Urbach Diet Keras di Film Pertama

Mendalami karakter dalam setiap peran di film mutlak dilakukan. Seperti halnya Nafa Urbach yang melakukan banyak referensi untuk perannya dalam film Kembang Kantil, produksi MD Pictures dan Dee Company. Nafa mengaku dalam film yang juga dibintangi oleh Irish Bella dan Kevin Kambey tersebut berperan sebagai seorang yang memiliki karakter misterius.

Apa peran kamu dalam Kembang Kantil?

Aku sebagai Siska, istri dari Anton. Mereka berdua ngggak punya anak, dan akhirnya mengadopsi anak dari panti asuhan. Lalu anak yang diadposi ini ternyata mempunyai perjanjian dengan iblis. Sebenernya Anton dan Siska sudah tahu soal itu.

Lalu apa yang terjadi?

Ya, karena ada kepentingan personal, kekayaan, dan kesuksesan, Siska dan Anto nggak mempedulikan hal itu. Tapi semakin lama, mulai terjadi keanehan yang terjadi di rumah semenjak kedatangan anak ini. Siska merupakan sosok peran yang misterius. Dia dari yang baik tiba-tiba menjadi antagonis. Parah banget gitu twistnya.

Ada kesulitan selama syuting?

Kebetulan passion aku di film itu kan sejak kecil. Untuk dalami peran itu langsung bayangin seperti apa karakternya. Aku juga diskusi sama penulis dan sutradara, jadi kayak ada bayangan gimana jadi orang psycho. Dan selama syuting ternyata berjalan cukup lancar.

Ada referensi dalam mendalami peran di Kembang Kantil?

Ya itu, aku ka hobi nonton dan baca buku juga, jadi cari referensi yang pas.Aku suka banget sama aktingnya Charlize Theron. Pas aktingnya dia psycho juga ya. Banyak ya (referensi) sebenarnya, tapi aku suka lupa judul-judulnya. Yang jelas aku jadi punya banyak masukan.

Ini film layar lebar pertama, sekaligus horor pertama?

Iya. Karena sebenarnya sudah dari lima tahun lalu banyak banget tawaran film dan paling banyak itu tawaran film horor. Sampai di tahun ini baru aku ambil tawarannya. Jadi ya udah, hype nya lagi horor, daya jual juga lagi bagus. Daripada nggak diambil, aku nggak bakal syuting-syuting dong, hahaha.

Apa karena dulu disuruh tampil seksi, jadi ditolak?

Gak sih, gak disuruh adegan seksi, udah seksi dari sananya, hehehe. Ya nggak bisa ditutupin, memang udah begitu ya. Aku nolak tawaran lebih karena ketika itu waktunya belum banyak dan belum pas. Terus masih ada masalah yang kemarin itu, jadi nggak bisa konsentrasi. Kalau sekarang memang momennya sudah pas. 

Apa karena sekarang film horor sudah naik kelas?

Iya betul. Jaman dulu kan film horor banyak esek-eseknya. Kalau sekarang nggak ada. Dan juga kalau sekarang kan udah lepas semuanya, karir atau kerja nggak ada beban, lebih enak aja untuk ngatur waktu seperti aktivitas nyanyi aku, juga dunia akting aku.

Anak jadi pertimbangan ambil job?

Iya. Dia kan udah beranjak besar. Juga karena masih susah ditinggalin ya. Cuman kali ini lebih gampang minta ijin ke dia. Tapi kalau hari Jumat, Sabtu, Minggu, aku kasih waktu buat dia.

Benarkah kamu diet keras untuk film ini?

Aku tuh orangnya rempong. Pas waktu nggak syuting makan banyak. Makanya pas ada syuting langsung diet segala macam. Jadi pas syuting itu satu lokasi ngejagain makan aku, nggak boleh makan yang ngaco dan lumayan turun sampai 4 kg. Aku juga latihan Muay Thai, yang sudah tiga tahun lebih aku jalanin.

Target Nafa Urbach Sebagai Wanita dan Artis

Ketika banyak selebritis yang memilih untuk tampil mewah, Nafa Urbach memilih sederhana. Wanita kelahiran 37 tahun lalu ini tak mau tampil blink-blink dengan segala perhiasannya, Nafa Urbach justru tampil apa adanya. Ia menganggap sebagai publik figur akan memberikan contoh kepada masyarakat luas.

Apa target Nafa Urbach di bidang hiburan?

Aku pengin film pertama aku, Kembang Kantil, diterima masyarakat. Saat ini aku pengen berkarir dulu. Konsentrasi di nyanyi, akting, bisnis, dan ngurus anak aja. Aku gak punya target mesti punya pendamping, pacar. Lagi asik-asiknya sendiri. Lepas dari hal yang melelahkan kemarin.

