Fimela.com, Jakarta Salah satu film Indonesia yang tayang mulai hari ini, 12 April 2018, adalah Reuni yang disutradarai sekaligus dibintangi Soleh Solihun. Soleh yang juga jadi salah seorang penulis naskah, kali ini ini berduet dengan Monty Tiwa sebagaii sutradara dalam film yang diproduksi Rapi Films tersebut.
Sederet artis didaulat menjadi pemeran dalam film bergenre horor komedi tersebut. Di antaranya adalah Ayushita, Tora Sudiro, Dinda Kanya Dewi, Fanny Fabriana, Surya Saputra, Cassandra Lee dan Verdi Solaiman. Reuni Z berkisah tentang sebuah reuni SMA yang harus berakhir mengerikan karena infeksi yang diderita tim cheerleaders yang tampil mengisi acara.
Advertisement
BACA JUGA
Mereka menjadi zombie dan menyerang para peserta reuni.Soleh Solihun mengakui inspirasi terbesar dalam membuat film Reuni Z adalah dari film Shaun of the Dead yang disutradarai oleh Edgar Wright.
“Saya juga dari dulu suka membayangkan membuat film tentang zombie. Lalu digabungkan dengan ide reuni sekolah yang awalnya jadi ajang kangen dan bernostalgia, tiba-tiba diserang kawanan zombie,” ucap Soleh Solihun saat bertandang ke redaksi Bintang.com di Jakarta Pusat, Kamis (12/4/2018).
Film yang menampilkan banyak figuran ini juga menampilkan beragam karakter yang unik. Seperti karakter Marina yang diperankan Dinda Kanya Dewi yang seorang transgender.
Advertisement
Reuni Z Lucu dan Seru
“Ini karakter yang menarik, pokoknya Marina ini yang bikin film Reuni Z jadi lebih ramai dan kocak. Aku baru kali ini bawain peran transgender dan rasanya seru banget,” tutur Dinda Kanya Dewi.
Sedangkan pemain lainnya, Cassandra Lee yang berperan sebagai Prilly juga mengaku antusias bermain di Reuni Z. “Senang banget bisa main di film ini, rasanya seru dan banyak dapat pengalaman. Kayaknya pengen ketawa melulu selama syuting,” timpal cewek yang akrab disapa Cassie ini.
Meski menampilkan sosok zombie yang identik dengan Hollywood, zombie yang ditampilkan di Reuni Z justru sangat terasa nuansa Indonesia. “Jadi kenapa bisa ada begitu banyak zombie di film ini, penyebabnya sangat khas Indonesia, ada unsur budaya lokal, kearifan lokal. Kalau mau tahu jawabannya, tonton aja filmnya,” ucap Soleh Solihun.