Fimela.com, Jakarta Film The Gift menjadi film personal bagi Hanung Bramantyo karena ia diberikan kebebasan dalam penggarapannya. Anirudhya Mitra dan Rodney Vincent dari Seven Sunday Films selaku produser pun memberikan keleluasaan.
"Sepanjang karir baru bikin film seperti ini. Sebetulnya pak Anirud datang, present sebuah cerita. Saya langsung jatuh cinta. Bilang sesuai gaya saya, ga ada intervensi. Dengan tegas saya bilang seperti itu," ujarnya di XXI Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (17/4/2018).
Hanung diberikan kebebasan dalam menentukan pemain. "Saya diberikan kebebasan menentukan pemain. Saya bilang, pak Anirud saya akan buat film ini dengan gaya saya sendiri. Kalau mau, ayo kita bikin film. Kalau nggak, nggak usah," kata Hanung Bramantyo.
Advertisement
BACA JUGA
Tak tanggung-tanggung, suami dari Zaskia Mecca itu mengajak sejumlah aktor dan aktris ternama untuk terlibat di dalam film The Gift, seperti Reza Rahadia, Ayushita Nugraha, Dion Wiyoko, dan Christine Hakim.
"Saya diberikan kerbebasan dan kemerdakaan di film ini. Saya nggak akan bicara banyak soal filmnya, karena film ini sangat personal buat saya," kata Hanung Bramantyo.
Advertisement
Reza Rahadian
Selain itu, Hanung mempunyai alasan tersendiri mengajak Reza Rahadian untuk menjadi pemeran utama di film The Gift. Bersama Reza, Hanung mengaku tumbuh besar di industri perfilman nasional.
"Kenapa harus Reza? Saya besar bareng sama Reza kok. Istilahnya, warna pantatnya Reza saya juga tahu. Saya ingin bekerjasa sama dengan orang yang mau diajak berkeluarga," tandas Hanung Bramantyo.
Kebebasan Angle
Dalam film ini Reza berperan sebagai Harun, seorang tuna netra yang memiliki kontrakan. Tiana (Ayushita), seorang novelis, kemudian memprotes Harun karena merasa terusik dengan suara musik yang terlalu keras. Tiana baru menyadari bahwa Harun adalah seorang yang menutup diri dari dunia luar.
Seiring berjalannya waktu, Harun yang keras kepala akhirnya membuka diri dan terlibat kisah kasih dengan Tiana. Banyak sekali kejadian yang menghantarkan pada perjalanan akan pengorbanan dan keterbatasan manusia.
Sementara pengambilan gambar dilakukan di dua tempat yaitu Yogyakarta dan Menara Pisa, Italia. Alur cerita sendiri dibilang unpredictable. "Disini saya juga diberikan kebebasan tentukan angle," tutur Hanung Bramantyo.
Reporter: Fikri Alfi Rosyadi/KapanLagi.com