Apa merasa trauma?

Kalau trauma sih gak, enjoy aja sendiri. Kayaknya lebih punya waktu. Lebih punya konsentrasi dalam bekerja. Takutnya nanti kalau pacaran malah baper-baperan. Belum lagi perasaan, sakit hati. Aduhh, nanti dulu deh.

Benarkah Nafa Urbach menutup diri?

Wah, nggak lah, aku juga masih nanggep-nanggepin. Cuman buat lucu-lucuan aja. Paling nanya udah makan belum, dan lainnya, seru-seruan aja.

Pengin dapat pasangan artis lagi atau pilih pengusaha? Atau sudah ada yang pedekate?

Yang nyaman aja sih. Aku sih nyarinya yang nyaman. Kalau gak merasa nyaman buat apa. Kalau uang kan aku bersyukur bisa nyari sendiri, punya bisnis juga. Aku juga bukan tipikal perempuan yang harus beli barang branded seminggu sekali. Atau harus ganti berlian. Jadi gak perlu lah ke luar negeri beberapa kali.

Seperti apa aplikasi semangat Kartini di era modern?

Buat aku perempuan itu adalah leher dari laki-laki ya. Istilahnya dia punya pondasi yang sangat kuat. Perempuan itu kuat, bisa mandiri, dan punya multitask juga. Aku harap perempuan Indonesia di tahun mendatang bisa bijak dalam berpikir. Gak kepancing sama hal-hal yang hoax, dan lainnya.

Kan banyak sekarang unggahan yang gak benar, dan memberikan contoh kepada perempuan yang gak benar. Saya pengen perempuan Indonesia itu lebih pakai nalar dari hati.

Apa karena banyak yang percaya dengan semua hal di sosmed?

Bisa juga. Contohnya perlakuan terhadap orang ketiga. Saya tidak bilang pelakor, itu terlalu ekstrim. Satu ngejambak, satunya lempar uang dan lain lain. Akhirnya main hakim sendiri. Secara tidak langsung itu berikan contoh kepada masyarakat untuk melakukan hal yang sama.

Tanpa sebelumnya mereka duduk bertiga, dan bicarakan hal itu. Atau kalau mereka punya guru spiritual, mereka panggil untuk konsultasi. Untuk berikan solusi yang baik, bagaimana sebagai manusia untuk bersikap. Pada kasus seperti itu, ada netizen yang merespon secara benar, tapi ada juga yang menanggapi seru juga kalau lakukan hal yang sama. Akhirnya kayak nyambung, dicontoh. Itu seperti benang, nyambung terus.

Apa efeknya ke generasi sekarang?

Sangat mengerikan kalau generasi setelah kita mencontoh. Jadinya rusak lah generasinya. Sebagai publik figur, saya gunakan popularitas bukan untuk kepentingan saya sendiri. Pengen hidup saya bisa memberikan manfaat ke orang lain. Saya lebih memilih hidup sederhana, gak mewah. Bagaimanapun ketika seorang dijadikan idola, dia akan banyak ditiru, baik cara hidupnya, apa yang dipakai, akan terus berusaha dijiplak. Tiba-tiba saya terbersit akan ambil langkah berbeda dari yang orang lain tempuh. 

Bagaimana dengan imej perempuan di dapur dan kasur?

Hal yang seperti itu masih banyak terjadi. Saya punya pembantu, pas seluruh keluarganya datang, kita ngobrol. Orangtuanya ternyata punya anak 7, dua anaknya meninggal, dan mereka gak ikut KB.

Bicara tentang cita-cita anak, dia bilang umur 16 tahun harus menikah. Buat saya itu pemikiran yang salah. Dimana ketika dia memberikan anaknya ke orang lain tanpa penghasilan, pondasi. Akan menghancurkan hidupnya. Tapi buat orang kampung, yang penting gak malu.

Jadi, perempuan harus seperti apa?

Pengen ubah pemikiran yang kurang baik. Buat saya, perempuan harus punya goal dalam hidupnya. Jangan seperti, lo udah gede, lo cari orang kaya lalu nikah. Ongkang-ongkang kaki, NO. Kalian perempuan harus belajar, bekerja, dan sukses secara pribadi.

Nafa Urbach memang seperti satu paket kebaikan. Selain postur fisik yang demikian menawan, ia juga memiliki hati selembut sutera. Pemain film Kembang Kantil ini pun berusaha memanfaatkan popularitasnya untuk memberikan pengajaran serta pelajaran bagi masyarakat dengan tindak-tanduk positif.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading